Sejak didirikan pada tahun 1972, Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat (PKPM, d/h Pusat Penelitian Atma Jaya) telah menjadi saksi berbagai perubahan sosial-ekonomi-politik yang terjadi di negara kita, khususnya yang terjadi di ibukota Jakarta. Sebagai satu unit penelitian kecil yang bertanggung jawab langsung kepada Yayasan Atma Jaya pada waktu itu, PKPM berkembang menjadi sebuah pusat kajian yang dapat dipercaya melakukan berbagai penelitian di bidang sosial dan menjadi sumber informasi handal bagi pemerintah dan khususnya Gereja Katolik Indonesia Dalam mengemban misinya, PKPM menunjukkan keberpihakan kepada kelompok yang kurang beruntung dan tertindas. Sikap ini diwujudkan dengan beragam kajian dan kegiatan penelitian aksi yang difokuskan pada permasalahan sosial daerah perkotaan, seperti isu anak yang membutuhkan perlindungan khusus, kesehatan reproduksi dan seksualitas(remaja khususnya), pendidikan dan pembelajaran, kependudukan dan ketenagakerjaan, serta isu gender.
Pusat kajian yang unggul dalam penelitian sosial yang berkontribusi pada pembangunan masyarakat berkelanjutan, pemecahan masalah kemanusiaan, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.
PKPM didukung oleh 17 staf peneliti purnawaktu dari berbagai disiplin ilmu: psikologi, sosiologi, antropologi, hukum, pendidikan, ekonomi, kesehatan masyarakat, demografi, kajian lingkungan komunikasi, kajian jender, dan statistik. Dengan kebeagaman latar belakang pendidikan staf peneliti, PKPM mengembangkan pendekatan kajian multi disiplin yang partisipatif sehingga dapat dicapai satu hasil yang optimal. Pendekatan semacam ini menjamin keberlangsungan program aksi yang dikembangkan, karena secara langsung mengajak kelompok sasaran telibat sejak tahap perencanaan. Selain itu, pendekatan ini pun menjadi ajang "pendewasaan" staf peneliti yang dituntut terampil menghadapi situasi kehidupan narasumber/informannya. Keberadaannya dalam universitas juga memudahkan PKPM bekerja sama dengan pakar dari universitas lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Saat ini, PKPM menjadi bagian dari jaringan kerja sama lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, baik ditingkat nasional maupun internasional, seperti Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi, Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik. Selain itu, PKPM bekerja sama dengan sedikitnya 35 LSM yang aktif melakukan pendampingan kepada anak (yang membutuhkan perlindungan) dan yang bergerak di bidang pencegahan penyebaran PMS dan HIV/AIDS, di Jawa, sumatera, Batam, Ambon, NTT dan Sulawesi. Berbagai penelitian yang dilakukan PKPM selama ini didukung oleh lembaga internasional seperti AusAid, USAID, UNFPA, UNESCO, UNICEF, WHO, ILO, UNAIDS, CIDA, Pemerintah Kerajaan Belanda, Ford Foundation, Population Council, Plan International, Save the Children, Global Alliance for Workers and Communities.
PKPM mempunyai perpustakaan khusus dalam bidang ilmu sosial yang terbuka untuk umum. Koleksinya terdiri atas 60.000 judul buku, laporan penelitian dan monografi. Perpustakaan ini juga dilengkapi dengan koleksi arsip dan sejarah unik tentang Indonesia sebelum zaman kemerdekaan. Publikasi lengkap dari beberapa badan dunia juga tersimpan di sini: Bank Dunia, WHO, UnCTAD, SALUS, dan Pusat Studi tentang Gerakan Keagamaan Baru dalam Masyarakat Sederhana (New Religious Movements in Primal Societies). Sebuah studi teknologi pendidikan melengkapi fasilitas yang disediakan PKPM sejak tahun 1983. Studio ini dilengkapi dengan peralatan CCTV hitam putih, ruang rekaman kedap suara, alat perekam video portable berwarna, dan mesin editing semi profesional. Dengan peralatan seperti ini, studio telah menghasilkan bahan pengajaran audio visual (film video, slide dan foto) dan film "dokumenter" penelitian/kajian tentang anak. Pelatihan wawancara, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan micro-teaching dapat pula diselenggarakan dalam studio ini. Selain itu, sejak tahun 1980-an PKPM diberi mandat oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) untuk mengumpulkan data tentang perkembangan Gereja Katolik di Indonesia. Data-data lengkap disertai dengan analisis singkat disajikan setiap tahun dan digunakan sebagai bahan kajian bagi keuskupan maupun pihak lain yang membutuhkannya. Pada tahun 1995, PKPM dengan bantuan 17 LSM "anak", berhasil mengembangkan database pekerja anak dan anak jalanan. Kemudian, pada tahun 1998/1999, ADB memberikan kepercayaan kepada PKPM untuk mengembangkan database pekerja anak dan evaluasi pelayanan rumah singgah yang sudah dikembangkan pemerintah selama ini.
Sejak tahun 1980-an PKPM
diberi mandat oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) untuk mengumpulkan
data tentang perkembangan Gereja Katolik di Indonesia. Data-data lengkap
disertai dengan analisis singkat disajikan setiap tahun dan digunakan sebagai
bahan kajian bagi keuskupan maupun pihak lain yang membutuhkannya. Pada tahun
1995, PKPM dengan bantuan 17 LSM "anak", berhasil mengembangkan
database pekerja anak dan anak jalanan. Kemudian, pada tahun 1998/1999, ADB
memberikan kepercayaan kepada PKPM untuk mengembangkan database pekerja anak
dan evaluasi pelayanan rumah singgah yang sudah dikembangkan pemerintah selama
ini.
Dalam melakukan
kegiatannya, PKPM juga mengembangkan kemitraan dengan berbagai lembaga
pemerintah dan non-pemerintah. di tingkat nasional maupun internasional. sampai
saaat ini berbagai kegiatan penelitian telah dilakukan diantaranya bekerja sama
dengan ADB, World Bank, AusAid, US embassy, USAID, UNFPA, UNESCO, UNICEF, ILO,
UNAIDS, CIDA, DFTAD, Pemerintah Kerajaan Belanda, New Zealand, Ford Foundation,
Population Council, Plan International, Save the Children, AGI, Global Alliance
for Workers dan Communities. Keanggotaanya dalam APTIK (Asosiasi Perguruan
Tinggi Katolik) memudahkan PKPM membuka jaringan kerjasama dengan Unika di
seluruh wilayah/propinsi di Indonesia. PKPM juga yakin bahwa pendekatan
partisipatif kepada kelompok sasaran dapat menjamin keberlangsungan program
aksi yang dikembangkan. Dengan pendekatan ini kelompok sasaran secara langsung
dilibatkan dalam setiap tahapan mulai dari tahap perencanaan.