ASK
ME

REGISTER
NOW

Pengembangan Model Pendidikan Multikultural untuk Anak Usia Sekolah - Panduan Untuk Guru

2/27/2007 12:00:00 AM


Penulis/Peneliti : Murniati Agustian, Maria G da Cunha, M.Tri Warmiyati DW., Syarief Darmoyo

Tahun : 2006

Masyarakat Ngara Kesatuan Republik (NKRI) terdiri atas berbagai suku bangsa dan setiap suku bangsa berbeda dalam banyak hal dengan suku bangsa lainnya. Adanya berbagai perbedaan tidak hanya memberikan keunikan yang menarik yang dapat dibanggakan, namun di pihak lain dapat menimbulkan berbagai konflik. Dengan munculnya konflik besar di Indonesia seperti di Ambon, Poso, Aceh, Papua, dan konflik-konflik lainnya semakin dirasakan bahwa perlu ada cara untuk membekali anak-anak sebagai penerus bangsa untuk menghambat terjadinya konflik dan menjaga kesatuan NKRI.

Salah satu cara yang tepat untuk menjaga kesatuan NKRI adalah melalui pendidikan multikultural pada anak-anak sekolah dasar (SD) dengan menggunakan Seri Pustaka Anak Nusantara (Seri PAN) yaitu film semi dokumenter dalam bentuk VCD yang dilengkapi buku narasi dan aktivitas anak. Seri PAN ini merupakan salah satu bentuk materi pembelajaran untuk pendidikan multikultural hasil kerja sama VISI ANAK BANGSA dengan INDOFOOD dan DIAN RAKYAT.

Bila ditelaah secara mendalam, seri PAN ini sebenarnya sangat baik untuk mengantisipasi masalah-masalah pertikaian yang mengancam persatuan dan kesatuan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, misalnya: masalah pertikaian antar etnis, pertikaian agama, dan pertikaian ras. Seri PAN dapat digunakan untuk tujuan mendukung agenda negara ksatuan RI (NKRI) yaitu menjaga keutuhan bangsa dan negara, dengan cara memberikan pengenalan dan pemahaman tentang wilayah Indonesia, budaya masyarakat Indonesia yang sangat beragam dan berbeda kepada anak-anak bangsa ini. Dengan pengenalan dan pemahaman yang baik akan tumbuh rasa kebanggaan terhadap keragaman dan perbedaan yang ada sebagai kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti kata pepatah ‘tak kenal maka tak sayang‘. Pemahaman ini sangat perlu diberikan kepada generasi muda terutama pada anak usia sekolah dasar agar kesalahan ang dilakukan oleh orang dewasa tidak terulang pada mereka.

Pengembangan model pendidikan multikulturalisme yan dirancang melibatkan delapan sekolah. Pada putaran pertama dilaksanakan di dua sekolah yaitu Sekolah Dasar Negri Lebak Bulus 06 Pagi, jalan Gunung Balong Lebak Bulus Cilandak, Jakarta Selatan dan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat Ibtidaiyah jalan Ibnu Taimia IV Komplek UIN Syarief Hidayatullah, Ciputat Tangerang. Kemudian putaran kedua dilakukan di dua sekolah yaitu SDN Kenari 07 Jakarta Pusat dan SD St. Andreas Jakarta Barat. Akhirnya putaran keempat diadakan di dua sekolah yakni SDN Sunter Agung 03 Jakarta Utara dan SD Ananda Bekasi.

ISBN: 979-8827-49-X