ASK
ME

REGISTER
NOW

Refleksi 50 Tahun Kiprah Yayasan Prayoga Padang

9/14/2012 12:00:00 AM

Tim Peneliti:

Clara R. P. Ajisuksmo

Edward Theodorus

 

Yayasan Prayoga adalah sebuah yayasan di bawah naungan Keuskupan Padang yang bergerak di bidang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Yayasan Prayoga didirikan pada tanggal 26 Maret 1962 (catatan: sementara ada sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Prayoga sudah berdiri pada tahun 1888. Jadi usia Yayasan Prayoga lebih muda daripada beberapa lembaga pendidikan yang dinaunginya). Visi Yayasan Prayoga adalah “mencerdaskan dan memerdekakan manusia secara utuh sesuai dengan citra dan harapan Sang Pencipta”. Sedangkan misinya adalah “menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal dalam dan melalui setiap unsur pelayanan pendidikan, serta membantu dan mendorong individu dalam membentuk dirinya, hingga mampu meraih kepenuhan hidupnya sebagai manusia yang utuh paripurna”. Di bawah naungan Yayasan Prayoga Padang, ada duapuluh delapan (28) lembaga pendidikan, yang terdiri dari tujuh (7) Taman Kanak-Kanak, tiga belas (13) Sekolah Dasar, empat (4) Sekolah Menengah Pertama, dua (2) Sekolah Menengah Atas, dan dua (2) perguruan tinggi, yang berlokasi di Padang, Sawah Lunto, Pasaman, dan Kabupaten Mentawai.

 

Pada tahun 2012 ini Yayasan Prayoga Padang merayakan Pesta Emas 50 tahun berkarya di Keuskupan Padang. Atas inisiatif pengelola yayasan, kesempatan ini digunakan untuk mengadakan refleksi atas situasi dan kondisi yayasan serta lembaga pendidikan yang berada di bawah naungannya. Selama ini memang banyak prestasi yang sudah dicapai oleh lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Prayoga (Misalnya: SD Setia Air Tawar dua kali juara I Paduan Suara TK Kota Padang; SD Setia Juara II Lomba Matematika Tingkat Kecamatan; SD Setia Juara I nilai UN Tingkat Kecamatan, dsb.) Di sisi lain, juga ada situasi dan kondisi yang dirasakan kurang memuaskan bagi kebanyakan pihak di bawah naungan Yayasan Prayoga (Misalnya, sistem dan prosedur tetap dalam manajemen yang tidak jelas, kepemimpinan yang tidak tegas, tidak visioner dan tidak kekeluargaan, komunikasi yang otoriter, diskriminasi dan perlakuan yang tidak menyenangkan, dsb.) Situasi dan kondisi yang tidak memuasakan tersebut, sudah seharusnya ditanggapi dengan cepat dan baik agar tidak melunturkan nilai-nilai luhur, merenggangkan hubungan antarpribadi, membuat lemah komunikasi, meredupkan atmosfer kependidikan dan menurunkan semangat para pendidik, menumbuhkan perasaan diperlakkan tidak adil dan diskriminatif dari pihak-pihak tertentu yang pada akhirnya akan memberikan efek negative terhadap kemajuan organisasi serta menurunkan jumlah peserta didik[1].

 

Bagaimana memaknai dinamika kehidupan lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Prayoga? Bagaimana strategi yang harus ditempuh untuk keluar dari berbagai hal yang menghambat kemajuan? Langkah-langkah apa yang harus dipilih untuk lebih memajukan semua lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Prayoga? Kekuatan apa saja yang dimiliki lembaga-lembaga pendidikan Yayasan Prayoga yang dapat diunggulkan dan dapat dibanggakan semua pihak terkait di lingkungan Yayasan Prayoga khususnya dan Sumatra Barat pada umumnya? Semua pertanyaan tersebut merupakan persoalan yang ingin dijawab dalam Refleksi 50 Tahun Yayasan Prayoga.