ASK
ME

REGISTER
NOW

Need Assessment in Ten Program Locations of SOS Children Village

8/1/2022 12:00:00 AM

SOS Children‘s Village (SOS CV) International adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan kegiatannya untuk mendukung pemenuhan hak anak, terutama bagi anak-anak yang memiliki atau berisiko kehilangan keluarga dan pengasuhan orang tua. SOS CV International telah berdiri sejak tahun 1949, dan hingga saat ini telah menjalankan kegiatannya di 135 negara, salah satunya adalah SOS CV Indonesia. SOS CV Indonesia telah ada sejak tahun 1972 dan pertama kali didirikan di Lembang Bandung. Saat ini, SOS CV Indonesia tersebar di 10 lokasi dari Banda Aceh hingga Flores. CV SOS termuda adalah SOS CV Palu yang merupakan bentuk tanggap darurat bencana gempa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Palu pada Oktober 2018.

 

Untuk mengembangkan program intervensi baru dan berkelanjutan, SOS CV Indonesia meyakini bahwa analisis kebutuhan yang memberikan penilaian objektif terhadap kebutuhan kelompok sasaran merupakan aspek penting dari pengembangan program. Berkaitan dengan hal tersebut, SOS CV Indonesia bermaksud untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap kelompok sasaran mereka. Analisis kebutuhan yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan penilaian yang objektif terhadap kebutuhan kelompok sasaran dan pemangku kepentingan yang ada di setiap lokasi program SOS CV. Analisis kebutuhan juga dimaksudkan untuk mengarahkan staf SOS CV Indonesia bahwa SOS CV merupakan tempat terbaik bagi anak, keluarga, dan pemangku kepentingan dalam menanggapi masalah yang dihadapi oleh kelompok sasaran, dan untuk memberikan informasi terkini tentang konteks dan kebutuhan yang paling penting dari kelompok sasaran. Rekomendasi yang diberikan dalam laporan analisis kebutuhan sangat penting untuk pengembangan program layanan dan intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks setiap lokasi program. Dengan demikian, analisis kebutuhan dapat digunakan sebagai informasi dasar untuk mengembangkan konsep program layanan dan intervensi.

 

Analisis kebutuhan ini dilakukan di 10 Lokasi Program SOS CV yaitu Meulaboh, Banda Aceh, Medan, Jakarta, Lembang, Semarang, Yogyakarta, Bali, Maumere, dan Palu. Tiga tahap penilaian kebutuhan yang dilakukan disebut dengan Modul A, Modul B dan Modul C. Modul A adalah identifikasi kelompok sasaran, Modul B adalah analisis aset dan kebutuhan masyarakat untuk mencegah dan menanggapi situasi anak-anak yang kehilangan atau berisiko kehilangan pengasuhan orang tua, dan Modul C adalah perspektif pemangku kepentingan terkait keberadaan SOS CV.

 

Pada Modul A, dilakukan survei rumah tangga di 10 lokasi program. Respondennya adalah 1003 rumah tangga, dan tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai tempat tinggal dan faktor risiko anak-anak di masyarakat. Hasil survei rumah tangga memberikan identifikasi kelompok sasaran berdasarkan kerentanan anak, yaitu jumlah pengasuh ketika orang tua pergi, jumlah anak berkebutuhan khusus, hubungan anak dengan pengasuh, kondisi kehidupan anak, akses terhadap dukungan kesehatan pemerintah, kondisi keluarga. alokasi anggaran untuk kesehatan anak, pemenuhan kebutuhan makan anak tiga kali sehari, potensi putus sekolah dan melanggar norma sosial.

 

Pada Modul B, data dikumpulkan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan lima kelompok penerima manfaat langsung SOS CV, yaitu (1) anak dari program pengasuhan alternatif, (2) anak dari keluarga FSP, (3) orang tua peserta FSP, (4) pengasuh program alternatif, dan (5) staf SOS CV. Faktor PESTLE (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Hukum, dan Lingkungan) digunakan sebagai kerangka analisis data.

 

Pada modul C, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan kunci (KII) yang berasal dari organisasi pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat atau organisasi berbasis masyarakat yang bekerja untuk anak terlantar dan perlindungan anak. Analisis pemangku kepentingan dilakukan dengan mengacu pada (1) Kerjasama pemangku kepentingan dalam penanganan anak terlantar; (2) Pengkajian dan pemantauan kondisi anak dan keluarga binaan; (3) Pemenuhan kebutuhan dasar anak; (4) Peningkatan kualitas pengasuhan dan pengasuhan anak; (5) Mempersiapkan anak untuk mandiri dan (6) Dampak sosial dari kehadiran SOS CV.

 

Dari ketiga modul tersebut terlihat bahwa SOS CV masih memberikan pelayanan kepada kelompok sasarannya. Survei rumah tangga menunjukkan bahwa masih banyak anak yang hidup dalam kondisi rentan karena berbagai sebab. Dari analisis pemangku kepentingan, tidak ada pemangku kepentingan lain yang memiliki kepentingan yang sama dalam menangani kebutuhan masyarakat akan peningkatan pengasuhan dan pengasuhan anak secara komprehensif seperti SOS CV. Di bidang tersebut, CV SOS masih menjadi pemangku kepentingan terbaik di Indonesia.