ASK
ME

REGISTER
NOW

Beberapa Aspek Tenaga Kerja Kontrak Internasional: Studi Kasus di Indonesia

1/29/2007 12:00:00 AM

Penulis/Peneliti: Rianto Adi

Tahun: 1986

Abstrak:
Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri telah dilakukan sejak PELITA I (1969-1974). Menurut Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja (BINA PENTA), Departemen Tenaga Kerja Indonesia, dalam PELITA I Indonesia telah mengirimkan 5.423 TKI ke luar negeri. Jumlah ini meningkat dalam PELITA II menjadi 19.332 TKI atau 3,5 kali dari jumlah yang dikirim dalam PELITA I. Dalam PELITA III pemerintah merencanakan meningkatkan pengiriman tenaga kerja sebanyak 100.000 TKI ke luar negeri. Dan ternyata sampai pada tahun kelima PELITA III (1983/84) telah mengirimkan 96.410 TKI atau 96,4% dari jumlah target yang direncanakan. Menurut sumber yang sama, kebanyakan dari mereka dikirim ke Timur Tengah (60%).

Tetapi sejak kapan tenaga kerja Indonesia mulai bermigraasi ke luar negeri untuk bekerja kontrak, terutama ke Timur Tengah, tidak diketahui dengan pasti. Pemerintah Indonesia sendiri sebetulnya tidak mengirimkan TKI ke luar negeri, tetapi hanya memberikan surat ijin kepada Perusahaan Pengarah Tenaga Kerja untuk mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri.

Pada waktu ini gerak perpindahan penduduk Indonesia, baik itu dalam negeri (interal migration) atau luar negeri (international migration), dimonitor oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Transmigrasi. Di bawah Departemen Tenaga Kerja terdapat bagian yang khusus menangani program pemerintah untuk pembinaan dan Penempatan Kerja (Bina Penta). Salah satu fungsi Direktorat ini, melalui Pusat Antar Kerja Antar Negara (AKAN), adalah mengusahakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri.

Nampaknya, perhatian pemerintah dalam hal pengiriman TKI ke luar negeri ini mempunyai maksud yang positif, antaralain (1) meningkatkan devisa non-minyak (pengiriman uang dari TKI di luar negeri ke Indonesia); (2) mengusahakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi TKI, yang juga akan membantu mengurangi masalah pengangguran yang sangat serius dalam negeri; (3) meningkatka citra Indonesia di luar negeri; (4) dan bagi TKI sendiri, dapat meningkatkan taraf hidup rumahtangganya.

Dari hasil survey pendahuluan (Maret 1983) yang dilakukan oleh Staf Pusat Penelitian Unika Atma Jaya di desa Ujung Berung, Bandung, diperoleh gambaran bahwa taraf hidup mereka menjadi lebih baik setelah beberapa tahun bekerja di Timur Tengah. Nampaknya juga jumlah peminat untuk bekerja di Timur Tengah semakin meningkat. Studi ini bermaksud melihat beberapa aspek tentang latar belakang motivasi seseorang untuk bekerja di luart negeri (Timur Tengah), dan pengaruhnya secara positif maupun negatif terhadap keluarga yang ditinggalkannya serta tenaga kerja yang bersangkutan selama bekerja di luar negeri.

Tujuan Penelitian:

  1. Mempelajari secara diskriptif (1) situasi yang dihadapi oleh keluarga tenaga kerja yang ditinggalkan di Indonesia; (2) kondisi kerja yang dihadapi tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah dan pengalaman mereka; (3) hubungan labour suppliers dengan tenga kerja dan keluarganya.
  2. Membandingkan fenomena migrasi dalam negeri dan migrasi ke luar negeri.
  3. Melihat efek yang ditimbulkan oleh kerja kontrak di luar negeri terhadap keluarga mereka yang ditinggalkan dalam hal (1) tingkah laku ekonomi anggota keluarga tenaga kerja diukur menurut pola konsumsi, tabungan, dan investasi yang mereka lakukan; (2) aspirasi orangtua terhadap anaknya ditinjau dari sudut ekonomi dan pendidikan; (3) tingkat modernitas keluarga tenaga kerja diukur menurut nilai dan sikap orangtua.
  4. Menganalisa pengaruh pengiriman uang tenaga kerja Indonesia terhadap neraca perdagangan luar negeri Indonesia.


Namun ada tujuan yang tidak bisa dicapai melalui survei ini, antara lain mengenai bagaimana sifat hubungan labor suppliers dengan tenga kerja serta keluarganya. Hal ini disebabkan tidak kooperatifnya para labour suppliers dalam studi ini. Sehingga tidak mungkin untuk mewawancarai para pimpinan labour suppliers.