ASK
ME

REGISTER
NOW

Evaluasi Program Pemberdayaan Anak Jalanan Tanjung Priok Dengan Memanfaatkan Sampah Non B-3 Menjadi Produk Kreatif

12/22/2017 12:00:00 AM

Penulis/ Peneliti : Clara R. P. Ajisuksmo dan Nilla Sari Dewi Iustitiani

Tahun 2017

 

 Evaluasi Program

 

Latar belakang.

Salah satu divisi dalam PT. Pertamina Hulu Energi Blok Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) adalah Divisi Community Development & Relations, yang berfungsi merancang dan mengimplementasikan kegiatan yang berorientasi pembangunan kepada masyarakat di s

ekitar wilayah operasi PHE ONWJ, dan berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan. Di Jakarta, divisi ini bekerjasama dengan Yayasan Kumala membina dan mendampingi anak jalanan di wilayah Rawa Badak Utara, Tanjung Priok. Tingginya angka anak jalanan di daerah perkotaan dan jumlah sampah setiap harinya di wilayah Jakarta, mendorong Yayasan Kumala melakukan pembedayaan anak jalanan melalui sektor lingkungan. Anak jalanan yang merupakan kelompok binaan Yayasan Kumala dibina dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan daur ulang sampah non B-3. Selain itu, mereka juga dibekali dengan berbagai keterampilan pengembangan diri, seperti kepemimpinan, komunikasi, loyalitas, dan integritas. Hasil daur ulang sampah diharapkan dapat membantu meningkatkan keadaan ekonomi mereka. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu anak jalanan yang menjadi binaan Yayasan Kumala dalam buku “Harapan Tak Pernah Padam”, dikatakan bahwa uang yang mereka peroleh dari hasil daur ulang jauh lebih besar dibandingkan jika mereka harus turun ke jalanan untuk mengamen.

 

Program daur ulang yang dilakukan Yayasan Kumala juga ditularkan kepada anak-anak di daerah lain seperti Aceh, Riau, Banten, Jawa Barat dan Papua. Kesempatan yang diberikan tersebut membangun rasa percaya diri dan kemandirian untuk lepas dari jalanan dan melakukan kegiatan yang positif dan produktif.  Yayasan Kumala sudah mencetak kurang lebih 45 anak binaan yang sudah mandiri dan memiliki pekerjaan yang lebih layak, seperti : karyawan, PNS, wiraswasta, dll. Bahkan ada beberapa anak binaan dari Yayasan Kumala yang sudah mandiri juga menerapkan program daur ulang menjadi usaha mereka mencari penghasilan yang lebih layak.

 

Tujuan evaluasi.

Secara umum evaluasi ini ditujukan untuk melihat sejauh mana efektifitas dan manfaat  program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh PHE ONWJ bekerjasama dengan Yayasan Kumala, khususnya yang berkaitan dengan program pemberdayaan anak jalanan dalam memanfaatkan sampah non B-3 menjadi produk kreatif. Secara khusus tujuan dari evaluasi ini difokuskan pada 5 (lima) aspek, yaitu:

(1) mengidentifikasi apakah terjadi perubahan pengetahuan, keterampilan dan rasa percaya diri pada kelompok binaan untuk mampu melakukan perubahan kehidupan mereka;

(2) mengidentifikasi efektifitas berbagai kerjasama yang dilakukan oleh Yayasan Kumala terkait dengan pemberdayaan anak jalanan dalam memanfaatkan sampah non-B3 menjadi produk kreatif;

(3) mengidentifikasi peluang keterlibatan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam program pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan sampah non B-3 menajdi produk kreatif;

(4) mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program pemberdayaan anak jalanan dalam memanfaatkan sampah non-B3 menjadi produk kreatif;

(5) mengidentifikasi pemecahan masalah yang dilakukan oleh Yayasan Kumala ketika menghadapi kendala dalam melaksanakan program pemberdayaan anak jalanan dalam memanfaatkan sampah non-B3 menjadi produk kreatif.

 

Metode evaluasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, telah dilakukan survey kepada 42 anak-anak binaan Yayasan Kumala. Anak yang dilibatkan dalam survey adalah seluruh anak binaan Yayasan Kumala yang minimal sudah duduk di kelas 4 SD atau yang berusia 10-11 tahun, dengan asumsi mereka sudah dapat merefleksikan pengalaman-pengalaman hidupnya

sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam survey. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 85 aitem yang mengukur karakteristik demografis partisipan (15 aitem), kegiatan partisipan (6 aitem) dan ladder of life (64 aitem). Anak-anak yang menjadi sampel dikumpulkan oleh 2 (dua) orang local person yang memiliki data anak binaan Yayasan Kumala.

 

Evaluasi terhadap Yayasan Kumala juga dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan 6 kelompok, yaitu

(1) kelompok anak binaan perempuan yang diikuti oleh 6 orang anak;

(2) kelompok binaan laki-laki yag diikuti oleh 9 orang anak;

(3) kelompok masyarakat perempuan yang diikuti oleh 6 orang ibu;

(4) kelompok orang tua perempuan dari  anak binaan yng diikuti oleh 11 orang ibu;

(5) ) kelompok orang tua laki-laki dari  anak binaan yng diikuti oleh 5 orang bapak; dan

(6) kelompok alumni binaan yang diikuti oleh 9 orang alumni, yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

 

Selain FGD juga dilakukan wawancara dengan dua orang tokoh kunci, yaitu perwakilan pengurus Yayasan Kumala dan penjual barang daur ulang.