JAKARTA –
Pastoran Atma Jaya (PAJ) bekerjasama dengan Komisi Kateketik Keuskupan Agung
Jakarta, Sahabat Tuli dan Persekutuan doa inklusif “Sahabat Yesus”
menyelenggarakan rekoleksi Adven yang bertemakan “Peziarah Harapan: Membangun
Komunitas Sinodal yang Inklusif” pada Minggu (15/12/24) di Aula D, Kampus
Semanggi, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya.
Rekoleksi ini dihadiri oleh Romo Stevanus Harry
Yudanto, Pr selaku pastor Unika Atma Jaya, Romo Carolus Putranto Tri Hidayat Pr
(Romo Uut) selaku narasumber dan Rm Albertus Adiwenanto Widyasworo, Pr (Romo Wenan) sebagai moderator dalam acara
ini.
Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan umat dalam
menyambut tahun Yubelium 2025 agar dapat memahami harapan dengan lebih dalam. Acara
ini juga ingin menggali pesan Paus Fransiskus mengenai pemahaman tentang Bulla
Spes Non Confundit.
“Melalui seminar dan misa hari ini semoga kita bisa berkumpul dalam iman dan menjadi manusia yang berziarah dalam harapan. Harapannya melalui diskusi yang dilakukan dapat memberikan inspirasi bagi setiap orang yang hadir agar terus menjadi perantara kebaikan di tengah masyarakat," kata Romo Harry dalam kata sambutannya.
Setelah kata sambutan selesai, acara seminar
berlangsung dan Romo Uut pun dipersilahkan untuk memberikan materi. Romo Uut
menjelaskan mengenai Bulla Spes Non Confundit yang dapat dibaca sebagai
“katekese tentang tahun Yubileum yang berdampak”. Pesan ini tidak hanya untuk
iman pribadi tetapi juga untuk saudara-saudari kita yang lemah, miskin, kecil
dan disingkirkan.
Romo Uut juga menjelaskan lima (5) Bulla Spes Non
Confundit yaitu adalah sebuah kata pengharapan, sebuah perjalanan pengharapan, tanda
tanda pengharapan, memohon harapan, dan berlabuh dalam harapan. Selain itu juga
ada dua (2) dimensi pengharapan yaitu dimensi ilahi dan dimensi manusiawi.
Acara peringatan ini kemudian dilanjutkan dengan
misa yang dipimpin oleh Romo Harry untuk menyambut datangnya tahun Yubelium
2025. Tim dari Teman Tuli ikut berpartisipasi dalam misa dengan menjadi pembaca
dari bacaan Injil kedua dalam misa.
Melalui rekoleksi ini diharapkan dapat membantu
umat untuk memperbaharui iman dan memahami iman bersama dalam komunitas. Para
umat diharapkan dapat menyambut tahun Yubelium 2025 dengan pemahaman yang lebih
dalam serta memahami Bullla Spes Non Confundit dengan lebih baik lagi.