Jakarta, 22 Juli 2025 – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menegaskan komitmennya dalam penguatan ketahanan siber nasional dengan mengikuti kegiatan Pengukuhan Bersama Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS)/Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Organisasi dan Sektoral Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada Selasa (22/7) di Auditorium Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati, Kantor BSSN Sawangan, Depok.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya BSSN dalam
membangun ekosistem ketahanan siber yang kuat dan kolaboratif. Dalam
sambutannya, Kepala BSSN Letjen TNI (Purn.) Drs. Nugroho Sulistyo Budi, M.M.,
M.Han., menegaskan bahwa pembentukan TTIS/CSIRT merupakan amanat langsung
Presiden Republik Indonesia yang disampaikan dalam pidato kenegaraan pada 21
Oktober 2024, yang menetapkan pembentukan TTIS/CSIRT sebagai salah satu
prioritas awal pemerintahan dalam memperkuat sistem pertahanan siber nasional.
“Dalam konteks keamanan siber, ancaman itu tidak
selalu hadir secara nyata atau terlihat jelas, sehingga hal ini perlu menjadi
perhatian serius kita bersama. Pembentukan TTIS/CSIRT bukan sekadar respons terhadap
regulasi, melainkan langkah strategis untuk membangun kesiapsiagaan jangka
panjang di tengah meningkatnya kompleksitas ancaman digital. Ini bukan akhir
dari proses, melainkan titik awal dari peran penting yang akan diemban oleh
masing-masing TTIS dalam menjaga ruang siber Indonesia agar tetap aman,
tangguh, dan terpercaya,” ujar Nugroho.
Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) atau Computer
Security Incident Response Team (CSIRT) berperan sebagai garda terdepan
dalam mendeteksi, merespons, dan memitigasi berbagai bentuk ancaman dan insiden
siber yang bisa menyerang sistem informasi instansi. Dalam konteks pendidikan
tinggi, keberadaan TTIS/CSIRT sangat vital untuk menjaga integritas dan
keamanan data, terutama dalam sistem akademik, penelitian, dan kolaborasi
lintas institusi.
Sebanyak 43 tim TTIS/CSIRT resmi dikukuhkan pada
kesempatan tersebut, terdiri dari 3 Tim TIS Sektoral, 10 Tim TIS Pemerintah
Pusat, 6 Instansi Sektor Pembangunan Manusia, dan 24 Pemerintah Daerah. Unika
Atma Jaya menjadi satu-satunya lembaga pendidikan Katolik sekaligus salah satu
institusi pendidikan tinggi yang dikukuhkan dalam forum ini menandai komitmen
aktif universitas dalam membangun ekosistem kampus yang sadar dan peduli
terhadap pentingnya keamanan digital serta turut memperkuat ketahanan siber
nasional.
Maria Magdalena Wahyuni Inderawati, Kepala Strategic
Management Office sekaligus Ketua Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) atau Computer
Security Incident Response Team (CSIRT) Unika Atma Jaya, yang hadir
mewakili institusi, menyampaikan bahwa pendirian TTIS/CSIRT merupakan bagian
dari strategi jangka panjang dalam memperkuat infrastruktur teknologi informasi
kampus.
“Pendirian CSIRT adalah langkah strategis untuk melindungi data penting, terutama pada aktivitas riset dan kolaborasi. Kami juga ingin membangun budaya literasi dan kesadaran keamanan siber di lingkungan akademik. Dalam proses ini, peran BSSN sangat krusial melalui pendampingan teknis dan pembinaan. Lebih dari sekadar kepatuhan regulatif, ini adalah komitmen kami untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang aman dan berkelanjutan di era digital,” ujar Maria.
Partisipasi Unika Atma Jaya dalam program TTIS/CSIRT
menjadi bagian dari strategi jangka panjang universitas dalam memperkuat
ketahanan digital kampus. Lebih dari sekadar pendekatan teknis, universitas
juga menanamkan kesadaran kolektif mengenai pentingnya budaya keamanan siber di
kalangan sivitas akademika.
Dengan semangat kolaboratif antara institusi
pendidikan dan lembaga negara, Unika Atma Jaya turut berkontribusi dalam
menciptakan ruang digital nasional yang lebih aman, inklusif, dan
berkelanjutan, demi mendukung transformasi digital yang bertanggung jawab di
Indonesia.