ASK
ME

REGISTER
NOW

UAJ Rawat Toleransi Lewat Perjumpaan Lintas Iman

11/20/2025 12:00:00 AM



Jakarta - Topik toleransi mulai diperbincangkan di lingkungan perguruan tinggi, tempat mahasiswa belajar menghadapi dunia yang kian beragam. Sehingga, diperlukan ruang dialog lintas agama.


Campus Ministry (CM) Unika Atma Jaya (UAJ) menggelar perayaan Hari Toleransi Internasional pada 17-18 November 2025 di hall KW, Kampus Semanggi. Lima booth dari komunitas agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, dan Buddha berdiri berdampingan dan menjadi titik perjumpaan mahasiswa lintas iman.


Kegiatan ini sejalan dengan semangat Hari Toleransi Internasional yang ditetapkan PBB hampir tiga dekade lalu. Meski Isu toleransi bukan perkara baru, namun relevansinya justru semakin terasa. Persoalan ini kini menyentuh bukan hanya ranah agama, tetapi juga budaya, tradisi, hingga bentuk-bentuk keberagaman lain yang hadir dalam keseharian.


Kepala CM UAJ, Dr.Ir. F.X. Sunar Wibowo, M.Sc., menilai kegiatan ini sebagai cara efektif membuka ruang dialog lintas iman di UAJ. Ia menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam membangun pemahaman.


"Hari Toleransi Internasional sudah hampir tiga dekade berjalan, dan isu intoleransi tidak hanya soal agama. Isu ini menyentuh budaya, tradisi, sampai keberagaman fisik. Tema sebesar ini perlu terus kita angkat agar tidak berhenti menjadi wacana. Mahasiswa perlu datang, bertanya, dan berdialog dengan komunitas lain, karena toleransi paling efektif dipelajari lewat perjumpaan semacam ini, bukan hanya dari teori," tutur Sunar.


Mengusung bentuk kegiatan yang berbeda, CM mengajak mahasiswa berkeliling mengunjungi booth. Mereka mendengarkan penjelasan, mengamati simbol-simbol keagamaan, dan mengikuti permainan singkat yang disiapkan setiap booth. Pola interaksi yang ringan ini menjadi cara belajar yang lebih langsung dan mudah dicerna.


Sepanjang kegiatan, mahasiswa saling bertanya, mencatat hal baru, dan bertukar perspektif setelah mengunjungi booth lain. Interaksi sederhana itu menunjukkan bagaimana pemahaman dapat tumbuh melalui interaksi yang terbuka.


Di tengah kehidupan yang kian beragam, upaya merawat toleransi tak cukup berhenti pada slogan. Bagi Sunar, melalui perjumpaan lintas iman ini, UAJ berupaya menanamkan kebiasaan memahami perbedaan sebagai bagian dari proses belajar bersama.


(DEL)