JAKARTA – Universitas
Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya kembali mengukuhkan doktor baru dalam
bidang Psikologi melalui Sidang Terbuka Promosi Doktor Psikologi yang
diselenggarakan pada Jumat (18/07/2025) bertempat di Auditorium Gedung
Yustinus, Lantai 14, Kampus Semanggi, Unika Atma Jaya.
Florence
Yulisinta Jusung meraih gelar Doktor Psikologi ke-18 dari Fakultas
Psikologi Unika Atma Jaya, setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang
berjudul “Model Flourishing Guru PAUD Generasi Y dan Z: Peran Pekerjaan
Layak, Efikasi Diri Guru, Kepuasan Kebutuhan Kerja, dan Kebermaknaan Kerja.”
Sidang
terbuka ini dipimpin oleh Yanti, Ph.D. selaku Ketua
Sidang dan Dr. Angela Oktavia Suryani, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi. Pada
kesempatan tersebut, Prof. Bernadette N. Setiadi, Ph.D., Psikolog, bertindak
sebagai Promotor dan Dra. Eunike Sri Tyas Suci, Ph.D., Psikolog., sebagai
Ko-Promotor.
Penelitian
Florence melibatkan 800 guru PAUD dari Generasi Y dan Z yang berusia 18 hingga
44 tahun. Hasil analisisnya mengungkap adanya perbedaan signifikan antara kedua
generasi dalam aspek jenis kelamin, pendidikan, status kepegawaian, pendapatan,
dan jenis layanan PAUD. Secara umum, guru PAUD masih didominasi oleh perempuan
dengan pendidikan minimal SMA hingga S1, serta mayoritas berstatus guru tetap
yayasan atau honorer dengan pendapatan relatif rendah.
Florence
menekankan bahwa kontribusi utama disertasinya adalah menyusun model flourishing
yang kontekstual dan relevan dengan kondisi nyata guru PAUD lintas generasi di
Indonesia. Model ini menyoroti pentingnya faktor kebermaknaan kerja, efikasi
diri, kepuasan kebutuhan kerja, dan persepsi terhadap pekerjaan layak dalam
membentuk kesejahteraan psikologis guru PAUD Generasi Y dan Z.
“Flourishing
tidak hanya dimaknai sebagai kondisi tanpa gangguan mental, tetapi mencerminkan
bagaimana guru PAUD mampu merasakan makna dalam pekerjaannya, merasa berdaya
dalam menjalankan perannya dan mengalami kesejahteraan secara menyeluruh, baik
secara emosional, sosial, maupun professional di tengah kompleksitas tantangan
yang mereka hadapi setiap hari,” ungkap Florence.
Hasil model
struktural menunjukkan bahwa pada Generasi Y, kebermaknaan kerja merupakan
faktor utama yang secara langsung mendorong flourishing, sedangkan pada
Generasi Z, kepuasan kebutuhan kerja menjadi prediktor terkuat. Selain itu,
guru dengan pendidikan khusus PAUD (S1 PG-PAUD) memiliki tingkat flourishing,
efikasi diri, dan kepuasan kebutuhan kerja yang lebih tinggi dibanding guru
tanpa latar pendidikan khusus PAUD.
Prof. Bernadette N. Setiadi, promotor disertasi, mengapresiasi kontribusi Florence dalam menghadirkan pendekatan baru yang relevan dengan konteks kesejahteraan guru di Indonesia.
“Disertasi ini
menampilkan kerangka konseptual yang kuat untuk mendukung kebijakan atau
intervensi berbasis data dalam meningkatkan kesejahteraan guru PAUD. Saya harap
Anda terus berkontribusi, tak hanya lewat penelitian, tetapi juga lewat aksi
nyata,” ujar Prof. Bernadette.
Sidang terbuka ini
juga dihadiri oleh dewan penguji yang terdiri dari Prof. Vina Adriany, M.Ed.,
Ph.D. (Universitas Pendidikan Indonesia), Prof. Dr. Clara Ajisuksmo, Psikolog,
dan Prof. Dr. Laura Sudarnoto. Turut hadir pula sivitas akademika dan keluarga
besar Unika Atma Jaya untuk memberikan dukungan penuh kepada promovendus.
Florence Yulisinta
saat ini merupakan dosen di Sekolah Tinggi Pendidikan Holistik Berbasis
Karakter (STPHBK) dan Direktur Pendidikan serta Litbang di Indonesia Heritage
Foundation (IHF). Ia juga aktif dalam pengembangan modul flourishing
bagi guru PAUD di berbagai wilayah Indonesia, serta meraih penghargaan Best
Paper dalam Konferensi Nasional Pascasarjana Psikologi 2024 di Universitas
Gadjah Mada atas kontribusinya dalam isu ini.
Melalui sidang
terbuka ini, Unika Atma Jaya Kembali menegaskan perannya sebagai institusi
pendidikan tinggi yang aktif menjawab tantangan nyata masyarakat melalui riset
yang berdampak dan relevan secara kontekstual. Komitmen ini tercermin dari
dukungan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang berfokus pada peningkatan
kualitas hidup masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan,
serta keterlibatan aktif dalam mencetak akademisi dan praktisi yang mampu
memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas.