JAKARTA – Universitas
Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menyelenggarakan Sidang Terbuka Promosi
Doktor Linguistik Terapan Bahasa Inggris pada Jumat (06/08/2025) bertempat di Aula
D, Kampus Semanggi, Unika Atma Jaya. Dalam sidang ini, Harjuli Surya Putra
mempertahankan disertasinya yang berjudul “The Affordances of
Translanguaging Practices through a Collaborative Linguistic Landscape-Based
Project in an EFL Classroom.”
Sidang terbuka ini
dipimpin oleh Rm. Dr. Yoseph Pedhu, CP, M.A., Dekan Fakultas Pendidikan dan
Bahasa (FPB) Unika Atma Jaya. Dalam sidang tersebut Prof. Dr. Setiono
Sugiharto, M.Hum., bertindak sebagai Promotor bersama Dr. Anna Marietta da
Silva, M.Hum., sebagai Ko-Promotor. Adapun tim penguji terdiri dari Prof.
Siusana Kweldju, M.Pd. (Universitas Negeri Malang) selaku penguji eksternal,
serta dua penguji internal, Prof. Bahren Umar Siregar, Ph.D., dan Dr. Luciana,
M.Ed.
Penelitian Harjuli
mengkaji bagaimana translanguaging, yaitu praktik penggunaan bahasa
secara fleksibel dan lintas batas, dapat dioptimalkan melalui proyek
kolaboratif berbasis linguistic landscape (LL), yakni pemanfaatan teks
atau tanda bahasa di ruang publik sebagai sumber belajar autentik. Pendekatan
ini mendorong mahasiswa English as a Foreign Language (EFL) untuk
menghubungkan pembelajaran bahasa di kelas dengan konteks nyata di sekitar
mereka.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa translanguaging dalam kelas EFL dapat menghadirkan beragam
peluang pembelajaran (affordances) yang saling melengkapi. Mulai dari
penggunaan berbagai sumber semiotik untuk membangun makna, munculnya peluang
belajar spontan dari interaksi, keterlibatan emosional yang memperkuat
motivasi, hingga strategi yang dirancang secara sistematis untuk tujuan
pembelajaran tertentu. Mahasiswa memanfaatkannya untuk membangun koneksi makna,
saling memediasi pemahaman, mengatasi rasa tidak percaya diri berbahasa,
sekaligus menjaga identitas budaya dan melestarikan budaya lokal. Sumber daya
semiotik yang dimanfaatkan pun beragam, meliputi verbal, visual, maupun gerak
tubuh, termasuk teks LL, gambar, gestur, media digital, hingga ekspresi wajah.
Penelitian ini
juga menyoroti tantangan, seperti risiko ketergantungan berlebihan pada bahasa
lokal yang dapat menghambat perolehan bahasa Inggris, serta faktor lingkungan
kelas yang memengaruhi kenyamanan dan partisipasi. Peran guru menjadi krusial
dalam menyeimbangkan penggunaan bahasa lokal dan bahasa target, sehingga translaguaging
mampu mendorong keterampilan multibahasa tanpa mengorbankan capaian akademik.
"Translaguaging
bukan hanya strategi bahasa, tetapi juga jembatan antara identitas, pengetahuan
dan pengalaman hidup siswa. Dengan memanfaatkan sebuah repertoar bahasa yang
mereka miliki, kita dapat menciptakan ruang belajar yang inklusif, kreatif dan
kontekstual di mana bahasa lokal dan bahasa global saling memperkaya demi
pembelajaran yang relevan dan berdaya transformasi," ujar Harjuli.
Prof. Dr. Setiono
Sugiharto, M.Hum., selaku promotor, menyampaikan bahwa pencapaian Harjuli
memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan Linguistik Terapan Bahasa
Inggris di Indonesia.
“Riset ini tidak
hanya menawarkan wawasan baru tentang praktik translanguaging di kelas,
tetapi juga memberikan pijakan berharga bagi pengembangan kurikulum dan
pendekatan pembelajaran bahasa yang lebih responsif terhadap realitas
multibahasa. Keberhasilan ini menjadi bukti kesabaran, ketekunan, dan minat
yang mendalam dalam penelitian linguistik. Saya berharap kontribusi Harjuli
terus berkembang dan dapat menginspirasi peneliti serta pendidik bahasa
lainnya,” ungkapnya.
Implikasi
penelitian ini mendorong guru dan praktisi pendidikan bahasa untuk
mengintegrasikan translanguaging secara sistematis di kelas,
memanfaatkan Linguistic Landscape sebagai penghubung antara materi
pelajaran dan pengalaman nyata siswa. Harjuli merekomendasikan agar pendekatan
ini menjadi bagian dari kebijakan pendidikan bahasa yang mendukung keadilan
linguistik dan inklusi sosial.
Melalui sidang
terbuka ini, Harjuli Surya Putra resmi meraih gelar Doktor Linguistik Terapan
Bahasa Inggris dari Unika Atma Jaya. Penelitiannya memberikan kontribusi nyata
bagi metode pengajaran yang menghargai keberagaman bahasa dan mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan nyata mahasiswa.