ASK
ME

REGISTER
NOW

Program Studi Sarjana Hukum Unika Atma Jaya Cetak Praktisi Hukum Profesional yang Transformatif dan Berdaya Saing Global

8/8/2025 12:00:00 AM



Di tengah tantangan dunia hukum yang semakin kompleks dan dinamis, Program Studi (Prodi) Hukum, Fakultas Hukum (FH), Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya hadir sebagai institusi pendidikan hukum yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menekankan pentingnya karakter, integritas, dan kepemimpinan hukum yang transformatif. Dengan visi “Preparing Transformative and Professional Legal Practitioners”, Prodi Hukum Unika Atma Jaya mencetak lulusan yang siap menjadikan hukum sebagai alat perubahan sosial yang adil dan berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, Prodi Hukum Unika Atma Jaya mencatatkan berbagai capaian strategis yang memperkuat reputasinya di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu pencapaian penting adalah perolehan Akreditasi Internasional dari FIBAA (Foundation for International Business Administration Accreditation), sebuah lembaga akreditasi asal Jerman yang hanya memberikan pengakuan kepada program studi yang memenuhi standar mutu global, mulai dari kurikulum dan metode pembelajaran, hingga manajemen institusi dan evaluasi akademik.

 

Sertifikasi ini menegaskan bahwa lulusan Prodi Hukum Unika Atma Jaya telah dipersiapkan untuk berkompetisi tidak hanya di pasar hukum nasional, tetapi juga di lingkup internasional, baik untuk studi lanjut maupun karier profesional.

 

Capaian internasional ini juga diperkuat dengan pengakuan nasional melalui Hukumonline Awards 2024, di mana FH Unika Atma Jaya berhasil menempati posisi tiga besar Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia. Pemeringkatan ini berbasis pada keberhasilan lulusan memasuki firma hukum ternama, lembaga pemerintah strategis, hingga sektor industri.

 

Dr.iur. Asmin Fransiska, S.H., LL.M., Dekan Fakultas Hukum Unika Atma Jaya, menegaskan bahwa pencapaian ini bukan sekadar prestasi institusional, tetapi cerminan dari filosofi pendidikan hukum yang diusung oleh FH Unika Atma Jaya. “Pendidikan hukum tidak cukup hanya menghafal pasal. Kami ingin mahasiswa belajar berpikir kritis, memahami konteks sosial dan menjadikan hukum sebagai alat perubahan.

 

Oleh karena itu, kurikulum yang kami rancang progresif dan kontekstual, memperkenalkan isu-isu seperti keadilan sosial, hak asasi manusia, perlindungan kelompok rentan, hingga perkembangan hukum terkini seperti hukum siber, hukum narkotika, dan hukum ruang angkasa,” ungkapnya.

 

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pembelajaran hukum harus berdimensi global dan aplikatif. “Mahasiswa tidak hanya kami bekali pemahaman normatif, tapi juga pengalaman nyata yang relevan dengan dinamika praktik hukum saat ini. Melalui kolaborasi dengan universitas ternama seperti University of Lucerne (Swiss), Monash University (Australia), dan Université Catholique de Lille (Prancis) dalam bentuk program seperti student exchange, joint class, serta summer school, mereka mendapatkan akses pada perspektif hukum internasional serta kemampuan lintas budaya yang sangat dibutuhkan di era global,” tambahnya.

 

Selain kolaborasi internasional, jejaring nasional FH Unika Atma Jaya juga sangat kuat. Kemitraan strategis dibangun bersama Mahkamah Konstitusi, Komnas HAM, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), serta berbagai lembaga hukum lainnya. Mahasiswa berkesempatan terlibat dalam kegiatan magang, penelitian, hingga advokasi hukum secara langsung. Pengalaman ini tidak hanya memperdalam keterampilan teknis, tetapi juga mengasah kepekaan sosial dalam menghadapi kasus-kasus nyata yang berkaitan dengan hukum dan masyarakat.

 

Capaian dan proses pembelajaran tersebut semakin diperkuat dengan keberadaan para dosen yang merupakan praktisi aktif di dunia hukum nasional. Mahasiswa berkesempatan belajar langsung dari tokoh-tokoh hukum seperti Dr. Daniel Yusmic Pancastaki Foekh, S.H., M.H., Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, yang menghadirkan pengalaman ketatanegaraan dan praktik pengujian konstitusional ke dalam ruang kelas. Selain itu, Dr.iur. Antonius PS Wibowo, Komisioner LPSK, memperkenalkan pendekatan perlindungan hukum terhadap korban dan saksi sebagai bagian penting dari sistem peradilan pidana.

 

Sementara Dr. Surya Tjandra, S.H., LL.M., mantan Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), membawa perspektif hukum agraria dan kebijakan publik yang kritis dan berkeadilan sosial. Kehadiran para pengajar ini menjadi jembatan antara teori dan praktik, antara ruang kuliah dan realitas hukum yang sesungguhnya.

 

Dengan semua pencapaian ini, Prodi Hukum Unika Atma Jaya terus membuka ruang bagi generasi muda yang bercita-cita menjadi praktisi hukum yang professional, berpikir kritis dan berdaya saing global. Pendidikan yang ditempuh di Prodi Hukum bukan sekadar upaya meraih gelar, tetapi juga proses pembentukan jati diri sebagai pelayanan hukum yang membawa perubahan nyata bagi masyarakat, bangsa dan dunia.