Penulis:
Agustinus Prasetyantoko,
Alex Seran, Anna Marietta da Silva, Astrid Gisela Herabadi, Christiany
Suwartono, Clara R.P. Ajisuksmo, Dorien Kartikawangi, Engliana, Eugenius Kau
Suni, Harry Seldadyo, Irenius Dwinanto Bimo, Kasdin Sihotang, Kristianto
Pustaha Halomoan, Lisa Esti Puji Hartanti, Mikhael Dua, Paskalia, Rodemeus
Ristyantoro, Royani Lim, Siradj Okta, Stephen Aprius Sutresno, Weny Savitry
Sembiring Pandia, Yapina Widyawati, Yopi Simargi, Yuda Turana
Editor:
Clara R. P. Ajisuksmo, Mikhael Dua Tengangatu, Leo Agung Manggala Y.
Sinopsis buku
Teknologi digital sebagai
ciptaan manusia abad ke-20 dikagumi keberadaannya, dipertanyakan kausalitasnya,
dan dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan. Sikap seperti ini menjadi sangat lumrah
ketika manusia menghadapi teknik-teknik baru, mulai dari pembuatan kapak dan
alat-alat pertanian, teknik-teknik mesin dan motor bakar, hingga teknik-teknik elektro
pada awalnya. Buku ini mencerminkan sikap dasar manusia tersebut. Ada ungkapan
rasa kagum, pertanyaan, dan optimisme dalam memanfaatkannya.
Penulis buku ini terdiri dari
para dosen dari pelbagai macam disiplin ilmu di Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya: teknik informasi, komunikasi, pendidikan, psikologi, hukum, ekonomi,
kesehatan, dan filsafat. Dalam nada yang kurang lebih sama, penulis-penulis
buku ini mengungkapkan bahwa teknologi digital adalah kreasi manusia yang
memiliki kelimpahan manfaat bagi kehidupan manusia dalam segala segi:
manajemen, komunikasi, pendidikan, pembelajaran, dan penelitian. Namun demikian
sebagai hasil kreasi manusia, kemanfaatannya membutuhkan proses belajar yang
tepat dalam tata nilai dan kebijaksanaan hidup sebagai manusia. Karena itu,
literasi teknologi digital bukanlah masalah teknis penguasaan teknologi
digital, tetapi juga terkait dengan pengembangan diri manusia dan
kesejahteraan.
Berbeda dari banyak buku yang
terjebak dalam sikap optimisme dan pesimisme terhadap teknologi digital, buku
ini mencerminkan sikap para dosen dan peneliti di perguruan tinggi yang lebih
mengandalkan refleksi atas hakikat teknik, kepemanfaatan teknik dan permasalahannya,
serta etika kehati-hatian demi masa depan manusia. Menjadi homo digitalis tidak
menafikkan manusia untuk tetap menjadi homo sapiens.