Titania
Gabriella, Lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya, mencuri perhatian bukan hanya karena pesonanya di
atas panggung, tetapi juga karena konsistensinya dalam mengejar mo sejak
dini.
Di balik gemerlap
lampu panggung dan kilatan kamera yang menyambutnya di berbagai ajang modeling
nasional hingga internasional, Titania Gabriella menyimpan kisah yang tak
biasa. Lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Katolik
Indonesia (Unika) Atma Jaya ini, ternyata meniti jalan yang jauh berbeda dari
dunia akademik yang pernah ia jalani.
Titania atau yang
akrab disapa Teteh oleh teman-temannya merupakan sosok yang mencuri perhatian
bukan hanya karena pesonanya di atas panggung, tetapi juga karena
konsistensinya dalam mengejar passion sejak dini.
“Dari kecil, aku sudah ikut lomba-lomba modeling. Orang tua yang pertama kali daftarin. Menang kalah sudah biasa, tapi dari situlah aku belajar dan semangat menjalaninyai,” ujar Titania saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Rabu (22/4).
Meski latar
belakang pendidikannya adalah pendidikan bahasa Inggris, Titania membuktikan
bahwa dunia fashion dan pendidikan bisa berjalan beriringan. Hal ini
juga dibuktikan dengan terpilihnya sebagai Ketua BPM FPB periode 2021–2022
beriringan dengan dia aktif mengikuti ajang bakat dan kompetisi modeling.
Dalam dua tahun
berturut-turut, Ia tampil di ajang Atma Jaya Got Talent dengan menampilkan
pertunjukan tari tradisional yang dimodifikasi sendiri. Di tahun pertama Ia
berhasil sampai di tahap 5 besar dan di tahun kedua ia sukses meraih juara 2.
Tak berhenti
disitu, Titania kemudian berhasil dinobatkan sebagai Miss Teenager Indonesia
Jawa Barat 2023 dan melangkah lebih jauh hingga ajang Miss Fashion
International, bahkan mewakili Indonesia dalam Miss Asian International di
Malaysia.
“Aku nggak
langsung cari kerja setelah lulus, bukan karena nggak mau ngapa-ngapain, tapi
karena ingin fokus dulu sebagai Miss Teenager Indonesia, sambil bangun agensi modeling
dan sekolah modeling sendiri,” tutur Titania.
Di tengah
kesibukannya, Titania juga aktif berbagi ilmu dan pengalaman di media sosial.
Perjalanan Titania juga tak selalu mulus, tantangan fisik dan mental sempat
menghampiri. Ia pernah mengikuti dua lomba dalam dalam minggu yang sama dan
harus langsung kembali sekolah keesokan paginya. Bahkan, dalam ajang
internasional, kehadiran haters dapat menjadi ujian mental tersendiri.
Meski kini Ia
sudah berkarir di dunia modeling, Titania mengakui bahwa ilmu yang Ia
pelajari di kampus sangat berperan besar. “Public speaking, critical
thinking, dan komunikasi itu semua bekal banget buat jadi model yang bukan
cuma bisa jalan di runway, tapi juga bisa menyampaikan pesan seperti
sebagai narasumber dalam acara pendidikan,” jelasnya. Hal ini membuktikan bahwa
latar akademiknya tetap relevan.
Sosok dosen pun
menjadi motivator penting dalam hidupnya. Titania menyebut nama-nama seperti
Mam Dora, Mam Lani, dan Pak Raxel sebagai pembimbing yang berpengaruh dalam
perjalanan akademis dan organisasi.
Titania
memberikan pesan yang sederhana namun bermakna. “Jangan takut mencoba hal baru.
Kalau suka berenang, geluti saja, yang penting positif. Sekarang banyak anak
muda bingung mau ke mana, mending ikuti yang mereka suka. Semua ilmu itu
penting dan berguna,” pungkasnya.
Dengan tekad
kuat, dukungan keluarga, dan keberanian untuk melangkah di jalur yang tidak
biasa, Titania bukan hanya menunjukkan bahwa mimpi bisa dikejar dari mana saja,
tetapi juga bahwa panggung dunia terbuka lebar bagi mereka yang berani
melangkah.