Ilmu yang dimiliki oleh seseorang akan lebih
bermakna ketika dibagikan langsung kepada masyarakat. Pengalaman itu saya
rasakan saat terlibat dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
kolaborasi nasional yang diselenggarakan pada 12-13 September 2025 di Desa
Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Kegiatan yang telah diselenggarakan rutin setiap
tahun oleh Universitas Persada Indonesia Y.A.I. sejak 2019 ini, kini memasuki
tahun ke-6. Tahun ini, sebanyak 150 dosen dari 67 perguruan tinggi di seluruh
Indonesia hadir untuk memberikan edukasi, pelatihan, pendampingan, sekaligus
berdialog aktif dengan masyarakat desa. Tujuannya tidak hanya sebatas program
semesteran, tetapi juga membangun jejaring dan kolaborasi jangka panjang antara
akademisi dan masyarakat.
Desa Patengan dipilih karena memiliki potensi besar
untuk dikembangkan sebagai desa wisata berkelanjutan. Lanskapnya yang indah,
mulai dari Situ Patengan yang tenang, hamparan kebun teh yang hijau, hingga
udara sejuk pegunungan Rancabali, menjadi daya tarik alami yang didukung oleh
kreativitas warganya.
Dukungan penuh juga datang dari Kepala Desa
Patengan, Asep Kurniadi, yang saat acara diwakili oleh istrinya. Dalam
sambutannya, ia menyampaikan "Kami bangga menjadi tuan rumah kegiatan
kolaborasi nasional yang berdampak secara fisik, psikologi, dan sosial bagi
masyarakat di sini," ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, saya bersama rekan-rekan
dosen dari lima universitas di Jakarta merancang pelatihan storytelling untuk lima bunda literasi perwakilan dari 13 RW.
Mereka selama setahun terakhir telah aktif menumbuhkan minat baca anak-anak
melalui PAUD, TK, SD, maupun posyandu. Kami ingin memperkaya peran mereka
dengan teknik bercerita yang lebih hidup, menyenangkan, sekaligus menumbuhkan
imajinasi anak-anak.
Sambutan yang kami terima sungguh hangat. Salah
satu bunda literasi, Herna dari RW 04, mengatakan, "Kegiatan seperti ini
baru kali pertama kami dapatkan dan sangat bermanfaat, terutama bagi kami,
bunda literasi," tutur Herna.
Bagi saya mendengar antusiasme tersebut adalah
kebahagiaan tersendiri. Selain memberikan materi kami juga menyerahkan berbagai
media pendukung, seperti buku cerita, komik, puzzle, boneka jari, boneka tangan, hingga alat musik sederhana.
Melalui kolaborasi ini, saya semakin menyadari
bahwa pengabdian bukan hanya tentang transfer ilmu, melainkan juga membangun
jejaring, memberdayakan masyarakat, dan membuka jalan menuju desa wisata yang
berkelanjutan. Desa Patengan telah memberi saya pelajaran penting, bahwa
pendidikan bisa tumbuh dari ruang-ruang sederhana ketika ada semangat berbagi
dan kolaborasi.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unika Atma
Jaya
(Penyunting:
DEL)