ASK
ME

REGISTER
NOW

Menggali Kekayaan Rempah Nusantara: Andaliman

8/12/2025 12:00:00 AM


 

Sebagai peneliti di bidang biosains, saya meyakini bahwa kekayaan hayati Nusantara menyimpan potensi luar biasa untuk dikembangkan, tidak hanya dalam konteks kuliner tetapi juga untuk inovasi di bidang Kesehatan. Salah satu rempah yang menjadi perhatian saya dalam beberapa tahun terakhir adalah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC).

 

Andaliman dikenal luas sebagai “lada Batak” dan menjadi bumbu utama dalam berbagai masakan khas Batak. Ciri khas rempah ini terletak pada sensasi pedas yang berpadu dengan rasa getir dan aroma lemon yang menyegarkan. Namun, andaliman bukan sekadar bumbu dapur. Dalam budaya masyarakat Batak, rempah ini juga digunakan untuk mengawetkan makanan, bahkan untuk mengatasi keluhan kesehatan ringan seperti sakit perut atau sakit gigi.

 

Saat menjalani studi doktoral di Yonsei University, Korea Selatan, saya sempat mengajukan andaliman sebagai topik disertasi. Sayangnya, proposal tersebut ditolak karena aroma andaliman dinilai terlalu kuat dan tidak sesuai dengan preferensi masyarakat Korea yang menyukai aroma lembut. Meskipun demikian, pengalaman tersebut justru memperkuat keyakinan saya akan pentingnya memperjuangkan potensi rempah lokal di tanah air.


 

Kini, bersama tim dari Pusat Riset Rempah Nusantara di Fakultas Biosains, Teknologi, dan Inovasi (FBTI) Unika Atma Jaya, saya kembali mengangkat andaliman sebagai objek riset utama. Fokus kami adalah mengeksplorasi kandungan senyawa bioaktif dalam andaliman yang berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan aktif dalam produk topikal, khususnya untuk membantu meredakan peradangan dan nyeri sendi.

 

Andaliman hanyalah satu dari sekian banyak rempah Indonesia yang menyimpan kekayaan ilmu pengetahuan di dalamnya. Sayangnya, eksplorasi terhadap sumber daya lokal sering kali masih terkendala minimnya perhatian dan dukungan. Padahal, melalui riset yang berkelanjutan dan kolaboratif, kita dapat mendorong lahirnya inovasi berbasis keanekaragaman hayati yang mampu menopang kemandirian bangsa, baik dalam bidang pangan, kesehatan, maupun teknologi.

 

Bagi saya pribadi, meneliti rempah seperti andaliman bukan sekadar soal ilmiah, tetapi juga bentuk kontribusi untuk menjaga, mengangkat, dan memajukan warisan alam dan budaya bangsa.




Dr. Agustinus Prasetyantoko
Ditulis oleh:  Yanti, Ph.D.

Dosen Fakultas Biosains, Teknologi, dan Inovasi (FBTI) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya