ASK
ME

REGISTER
NOW

Memahami Matematika dengan Model Kosakata TSN

12/5/2025 12:00:00 AM

Jakarta, 5 November 2025 – Dalam pembelajaran matematika, siswa sekolah dasar (SD) kerap berhadapan dengan berbagai istilah baru. Istilah seperti ”persegi”, ”alas”, atau ”balok”, dapat menimbulkan kebingungan apabila tidak diberikan konteks yang tepat, karena berbagai istilah memiliki perbedaan arti ketika digunakan dalam matematika.


Tantangan memahami istilah-istilah itu yang melatarbelakangi kolaborasi antara Fakultas Pendidikan dan Bahasa (FPB) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya dengan SD Santo Lukas III Penginjil. Saya hadir bersama rekan dosen dan mahasiswa FPB untuk mendampingi guru serta siswa kelas 4 dalam menerapkan Model Kosakata TSN (Teknis, Sub Teknis, dan Non Teknis) pada pembelajaran matematika.


Model Kosakata TSN dikembangkan untuk membantu siswa memahami istilah-istilah dalam matematika. Model ini membagi kosakata ke dalam tiga kategori. Kategori pertama adalah kosakata Teknis, kosakata yang berkaitan langsung dengan istilah-istilah matematis, seperti persegi, segitiga, dan kubus. 


Kategori kedua adalah kosakata Sub Teknis, kosakata yang mendukung pemahaman teknis dan biasanya memiliki makna ganda, seperti alas, sudut, dan balok. Kategori ketiga adalah kosakata Non Teknis, berkaitan dengan kata-kata umum seperti atap, halaman, dan dinding yang tetap relevan dalam memahami konsep atau prinsip dalam matematika.


Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian yang saya lakukan bersama dua rekan dosen dari FPB, yaitu Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang juga berperan sebagai dosen Pembelajaran Bahasa Indonesia sekaligus Koordinator kegiatan, Dr. Yohanna Claudia Dhian Ariani H, S.Pd., M.Hum. dan Dr. Ivan Stevanus, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen PGSD yang memiliki fokus pada perkembangan peserta didik.


Penerapan Model Kosakata TSN dan bagaimana pendekatan ini dapat membantu siswa dalam menyusun serta memahami kalimat matematis. Menurut saya sebagai dosen Pembelajaran Matematika, dengan mengenali jenis-jenis kosakata, siswa bisa lebih cepat memahami konsep matematika, terutama dalam soal cerita matematika. Pemahaman ini akan membantu siswa dalam memilih strategi penyelesaian masalah yang tepat. 


Sejalan dengan itu, Dhian turut menekankan pentingnya membangun jembatan bahasa dalam proses belajar matematika. ”Kami melihat pentingnya membangun jembatan bahasa agar siswa tidak hanya memahami konsep matematika, tetapi juga makna dari konsep yang mereka pelajari,” ungkapnya. 


Ivan menambahkan pentingnya penggunaan bahasa yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. ”Bahasa yang terlalu teknis tanpa pengantar bisa membingungkan siswa. Pendekatan bertahap melalui TSN memberi ruang bagi anak untuk membangun pemahaman secara alami,” jelas Ivan.


Kepala SD Santo Lukas III, Benedictus Arybowo, S.Pd., menyambut baik kerja sama ini. Ia melihat potensi besar pada Model Kosakata TSN dalam memperkaya pembelajaran matematika, terlebih pada pembelajaran lintas bidang. Namun, ia juga mengingatkan perlunya pelatihan pada guru dan pengaturan waktu yang efisien agar strategi ini bisa berjalan optimal. 


Dukungan positif juga kami terima dari Anita Utariningsih, S. Pd, sebagai guru kelas 4. Baginya, strategi TSN efektif dalam membantu siswa memahami materi, meskipun keberhasilannya sangat bergantung pada tingkat literasi peserta didik. Selain membantu pemahaman konsep istilah matematika pada peserta didik, kegiatan ini juga menjadi sarana pelatihan bagi guru SD dalam memahami pendekatan pembelajaran dengan Model Kosakata TSN.

Kami berharap, Model Kosakata TSN dapat diperluas ke jenjang kelas maupun mata pelajaran lain yang memiliki tantangan kosakata serupa, sehingga mampu memperkuat pemahaman konsep dan literasi siswa secara menyeluruh. 



Clara Ika Sari Budhayanti, M.Si.

(Penyunting: STV)