JAKARTA – Fakultas
Pendidikan dan Bahasa (FPB) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya
menyelenggarakan Lokakarya Pendidikan Multikultural dengan tema “Persaudaraan
dalam Perbedaan”. Kegiatan ini berlangsung dalam tiga sesi yang dilaksanakan
pada tanggal 3, 10, dan 17 Mei 2025. Lokakarya ini diikuti oleh 60 siswa lintas
agama, suku, dan gender dari 18 SMA/SMK di wilayah Jabodetabek, beserta 20 guru
pendamping.
Penggagas
Lokakarya, Program Studi (Prodi) Pendidikan Keagamaan Katolik (Pendikkat),
bersama Prodi Bimbingan dan Konseling (BK) dan Prodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) menyelenggarakan Lokakarya ini sebagai upaya konkret Unika Atma
Jaya dalam menguatkan karakter generasi muda Indonesia dengan nilai-nilai
kemanusiaan universal yang tertuang dalam Dokumen Persaudaraan untuk Perdamaian
Dunia dan Hidup Berdampingan, atau lebih dikenal sebagai Dokumen Abu Dhabi.
Dokumen tersebut ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar,
Sheikh Ahmed El-Tayeb, sebagai seruan bersama untuk hidup damai dan menjunjung
tinggi martabat manusia lintas keyakinan.
Dengan Lokakarya
ini pula, FPB Unika Atma Jaya mewujudkan harapan Al-Azhar dan Gereja Katolik
yang tertulis di dalam Dokumen Abu Dhabi: “agar Dokumen ini menjadi objek
penelitian dan refleksi di semua sekolah, universitas dan lembaga pembinaan,
sehingga dengan demikian membantu mendidik generasi baru untuk membawa kebaikan
dan kedamaian bagi sesama, dan untuk menjadi pembela hak-hak di mana pun mereka
berada dari mereka yang tertindas dan yang terkecil dari saudarasaudari kita.”
Pada sesi pertama
yang digelar Sabtu, 3 Mei 2025, para peserta mengikuti beberapa kegiatan
tematik seperti simbolisasi diri, games analisis kasus, dan storytelling
filosofi budaya. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran diri
dan pemahaman akan identitas diri dan budaya masing-masing, sekaligus
menumbuhkan sikap terbuka terhadap perbedaan.
Selanjutnya, pada
sesi kedua dan ketiga (10 dan 17 Mei 2025), peserta terlibat dalam pelatihan
teknis pembuatan video secara berkelompok. Mereka dibimbing untuk memahami
prinsip dasar produksi video, mulai dari penemuan ide, penulisan naskah,
penyusunan storyboard, pengambilan gambar, hingga editing. Selama proses
pelatihan, siswa-siswi tampak antusias, saling berdiskusi, dan berkolaborasi
dengan semangat persaudaraan yang mencerminkan semangat Dokumen Abu Dhabi.
Setelah seluruh
rangkaian lokakarya selesai, para peserta diberi tugas untuk bersama tim
sekolahnya dalam membuat video pendek yang mengangkat nilai-nilai persaudaraan
dalam perbedaan. Video-video ini kemudian akan dilombakan, dan pemenangnya
diumumkan pada 2 Agustus 2025 melalui kanal YouTube resmi Unika Atma Jaya.
Penjurian akan dilakukan oleh pihak eksternal untuk menjamin objektivitas dan kualitas
penilaian.
Dr. Murniati
Agustian, S.Pd., M.Pd., Dosen Prodi PGSD Unika Atma Jaya, menjadi pemateri
utama dalam sesi pembukaan lokakarya yang mengangkat tema simbolisasi diri dan
filosofi budaya. Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya sikap terbuka
terhadap perbedaan sebagai pondasi dari kehidupan yang damai dan inklusif.
“Semoga makin
banyak orang muda yang memiliki sikap terbuka terhadap perbedaan dan menolak
diskriminasi. Perbedaan adalah kekayaan yang harus dipelihara agar hidup
semakin sempurna,” ujarnya.
Melalui kegiatan
ini, Unika Atma Jaya kembali menegaskan komitmennya sebagai institusi
pendidikan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, toleransi, dan penghargaan
terhadap keberagaman. Generasi muda diharapkan tidak hanya memahami makna
multikulturalisme secara konseptual, tetapi juga mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat yang majemuk.