ASK
ME

REGISTER
NOW

Unika Atma Jaya dan ICW Gandeng Mahasiswa dalam Kampanye Antikorupsi Lewat Media Digital

07/18/2025 00:00:00



Jakarta, 15 Juli 2025 – Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi (FIABIKOM), Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya bekerja sama dengan Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar acara pemutaran karya video antikorupsi bertajuk “Creative Voices: Light, Camera, Integrity!” pada Senin (14/7) di Ruang Resonansi – Rumah Belajar ICW, Jakarta.

 

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kuliah tamu bertema “Merancang Narasi, Membangun Kepercayaan Publik: Ilmu Komunikasi dalam Praktik Profesional” yang sebelumnya digelar oleh Prodi Ilmu Komunikasi bersama ICW. Dalam kuliah tamu tersebut, mahasiswa diajak memahami strategi komunikasi dalam advokasi antikorupsi dan pentingnya media dalam membentuk opini publik yang kritis terhadap praktik koruptif.

 

Melalui pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa dari Kelas Konten Kreatif ditugaskan untuk memproduksi video bertema antikorupsi sebagai bagian dari penilaian akhir semester. Mereka mengangkat isu-isu sosial seperti ketimpangan, kerusakan lingkungan, privatisasi akses air, hingga persoalan UU Cipta Kerja, lalu menerjemahkannya ke dalam narasi visual yang komunikatif, edukatif, dan reflektif.


Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Dr. Nia Sarinastiti, M.A., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata integrasi antara pembelajaran akademik dan advokasi sosial. Ia menekankan pentingnya membentuk mahasiswa komunikasi yang tidak hanya andal secara teknis, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap isu-isu publik.


 

“Kami percaya mahasiswa komunikasi tidak hanya dibentuk untuk menjadi komunikator yang andal secara teknis, tetapi juga peka terhadap persoalan publik. Lewat karya-karya ini, mereka menunjukkan bahwa media dapat menjadi ruang untuk menyuarakan nilai, integritas, dan harapan,” tutur Dr. Nia.

 

Sementara itu, Sigit Wijaya, perwakilan dari Indonesia Corruption Watch (ICW), menyoroti pentingnya kesinambungan inisiatif seperti ini dalam membangun kesadaran publik sejak dini, terutama di kalangan generasi muda. Menurutnya, pendekatan edukatif yang dikemas secara kreatif mampu menjangkau audiens yang lebih luas dan menyentuh isu korupsi dari perspektif yang lebih segar.


 

“Mahasiswa memiliki potensi besar dalam menyuarakan isu antikorupsi dengan pendekatan yang kreatif dan relevan bagi generasi mereka. Kami melihat karya-karya ini bukan hanya sebagai tugas kuliah, tetapi sebagai bentuk partisipasi nyata dalam gerakan antikorupsi,” ungkap Sigit.

 

Sebagai bagian dari rangkaian acara, diselenggarakan pula talkshow dengan tema yang sama, menghadirkan dua narasumber, yaitu Eva Nurcahyani, Staf Divisi Edukasi ICW dan Gloria Fransisca Katharina Lawi, Editor in Chief di Prohealth.id.

 

Dalam paparannya, Eva menekankan pentingnya peran generasi muda dalam kampanye antikorupsi di era digital, khususnya melalui produksi konten, pemanfaatan media sosial, serta kampanye publik yang kuat secara naratif dan visual. Sementara Gloria mengulas dampak berlapis dari korupsi terhadap kelompok rentan, terutama perempuan dan anak, serta bagaimana ketidakadilan dalam akses layanan dasar sering kali diperburuk oleh praktik koruptif.

 

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi terhadap karya mahasiswa, tetapi juga refleksi kolektif tentang pentingnya membangun kesadaran kritis terhadap korupsi sejak dini. Sebagai bentuk penghargaan, ICW juga memberikan apresiasi kepada karya terbaik dan berkomitmen menayangkan beberapa video pilihan di kanal digital ICW dan Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya.

 

Dengan semangat kolaboratif antara dunia akademik dan masyarakat sipil, Unika Atma Jaya dan ICW menegaskan bahwa suara antikorupsi bisa datang dari mana saja, termasuk dari ruang kelas dan karya kreatif mahasiswa. Ini menjadi bukti bahwa pendidikan, bila dijalankan secara partisipatif dan kontekstual, mampu melahirkan perubahan sosial yang nyata.