Jakarta –
Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menyambut para peserta dari
program Global Intercultural Project Experience (GIPE++) 2025 dalam
acara Official Reception yang digelar pada Senin (21/7/25) di Aula D,
Kampus Semanggi, Unika Atma Jaya.
Penyambutan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Dr. Yuda
Turana, Sp.S(K) selaku Rektor Unika Atma Jaya, Yanti, S.Si., M.Si., Ph.D.,
selaku Wakil Rektor Bidang Inovasi, Penelitian, Kerja Sama dan Alumni, Manfred
Mayer selaku GIPE Project Manager, serta Alfonso Harrison Nantingkaseh,
S.Sos., M.Si. selaku pembimbing mahasiswa dalam program GIPE++ dan dosen Ilmu
Komunikasi Unika Atma Jaya. Beserta jajaran dosen dan panitia dari negara lain.
Acara ini merupakan rangkaian penyambutan serta
apresiasi untuk para mahasiswa dan panitia yang pergi ke Jerman dalam program
GIPE++. Selain
itu para mahasiswa akan menyampaikan laporan mereka selama melakukan perjalanan
tersebut.
Program ini melibatkan empat universitas dari empat negara yang berbeda, yaitu Atma Jaya Catholic University of Indonesia (Indonesia), Westphalian University of Applied Sciences (Jerman), Namibia University of Science and Technology (Namibia), dan Universidad Católica San Pablo (Peru).
Prof. Yuda Turana dalam sambutannya menyampaikan
apresiasi terhadap keberhasilan dari kolaborasi lintas budaya ini, beliau
menekankan bahwa GIPE++ ini menjadi cerminan semangat keberanian, rasa ingin
tahu, dan kepedulian peserta terhadap isu-isu nyata yang dihadapi dunia saat
ini.
“Keberlanjutan bukan hanya sebuah proses, tetapi
sebuah ajakan untuk bertindak. Melalui proyek ini, kita sudah melihat semangat,
hasrat, dan kolaborasi lintas disiplin antar negara,” ungkap Prof. Yuda
Turana.
Dilanjutkan oleh Manfred Mayer selaku Project
Manager dari GIPE, beliau mengungkapkan rasa bangganya terhadap pencapaian yang
diraih oleh para mahasiswa dalam menjalankan proyek kolaborasi dengan Unika
Atma Jaya. Manfred Mayer juga menambahkan pesan untuk mahasiswa untuk
memanfaatkan waktu dan kesempatan yang dimiliki peserta.
”Saya bisa merasakan semangat untuk mendengarkan presentasi kalian. Kalian datang dari budaya yang berbeda, dari negara yang berbeda dan menghabiskan waktu bersama-sama hingga di titik ini kalian presentasikan apa yang sudah kalian lalui. Manfaatkan waktu yang kalian miliki dan gunakan untuk hal-hal yang berguna,” ucap Manfred Mayer.
Presentasi laporan diwakilkan
oleh Alfonso Harrison yang membagikan pengalamannya selama mengikuti kegiatan
GIPE++. Beliau menyebutkan program ini sebagai perjalanan yang luar biasa dan
penuh tantangan. Beliau menjelaskan dalam kegiatan ini mahasiswa dibagi menjadi
empat kelompok yang berisi mahasiswa dari negara yang berbeda-beda.
Kelompok ini membahas empat
tema yang berbeda-beda. Kelompok satu membahas Digital Platform,
kelompok kedua membahas Business Program, kelompok ketiga membahas Corporate
Social Responsibility dan kelompok keempat membahas Waste Management.
Tema yang dibahas tim dirancang untuk menjadi solusi nyata dalam pengembangan
komunitas di Pulau Untung Jawa, Indonesia.
Kemudian acara diramaikan
dengan video dari keempat tim. Ditunjukkan anggota dari kelompok dan
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan selama melakukan perjalanan, selain itu
dalam video ditunjukkan bagaimana kesan mereka selama mengikuti program GIPE++.
Acara pun kemudian ditutup dengan sesi berbagi pengalaman dan kesan dari salah satu mahasiswi bernama Amanda Ranjita. Amanda Ranjita menyebut GIPE++ sebagai pengalaman yang tidak terduga namun sangat membekas, beliau mengaku sulit menggambarkan betapa besar semangat dan rasa syukurnya berkesempatan bertemu teman baru dan menjalani pengalaman lintas budaya ini.
“Ini merupakan pengalaman yang
sangat tidak terlupakan untuk saya, saya bertemu dengan perspektif yang
berbeda-beda dari negara lain. Ini semua adalah pengalaman yang sangat
menyenangkan. Terima kasih untuk dukungannya,” ujar Amanda Ranjita.
Lewat program kolaborasi
internasional GIPE++, Unika Atma Jaya menegaskan perannya dalam pendidikan
global yang berkelanjutan dan berdampak secara sosial. Dengan kolaborasi ini diharapkan
dapat melahirkan solusi nyata bagi isu-isu global yang dirancang oleh generasi
muda penerus bangsa.