ASK
ME

REGISTER
NOW

Kolaborasi IFAR Unika Atma Jaya dengan AIFIS: Bahas “Forest City” Pada Ibu Kota Baru Indonesia, Nusantara

7/21/2025 12:00:00 AM



Jakarta - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya melalui Institute for Advance Research (IFAR) bekerja sama dengan American Institute for Indonesian Studies (AIFIS) menyelenggarakan Public Talk bertemakan "Using Indigenous Sonic Entanglements to Advance Indonesia's Emerging 'Forest City' Vision".

 

Kegiatan ini merupakan pelopor kerja sama antara IFAR Unika Atma Jaya dengan AIFIS yang mengangkat topik seputar Forest City pada pembangunan IKN di Indonesia. Kolaborasi ini  berlangsung pada Kamis (10/7/25) di gedung Yustinus lantai 13, Kampus Semanggi, Unika Atma Jaya.

 

Diskusi ini menghadirkan Walker DePuy, Ph.D., selaku Fellow Postdoctoral, Asia Research Institute, National University of Singapore yang akan menjadi pembicara utama dalam acara ini. Selain itu turut hadir Dr. Yosef Marcis Djakababa, B.A., M.A., selaku Country Director AIFIS dan Salvatore Simarmata, S.Sos., M.A., Ph.D., selaku Direktur IFAR.




Pembukaan acara dimulai oleh Dr. Yosef Marcis Djakababa yang menyampaikan rasa syukur atas terjadinya kolaborasi ini, beliau juga menambahkan harapan besarnya dalam kerja sama ini "Kegiatan hari ini adalah kolaborasi pertama AIFIS dengan IFAR, saya sangat senang dan berharap kolaborasi seperti ini dapat terus berlanjut dan membuat event yang lebih banyak lagi," ucap Dr. Yosef Marcis Djakababa.

 

Salvatore Simarmata turut menakankan pentingnya kolaborsasi ini untuk memberikan kesadaran dalam membangun kota yang berkelanjutan.



"Dengan kolaborasi pertama IFAR dan AIFIS ini saya harap dapat jadi permulaan untuk lebih banyak kolaborasi lainnya. Dengan diskusi ini kita harus menyadari bahwa kita harus menentukan bagaimana kota dibentuk dibandingkan menghancurkan dan mendominasinya," ucap Salvatore Simarmata.

 

Pemaparan materi dimulai oleh Walker DePuy. Beliau menjelaskan mengenai IKN sebagai ”Forest City” yang bukan sekedar kota hijau yang ditopang oleh tutupan pohon tropis, melainkan sebuah upaya ambisius untuk mengintegrasikan konservasi kawasan lindung dan penghormatan terhadap hak penduduk sekitar.

 

Dengan metode seperti Soundwalks dan sesi mendengarkan bersama komunitas, Walker DePuy bersama timnya berkumpul bersama penduduk lokal untuk saling memahami dan mendengarkan. Di sisi lain, tim Walker juga mencoba untuk memahami makna hutan bagi para penduduk lokal sekaligus mengungkap risiko nyata seperti hilangnya habitat satwa liar dan terpinggirkannya penduduk setempat.


Walker DePuy juga menekankan pentingnya mendengarkan suara-suara lokal dan ekosistemnya dalam upaya mewujudkan visi “forest city” yang berkelanjutan. Pendekatan seperti deep listening menjadi salah satu alternatif untuk memahami relasi antara manusia, alam liar serta perubahan yang akan terjadi di daerah pembangunan IKN.


 

“IKN sebagai forest city adalah sebuah visi yang ambisius dan penuh tantangan. Namun untuk menjadikannya kenyataan, kita harus mengakui terlebih dahulu sejarah Indonesia terkait konsesi lahan dan bagaimana relokasi ini akan berdampak pada komunitas manusia serta komunitas non manusia (hewan dan lingkungan). Melalui proses mendengarkan bersama, kita dapat memahami cerita, memori dan bahkan makna baru yang membantu kita untuk membayangkan masa depan forest city yang benar-benar berkelanjutan dan adil,” ujar Walker.

 

Acara ini menjadi langkah awal IFAR dari Unika Atma Jaya dengan AIFIS dalam membentuk kolaborasi yang berkelanjutan dan mendorong kolaborasi lintas disiplin yang mempromosikan metode riset yang inovatif untuk masa depan.