ASK
ME

REGISTER
NOW

Raisa Rakhmania Raih Gelar Doktor Psikologi Lewat Penelitian Kompetensi Guru PAUD di Indonesia

7/9/2025 12:00:00 AM



JAKARTA – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya menyelenggarakan Sidang Terbuka Promosi Doktor Psikologi pada Jumat (4/7/2025) bertempat di Ruang Auditorium Gedung Yustinus, Lantai 14, Unika Atma Jaya. Dalam sidang tersebut, Raisa Rakhmania mempertahankan disertasi berjudul Kontribusi Kemampuan Beradaptasi Kreatif dan Persepsi Dukungan Sosial terhadap Kompetensi Guru PAUD dengan Efikasi Diri Guru sebagai Variabel Mediator”.

 

Dalam sidang ini, Prof. Dr. Benedicta Prihatin Dwi Riyanti, Psikolog, bertindak sebagai Promotor, sementara Dr. Margaretha Purwanti, M.Si., Psikolog, berperan sebagai Ko-promotor. Sidang ini juga diuji oleh Panitia Penguji Sidang Terbuka Disertasi yang terdiri dari Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., Psikolog, selaku Ketua, serta dua anggota, yaitu Dr. Weny Savitry S. Pandia, M.Si., Psikolog, dan Dr. Yapina Widyawati, M.Psi., Psikolog.

 

Penelitian Raisa melibatkan 1.449 guru PAUD dari berbagai provinsi di Indonesia dan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri menjadi prediktor terkuat dalam membangun kompetensi guru, sedangkan kemampuan beradaptasi kreatif dan persepsi dukungan sosial memberikan kontribusi signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

 

Raisa Rakhmania menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini dan harapannya agar penelitian yang ia lakukan dapat memberikan manfaat luas, tidak hanya di dunia akademik, tetapi juga dalam pembentukan kebijakan pendidikan nasional.


 

"Saya menyadari bahwa banyak guru PAUD, khususnya di wilayah dan lembaga non-formal, menghadapi tantangan struktural yang kompleks. Penelitian ini saya susun untuk memberi ruang bagi pendekatan yang lebih kontekstual dan psikososial dalam memahami serta membangun kompetensi guru. Harapannya, hasil penelitian ini dapat mendorong kebijakan pendidikan yang lebih adil, berdaya guna, dan menyentuh kebutuhan nyata di lapangan," ujarnya.

 

Ia juga menekankan pentingnya mengintegrasikan pendekatan psikologis ke dalam pelatihan guru PAUD agar tidak hanya terfokus pada aspek teknis dan administratif, tetapi juga mencakup dimensi afektif seperti efikasi diri dan adaptasi dalam menghadapi keterbatasan sumber daya.

 

Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), turut menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas pencapaian Raisa.


 

"Saya sangat mengapresiasi Raisa. Ia bukan hanya berbicara dalam ranah teori, tetapi juga merupakan aktivis dan pelaku langsung di lapangan. Kita doakan ke depan beliau tetap konsisten dan berkomitmen dalam membangun generasi muda di masa kini," ujarnya.

 

Promotor disertasi, Prof. Dr. Benedicta Prihatin Dwi Riyanti, Psikolog, menyampaikan apresiasinya atas proses dan semangat belajar Raisa selama menempuh studi doktoral.


 

“Saya merasa bangga karena Raisa menunjukkan kemauan belajar yang besar sepanjang proses studinya. Saya yakin, dengan kompetensi yang dimiliki, Raisa dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang semakin luas di masa mendatang,” ujarnya.

 

Raisa sendiri bukan sosok baru di dunia pendidikan. Ia merupakan dosen tetap di Sekolah Tinggi Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (STPHBK) dan aktif di Indonesia Heritage Foundation (IHF). Dengan latar belakang lintas disiplin mulai dari sastra Jepang hingga kajian wilayah, Raisa membawa perspektif yang unik dalam penelitian psikologi pendidikan. Selama menjalani studi doktoralnya, Raisa juga menerima hibah dari Kementerian Ristek Dikti pada tahun 2023 dan 2024 untuk pengembangan alat ukur kompetensi guru PAUD berbasis budaya lokal.

 

Sidang terbuka ini dihadiri oleh keluarga besar, kolega akademik, mahasiswa, serta para pemerhati pendidikan anak usia dini, baik secara langsung maupun melalui platform daring. Momen ini bukan hanya menjadi selebrasi akademik, tetapi juga menjadi dorongan moral bagi para pendidik dan peneliti muda untuk terus berkarya dan menjadikan ilmu sebagai sarana transformasi sosial.