Jakarta, 5 Agustus 2025 – Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Komunikasi (FIABIKOM)
Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya resmi menjalin kerja sama
dengan Indonesian Society of Sustainability Professionals (IS2P) melalui
penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang digelar pada hari
Selasa (5/8) di Ruangan Rektorat, Kampus Semanggi, Unika Atma Jaya. Kolaborasi
ini bertujuan untuk memperkuat pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
sekaligus mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam pendidikan tinggi,
riset, dan pengabdian kepada masyarakat.
MoU ini secara
resmi ditandatangani oleh Yanti, Ph.D., Wakil Rektor Bidang Inovasi,
Penelitian, Kerja Sama, dan Alumni Unika Atma Jaya, bersama dengan Satrio Dwi
Prakoso, Ketua Umum IS2P. Kemitraan ini sejalan dengan visi global
keberlanjutan dan menjadi bagian dari upaya mendukung SDG’s ke-4 (Quality
Education) dan SDG’s ke-17 (Partnerships for the Goals), dengan
mendorong peningkatan kualitas pendidikan tinggi dan membangun kolaborasi
lintas sektor untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Prof. Dr. Dorien
Kartikawangi, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Bisnis dan Ilmu Komunikasi (FIABIKOM) Unika Atma Jaya, menekankan pentingnya
sinergi antara institusi pendidikan dan komunitas profesional keberlanjutan. Ia
menyampaikan bahwa FIABIKOM melihat MoU ini bukan sekadar simbolis, melainkan
sebagai langkah konkret untuk memperluas cakupan Tri Dharma melalui kolaborasi
lintas sektor.
“Kami sangat
menyambut baik kolaborasi dengan IS2P, karena keberlanjutan adalah isu
strategis yang harus dihadirkan secara lebih aplikatif dalam kurikulum dan
aktivitas kampus. Kami berharap, ke depan IS2P dapat terlibat langsung dalam
berbagai aktivitas pengajaran, riset kolaboratif, hingga program pengabdian
masyarakat yang relevan dengan dunia nyata. Kami juga terbuka untuk kerja sama
dalam program CSR, riset aksi, maupun kontribusi terhadap perumusan kebijakan
melalui hasil-hasil kajian bersama,” ujar Prof. Dorien.
Ia menambahkan
bahwa FIABIKOM ingin membekali mahasiswa dengan pemahaman keberlanjutan tidak
hanya dari sisi lingkungan, tetapi juga dari aspek sosial, teknologi, dan
bisnis. Oleh karena itu, keterlibatan asosiasi profesional seperti IS2P sangat
penting agar mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga memahami bagaimana
nilai keberlanjutan diterapkan secara praktis di berbagai profesi.
Sementara itu,
Satrio Dwi Prakoso, Ketua umum Indonesian Society of Sustainability
Professionals (IS2P), menjelaskan bahwa IS2P saat ini memiliki lebih dari
400 anggota profesional yang tersebar di berbagai sektor industri dan lembaga.
“Kami percaya bahwa essential knowledge tentang keberlanjutan dapat
diterapkan di semua lini pekerjaan dan harus mulai dikenalkan sejak bangku
kuliah,” ungkapnya.
IS2P berkomitmen
untuk memberikan pelatihan, workshop, dan pendampingan kepada mahasiswa,
sekaligus membuka ruang kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan keilmuan.
“Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam kajian akademik, termasuk
kemungkinan mengadakan survei nasional atau riset dalam kerangka World
Economic Forum, yang hingga saat ini masih minim dilakukan di Indonesia,”
lanjutnya.
Selain itu, IS2P
juga aktif memberikan masukan terhadap perumusan kebijakan publik dan panduan
strategis keberlanjutan. Satrio menyampaikan bahwa IS2P siap bekerja sama
dengan perguruan tinggi dalam menghasilkan kajian ilmiah yang mampu
berkontribusi nyata dalam pengambilan keputusan, baik di sektor publik maupun
korporasi. IS2P juga membuka kesempatan mentoring oleh para anggotanya
yang berpengalaman untuk mendampingi mahasiswa dalam pengembangan
kewirausahaan, inovasi sosial, serta solusi keberlanjutan lintas disiplin.
Melalui kerja sama ini, FIABIKOM Unika Atma Jaya dan
IS2P berkomitmen untuk membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya
berkualitas, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap masa depan yang
berkelanjutan.