FGD Bersama Siswa dan Guru SD Mutiara 2 Tanjung Priok
7/21/2025 12:00:00 AM

18 Juli 2025 — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Unika Atma Jaya dengan tema "Mempersiapkan Generasi Muda Tangguh Menghadapi Tantangan Zaman Kini" melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama para siswa dan guru di SD Mutiara 2 Tanjung Priok. Kegiatan ini menjadi langkah awal penting untuk merancang intervensi yang tepat sasaran dalam penguatan literasi, etika, serta perlindungan anak di lingkungan sekolah.
Tim PkM terdiri dari dosen dan mahasiswa lintas fakultas: Sri Hapsari dan R. Ristyantoro (FEB), Weny S. Padia (FP), Laban Eka Jaya (PPM), serta mahasiswa FEB: Shelley, Dian Viola A., dan Hemaria Tirtani. Tim disambut hangat oleh Kepala Sekolah Ibu Tumi S dan Bapak Yadi, guru matematika kelas 4,5,6.
Kondisi dan Profil Sekolah
SD Mutiara 2 berdiri di atas lahan wakaf milik Pelabuhan sejak tahun 1956. Saat ini, sekolah terakreditasi B dan dijadwalkan akan mengikuti akreditasi ulang pada tahun 2027. Fasilitas perpustakaan yang dahulu merupakan hibah dari Pertamina kini difungsikan sebagai ruang ujian dan ruang komputer karena keterbatasan ruang.
FGD Siswa:
FGD dengan 10 siswa kelas 6 (6 perempuan, 4 laki-laki) menunjukkan bahwa anak-anak sudah memiliki kesadaran akan cita-cita mereka, seperti ingin menjadi pemain sepak bola atau profesi lainnya, dan sudah mulai melakukan aktivitas pendukung sesuai minat mereka. Semua siswa memiliki akses terhadap HP yang digunakan untuk bermain game maupun mencari informasi pelajaran, bahkan lewat platform seperti TikTok.
Namun, tantangan muncul dalam bentuk interaksi sosial yang mengarah pada tindakan bullying baik secara langsung maupun daring. Beberapa siswa melaporkan adanya tindakan fisik seperti mencubit dan mencekik, yang ditanggapi guru dengan sanksi edukatif seperti dijemur. Di sisi lain, program 15–30 menit membaca setiap hari sudah berjalan, meskipun antusiasme membaca secara konvensional masih rendah karena minat lebih tertuju pada gawai.

FGD Guru:
Sebanyak 8 guru (6 perempuan, 2 laki-laki) dari berbagai jenjang menyampaikan kondisi literasi siswa yang masih memprihatinkan, terutama dalam hal pemahaman bacaan. Beberapa siswa kelas rendah belum lancar membaca, bahkan di kelas tiga pun masih ada yang belum bisa membaca. Penyebab utamanya disebut karena minimnya keterlibatan dan pengawasan orang tua, serta penggunaan HP yang tidak terkontrol.
Guru juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan berbasis karakter dan minat, serta pembelajaran menyenangkan seperti yang diterapkan oleh guru olahraga dengan menguatkan budaya lokal melalui pencak silat. Beberapa kelas sudah menggunakan proyektor untuk menunjang visualisasi pembelajaran.
Pergaulan dan Tantangan Sosial Lainnya:
Lingkungan Tanjung Priok yang dikenal cukup keras turut memengaruhi perilaku anak. Pernah terjadi kasus tawuran di luar jam sekolah yang dipicu oleh dendam pribadi. Beberapa anak berasal dari keluarga yang mengalami kekerasan atau kondisi broken home. Meskipun begitu, sekolah belum memiliki guru BK secara khusus dan sebagian peran diarahkan ke kesiswaan.
Orang tua siswa umumnya bekerja sebagai pegawai swasta atau pedagang, dan tinggal di lingkungan yang cukup rawan. Mereka cukup responsif terhadap program bantuan seperti KJP dan PIP, meskipun dalam praktiknya ada ironi bahwa keluarga penerima manfaat justru terkadang sulit memenuhi kewajiban administrasi seperti pembayaran sekolah.
Tambahan catatan:
• Problem anak-anak yang perlu mendapat perhatian:
Bullying sesama murid, seperti mengata-ngatain jelek, hitam, bogel, nakal/tidak asyik, suka memukul, dan mencubit.
• Soal literasi dalam FGD dengan para guru: mendorong orang tua ikut berperan membantu anak-anaknya agar bisa membaca, karena waktu di sekolah terbatas dan tanpa bantuan orangtua si anak para guru kesulitan.
• Guru juga kesulitan mendisiplin anak karena anak lebih banyak suka main hp. Oleh karena itu anak-anak juga kesulitan untuk berkonsentrasi di sekolah.
Tindak Lanjut PkM:
Hasil FGD ini menjadi landasan penting dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PkM yang akan dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2025, yaitu:
1. Berpikir Kritis dan Berperilaku Etis (24 Juli 2025)
2. Pencegahan Kekerasan terhadap Anak (7 Agustus 2025)
3. Penguatan Literasi Sekolah (28 Agustus 2025)
Melalui kegiatan ini, Tim PkM berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun ketahanan karakter dan peningkatan kualitas literasi anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa.