Jakarta, 28 Oktober 2024 – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya
kembali menunjukkan kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan
memanfaatkan hibah dari International Foundation for Science (IFS).
Salah satu penerima hibah, Prof. Dr. Diana Elizabeth Waturangi, S.Si., M.Si.,
dari Fakultas Teknobiologi, membagikan pengalamannya dalam mendapatkan hibah
riset internasional pertama yang mengubah kariernya sebagai ahli mikrobiologi
pangan.
Prof. Diana, yang bergabung dengan Unika Atma Jaya
pada tahun 2004, menghadapi tantangan dalam pembiayaan penelitian pada awal
kariernya. Pada tahun 2008, ia berhasil memperoleh hibah dari IFS untuk proyek
penelitian mengenai prevalensi Vibrio Cholerae dalam es yang dijual oleh
pedagang kaki lima di Jakarta. “Hibah ini sangat berarti bagi saya, karena
dengan bantuan IFS, saya dapat memperluas jaringan dan kolaborasi
internasional, sekaligus memperkuat kredibilitas saya sebagai peneliti di
bidang keamanan pangan,” ujarnya.
Hibah dari IFS tidak hanya menyediakan dana
penelitian, tetapi juga membuka akses ke jaringan global, termasuk kolaborasi
dengan Profesor Swapan Banerjee dari Health Canada dan Profesor Radu Son dari
Universiti Putra Malaysia. Hasil dari proyek penelitian ini kemudian
diterbitkan di Journal of Food Protection
pada tahun 2012.
Seiring waktu, Prof. Diana terus mengembangkan
penelitian di bidang patogen pangan, biofilm, dan bakteriofag. Melalui hibah
lanjutan dari IFS, ia mampu memperluas cakupan penelitian yang berfokus pada
penanganan masalah pangan di Indonesia, serta mempublikasikan lebih banyak artikel
ilmiah di jurnal internasional bereputasi. “Hibah yang saya dapatkan ini
memberi saya kesempatan untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah lokal
dengan pendekatan ilmiah global yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak,”
ungkapnya. Atas pencapaiannya tersebut perjalanan karir beliau terpilih menjadi
highlight dalam IFS annual report 2023 dari sejumlah 8000 peneliti yang berasal
dari 105 negara yang mendapat hibah riset dari IFS.
Melalui perannya sebagai ahli mikrobiologi pangan,
Prof. Diana juga dipercaya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI
sebagai panel ahli, di mana ia memberikan pelatihan bagi ilmuwan BPOM di
seluruh Indonesia tentang deteksi molekuler bakteri patogen. Selain itu, ia
diangkat sebagai Duta American Society for Microbiology (ASM) untuk
Indonesia pada periode 2016–2021, dan aktif dalam mempromosikan pendidikan
mikrobiologi di berbagai universitas.
Melalui pengalaman dan dedikasinya, Prof. Diana
telah membantu mendorong kesadaran akan pentingnya penelitian ilmiah yang
aplikatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya bangga atas kontribusi penting yang telah diberikan
oleh salah satu anggota fakultasnya, serta berharap untuk terus berkolaborasi
dengan IFS dalam pengembangan riset yang mendukung keberlanjutan global.