ASK
ME

REGISTER
NOW

Ciptakan Ruang Inklusif di Media Sosial

10/20/2025 12:00:00 AM



Di era digital saat ini, media sosial menjadi ruang utama bagi kaum muda untuk berekspresi. Unggahan dalam bentuk video pendek yang berisi cerita atau percakapan daring menjadi sarana bagi mereka untuk menyampaikan gagasan, perasaan bahkan memperkenalkan identitas diri. Melalui media sosial, kaum muda tumbuh dan bergumul untuk menemukan jati diri ditengah arus informasi yang cepat.

Penggunaan media sosial yang masif menjadikan platform ini memiliki andil besar dalam membentuk cara pandang dan arah hidup kaum muda.  Kolaborasi tanpa batas, konektivitas global, serta kemudahan akses informasi dan pengetahuan tentang berbagai isu mendorong terbentuknya identitas sosial yang lebih terbuka dan reflektif. Jika dimanfaatkan dengan positif, media sosial dapat menjadi sarana efektif dalam meningkatkan kesadaran sosial atas berbagai isu kemanusiaan, politik, hingga lingkungan.

Dalam konteks Indonesia, keberagaman adalah realitas yang melekat pada masyarakatnya. Suku, budaya, bahasa, agama, dan berbagai perbedaan lain menjadi warna dalam pembentukan identitas nasional. Disinilah peran kaum muda diperlukan dalam merawat keberagaman Indonesia di ruang digital dengan menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis, serta saling menghargai. Mereka bukan hanya pengguna, namun sebagai pencipta budaya digital yang mampu menggunakan media sosial sebagai sarana dialog dan jembatan antara identitas.

 

Guna mewujudkan semangat ini, Campus Ministry (CM) berkolaborasi dengan Young Catholic Students (YCS) Unika Atma Jaya menyelenggarakan Gebrak Indonesia VII dengan tema “Harmoni dalam Keberagaman dan Persaudaraan Sejati” pada Sabtu, 11 Oktober 2025 di Aula D, Kampus Semanggi.  Harapannya kegiatan ini menginspirasi  dan menyadarkan kaum muda untuk ikut menjaga nilai-nilai persatuan dan kebhinekaan Indonesia.

 

Dibuka untuk publik,  acara ini menghadirkan dua tokoh nasional yang memiliki pengaruh kuat dalam isu sosial dan kebangsaan, yakni aktivis sosial dan tokoh pluralisme, Inayah Wulandari Wahid serta ekonom dan dosen Magister Ekonomi Terapan (MET) Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko, atau yang akrab disapa Ico.

Dalam penjelasannya, Inayah menjelaskan bahwa keberagaman Indonesia merupakan kekuatan bangsa. “Semakin kita beragam, semakin banyak power yang kita punya karena setiap identitas membawa kekuatannya sendiri,” ungkap putri bungsu dari Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid ini.

Disisi lain, Ico berpesan kepada para kaum muda untuk tetap teguh menghadapi tantangan zaman. “Situasi yang sedang kita hadapi saat ini memang tidak mudah. Perlu kesadaran dari diri kita atas situasi yang terjadi. Mari tetap bersama untuk saling mengisi, berbagi, dan menguatkan! “ tegasnya.

Melalui acara Gebrak Indonesia VII, kaum muda diingatkan kembali bahwa setiap orang berharga, sehingga perlu adanya sikap toleransi dan semangat persaudaraan sejati atas kebhinekaan Indonesia di dunia nyata maupun ruang digital.

 

(CHA/KAR)