“Kami tidak menemukan apa yang kami cari saat observasi di tempat lain.” Demikian disampaikan dengan malu-malu oleh salah satu mahasiswa yang berkunjung. Bagi mereka, menemukan contoh yang bisa dipelajari dalam Pengelolaan Pusat Sumber Belajar bukan hal yang mudah, beberapa Lembaga yang mengatakan memiliki Pusat Sumber Belajar seringkali hanya sebatas pengelolaan perpustakaan. Itupun kadang masih dalam pengelolaan konvensional dan belum beranjak ke ranah digital apalagi koleksi digital yang cukup banyak. Demikian komunikasi singkat para mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta dengan Staf Inovasi Teknologi Pembelajaran (ITP) sambil menunggu kehadiran Mbak Santi, Kepala Unit Pelaksana Teknis ITP yang masih mengurus proses akreditasi salah satu program studi di Unika Atma Jaya.
Kehadiran mereka bermula dari saran Prof Eveline Siregar, Dosen Mata Kuliah Pengelolaan Pusat Sumber Belajar kepada Anggi, salah satu mahasiswinya untuk mengobservasi Pusat Sumber Belajar yang ada di Unika Atma Jaya. Dari situlah Anggi melakukan follow up dengan berkomunikasi kepada Staf ITP yang direkomendasikan Prof Eveline.
Hingga pada Selasa, 17 Juni, setelah proses formal pengajuan ijin observasi ditindak lanjuti, 4 Mahasiswa UNJ beranjangsana ke ITP Lembaga Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Unika Atma Jaya. Kedatangan mereka dalam rangka melakukan observasi dan mendokumentasikan Pengelolaan Pusat Sumber Belajar yang ada di Unika Atma Jaya. Mereka, Wisnu, Anggi, Amanda dan Firman adalah mahasiswa Strata 1, Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.
Secara umum Pusat Sumber belajar bisa dipahami sebagai lembaga atau fasilitas yang menyediakan berbagai sumber belajar yang diorganisir untuk mendukung proses belajar-mengajar. PSB ini berbeda dari perpustakaan biasa karena lebih fokus pada pengembangan media dan teknologi informasi yang relevan dengan proses pembelajaran. Dengan pendekatan sistem, pengelolaan Pusat Sumber Belajar dilihat sebagai suatu kesatuan terintegrasi yang terdiri dari input, proses, output, dan umpan balik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan bisa dimengerti sebagai suatu metodologi yang memandang proses pembelajaran sebagai suatu sistem terintegrasi yang terdiri dari komponen-komponen saling terkait untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Pendekatan ini berfokus pada perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi secara sistematis.
Dalam penjelasannya, Margareta Dwi Susanti atau biasa
dipanggil Mbak Santi, sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis Inovasi Teknologi
Pembelajaran menjelaskan aspek-aspek yang berkaitan dengan lingkup tugas dan
tanggung jawab ITP. Selanjutnya Mbak Santi menambahkan di era digital yang
makin berkembang pasca pandemi, unit-unit yang ada di Unika Atma Jaya menjadi
support system atau sistem pendukung yang membuat peran ITP menjadi maksimal.
“Karena sifat kerjanya sistemik, ITP juga bekerja sama dengan unit-unit seperti
Lembaga Penjamin Mutu dan BSDM untuk memastikan pelatihan dosen bisa
diimplementasikan langsung di kelas.”
Wisnu, Anggi, Amanda dan Firman mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Univertitas Negeri Jakarta mengaku heran dengan fasiltas produksi media pembelajaran yang menurut mereka sangat baik dan lengkap. Mereka terkesan dengan fasilitas yang mereka lihat, mulai dari studio podcast hingga alat produksi konten pembelajaran.” “Perpusnya juga keren.” Amanda menambahkan.