Jakarta,
14 Mei 2025 – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya,
melalui Institute for Advanced Research (IFAR), sukses menyelenggarakan bedah
buku Power and Progress: Our Thousand-Year Struggle over Technology and
Prosperity karya Daron Acemoglu dan Simon Johnson pada Senin, 5 Mei 2025, di
Gedung Yustinus lantai 14, Kampus Semanggi. Acara diadakan secara hybrid
dan diikuti oleh mahasiswa, dosen, serta masyarakat umum yang tertarik pada
isu-isu sosial, ekonomi, dan perkembangan teknologi.
Bedah
buku ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan akademik Unika Atma Jaya yang
bertujuan untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan, nilai kemanusiaan, serta
memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa. Sejalan dengan visi menuju
Indonesia Emas 2045, acara ini menghadirkan para ahli di bidang ekonomi dan politik,
di antaranya Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D. (Pengurus Pusat Ikatan Sarjana
Ekonomi Indonesia (ISEI) Bidang III), Dr. Junanto Herdiawan, M.A. (Pengurus
Pusat ISEI, Bidang Komunikasi Strategis), Dr. A Prasetyantoko (Pengurus Pusat
ISEI Bidang IV dan Kepala IFAR Unika Atma Jaya), yang dimoderatori oleh Leluy
Prlitasari Soebekty, S.P., M.E. (Pengurus Pusat ISEI, Wakil Ketua Bidang IV).
Dalam
kata sambutannya, Dr. Irenius Dwinanto Bimo, S.E., M.Si., Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya, menegaskan bahwa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (FEB) siap berkontribusi aktif dalam berbagai aktivitas keilmuan yang
dapat bermanfaat untuk kepentingan bangsa. "Unika Atma Jaya melalui
Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai bagian dari ISEI, siap berkontribusi aktif
dalam berbagai kegiatan, baik pengembangan keilmuan, kolaborasi akademik,
kontribusi pada isu strategis kebangsaan, serta penguatan kelembagaan ISEI itu
sendiri," ungkap Dr. Bimo.
Buku
Power and Progress membahas isu krusial terkait dampak perkembangan teknologi
terhadap distribusi kekuasaan dan kemakmuran global. Diskusi yang dilakukan
mendorong para peserta untuk mengkaji secara kritis bagaimana inovasi teknologi
bisa menjadi alat untuk kemajuan dalam masyarakat dan ekonomi, tetapi juga bisa
menimbulkan ketimpangan jika tidak dikelola dengan cara yang inklusif.
Sementara
itu, Dr. A Prasetyantoko, Kepala IFAR Unika Atma Jaya dan salah satu panelis,
menyoroti pendapat Acemoglu yang menyatakan bahwa demokrasi adalah sistem yang
tepat untuk memastikan teknologi dapat digunakan sebagai alat pencipta
kemakmuran. "Teknologi itu netral, namun bagaimana teknologi tersebut dikelola
menjadi hal yang paling penting. Buku ini menyimpulkan bahwa demokrasi adalah
sistem yang ‘terbaik’ untuk mengarahkan teknologi menuju kemakmuran yang lebih
adil," kata Dr. Prasetyantoko.
Dr.
Solikin M. Juhro, Sekretaris Umum PP ISEI dan keynote speaker dalam
acara ini, menyampaikan bahwa diskusi ini diharapkan mampu menghasilkan
pemikiran strategis yang relevan dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
"Dengan kondisi ketidakpastian yang tinggi saat ini, kita perlu
mengintegrasikan berbagai pemikiran lintas disiplin, berkolaborasi dalam
implementasi, dan mengkomunikasikannya dengan baik. Semoga melalui diskusi ini,
kita dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang relevan dan berguna bagi pembangunan
bangsa di masa depan," ujar Dr. Juhro.
Melalui
kegiatan diskusi ini, Unika Atma Jaya berharap dapat terus berkontribusi dalam
pengembangan intelektual dan profesionalisme civitas akademika, serta
memperkuat peran perguruan tinggi dalam membentuk pemimpin masa depan yang
visioner dan adaptif terhadap perubahan zaman.