dr. Fasihah Irfani Fitri, Sp.S (K) membawakan topik Risk and Protective Factors for Cogntive Health bersama Prof. Yuda Turana, Guru Besar Bidang Neurologi FKIK Atma Jaya dan Pembina Alzheimer Indonesia sebagai salah satu narasumber praktisi yang membahas peningkatan kompetensi keluarga dalam perawatan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup ODD pada kegiatan Konferensi Nasional ALZI ke-2,(24-25/9).
Jakarta, 25 September 2022 – Di peringatan bulan Alzheimer sedunia 2022, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya memiliki konsentrasi khusus pada penyakit Alzheimer yang dialami penderita demensia (kemunduran fungsi otak). Kampus terakreditasi A ini sebelumnya telah mendirikan Atma Jaya – Alzheimer Indonesia (ATZI) Center of Excellence pada tahun 2018, hasil kerja sama dengan Alzheimer Indonesia, sebagai pusat pelayanan terpadu yang berfokus pada Demensia Alzheimer.
Unika Atma Jaya memiliki kepedulian terhadap kualitas hidup kelompok masyarakat senior (senior citizen) atau lansia di Indonesia. Terlebih bagi orang dengan demensia (ODD) dan orang yang merawat pasien dengan demensia (caregiver). Hal ini juga yang mendorong Unika Atma Jaya sebagai institusi pendidikan bersinergi mendukung Alzheimer Indonesia dengan mengadakan Konferensi Nasional ke-2 dengan tema “Demensia, Lalu Bagaimana?” di Kampus I Semanggi Unika Atma Jaya, (24-25/9).
Dalam kegiatan ini secara kolaboratif, Alzheimer Indonesia mendorong masyarakat dan pemerintah untuk segera memberikan perawatan pasca diagnosis yang sangat diperlukan oleh Orang Dengan Demensia (ODD).
Direktur Eksekutif Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI), Michael Dirk Roelof Maitimoe, M.Psi. melalui konferensi ini berharap bisa membantu para caregiver menjalani fase-fase perawatan ODD karena membahas tentang berbagai tantangan dan solusi praktis yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga
Direktur Eksekutif Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI) Michael Dirk Roelof Maitimoe, M.Psi. mengatakan konferensi ALZI membahas secara lengkap tata laksana demensia, termasuk perawatan pascadiagnosis dan dukungan untuk ODD bersama narasumber dari berbagai multidisiplin, seperti dokter umum, spesialis saraf, spesialis geriatri, psikiater, psikolog, dan fisioterapis. Hadir pula pakar hukum, ahli gizi serta dari komunitas ALZI, ODD, dan caregivers sebagai pembicara.
“Tidak sedikit anggota keluarga yang menjadi frustasi hingga stres berat (burnout) karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana menghadapi kondisi ODD. Langkah-langkah yang bisa dilakukan setelah pasien terdiagnosis demensia adalah membekali keluarga dengan pengetahuan seputar demensia, mengatur nutrisi yang dikonsumsi oleh ODD, melakukan aktivitas fisik seperti senam otak atau poco-poco, dan banyak hal lainnya, “ungkap Michael yang juga sebagai alumni Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya.
Michael menambahkan bahwa konferensi ini juga membantu para caregiver menjalani fase-fase perawatan ODD karena membahas tentang berbagai tantangan dan solusi praktis yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga seperti sesi peran anak dalam perawatan dan pendampingan juga tips praktis untuk nakes maupun keluarga.
Guru Besar Bidang Neurologi FKIK Atma Jaya dan Pembina Alzheimer Indonesia, Prof, Yuda Turana menjadi salah satu narasumber dan moderator dari sisi praktisi yang membahas peningkatan kompetensi keluarga dalam perawatan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup ODD pada kegiatan Konferensi Nasional ALZI ke-2,(24-25/9).
Melalui hasil penelitian terbaru dari Unika Atma Jaya oleh Guru Besar bidang Kesehatan, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K), dokter ahli syaraf Unika Atma Jaya mengenai penyakit Alzheimer, menyatakan, Alzheimer berfokus pada perkembangan penyakit Alzheimer (pikun) di tengah situasi pendemi Covid-19 yang melanda dunia. Alzheimer sendiri merupakan penyakit otak yang menyebabkan kehancuran memori, kebingungan, hingga menurunkan kinerja berpikir serta berbicara si penderitanya.
Riset Prof. Yuda berfokus pada sisi positif penyakit Alzheimer sehingga berhasil menemukan metode penyembuhan yang baik, yaitu dengan program yang mengutamakan promotif dan preventif serta mengurangi terjadinya kasus disabilitas bagi lansia, khususnya pada populasi yang kurang mampu dan terpinggirkan.
Layanan ODD di RS bukan hanya sebatas memastikan diagnosis, mencari faktor risiko, dan tatalaksana dengan obat, namun yang terpenting juga peningkatan kompetensi keluarga dalam perawatan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup ODD.
“Tugas seorang dokter juga menghubungkan pasien dan keluarga dengan support system terkait demensia, misalnya Alzheimer Indonesia (ALZI),” ujar Yuda sekaligus sebagai Pembina Alzheimer Indonesia.
Sementara itu, Unika Atma Jaya terus berkomitmen dalam peran sebagai lembaga pendidikan tinggi yang cukup penting dalam menghasilkan berbagai hasil penelitian dan kajian yang dapat memberikan manfaat bagi perbaikan standar kehidupan umat manusia. Hal ini menjadi semakin relevan jika dikaitkan dengan posisi tawar dan daya saing suatu bangsa.
Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) tahun 2020 jumah lansia Indonesia mencapai 26,82 juta jiwa, dengan usia 60 tahun hingga diatas 80 tahun. Di seluruh dunia jumlah penderita penyakit Alzheimer diperkirakan mencapai lebih 50 juta orang dan akan bertambah menjadi 100 juta orang tahun 2050.
Penyiar radio, politikus dan public figure, Muhammad Farhan juga turut hadir sebagai pembicara dalam Konferensi Nasional ALZI ke-2 “Demensia, Lalu Bagaimana?. ALZI juga mengundang narasumber dari berbagai multidisiplin, seperti dokter umum, spesialis saraf, spesialis geriatri, psikiater, psikolog, dan fisioterapis. Hadir pula pakar hukum, ahli gizi serta dari komunitas ALZI, ODD, dan caregivers sebagai pembicara.
Acara ini turut menyinggung tentang evaluasi Rencana Aksi Nasional dan Global tentang Demensia 2017-2025 di Indonesia. Rencana aksi yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini menekankan pada pentingnya diagnosis, pengobatan (treatment), dan perawatan (care) untuk meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan Demensia, pengasuh dan keluarga mereka, serta mengurangi dampak demensia pada masyarakat dan negara.