ASK
ME

REGISTER
NOW

Rambah Bisnis Kecantikan, Perusahaan butuh SDM Farmasi Berkualitas

7/13/2020 12:00:00 AM

Pandemi virus corona yang disebut telah menekan banyak aktivitas perekonomian nyatanya menimbulkan dampak positif bagi sejumlah badan usaha. Industri farmasi adalah salah satu sektor bisnis yang mendapat untung besar. Melansir sejumlah sumber, pada masa awal pemerintah mengumumkan kasus perdana infeksi Covid-19 terjadi angkat kenaikan untuk produk multivitamin dan suplemen kesehatan lainnya. 

 

Meski demikian tidak berarti industri farmasi tidak lepas dari ancanam, salah satu alasannya karena ketergantungan bahan baru impor yang belakangan dapat sorotan. Melihat dari katadata.co.id ketua umum GP Farmasi F. Trito Kusnadi mendorong perusahan farmasi untuk melakukan diversifikasi produk yang mereka pasarkan pada masyakarat. 

 

Belakangan pasar bisnis kosmetik mulai banyak diminati industri farmasi. Melansir dari sejumlah media, PT Indofarma Tbk dan perusahan farmasi plat merah PT Kimia Farma Tbk sudah lebih dulu membuka lapak dalam bisnis kecantikan ini. Kimia Farma sendiri malah sudah lama dikenal dengan produk kecantikan Marck’s. 

 

Ahli menyebut kalau tren ini adalah hal yang lumrah mengingat farmasi sebetulanya punya spektrum cakupan yang cukup luas. Perkembangan ini seyogyanya perlu dibarengi dengan pengetahuan dan skill yang baik tentang formulasi kosmetik. Kepala program studi Farmasi Unika Atma Jaya, Fonny Cokro, M.Farm-Klin., Apt., menyebut selain dari segi formulasi, produksi kosmetik juga harus mencermati sejumlah faktor seperti manfaat dan standar keamanan yang wajib dipenuhi. 

 

“Dunia pendidikan dalam hal ini pendidikan farmasi, sangat mempengaruhi pengetahuan dan skill yang baik tersebut dalam hal aspek riset formulasi, kontrol kualitas, aspek produksi, regulasi, dan pemasarannya.” 

 

Fonny yang juga mengisi posisi farmasi klinis di Rumah Sakit Atma Jaya Pluit sebut SDM berkualitas sebagai hasil dari pendidikan yang berkualitas, sangat diharapkan dalam memenuhi kebutuhan konsumen, dan itu menjadi komitmen dari prodi Farmasi UAJ. 

 

Perguruan Tinggu Siapkan Kebutuhan SDM Farmasi Berkualitas

 

Dalam rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan (RPJP-K), sektor farmasi memiliki peran signifikan dalam memastikan tercapainya Indonesia Sehat 2025. Gempuran wabah viruscorona yang WHO sebut sebagai penyakit baru yang menyerang seluruh Dunia, menambah pentingnya bidang keilmuan dan ahli Farmasi. Farmasi sebagai bidang profesional kesehatan memiliki tanggung jawab terkait produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat. Tidak hanya itu, Farmasi juga memiliki ruang lingkup yang cukup luas mencakup alat kesehatan, bahan baku obat, obat tradisional, bahkan sampai ke formulasi kosmetik.

 

Ahli menjelaskan permintaan akan kebutuhan produk kesehatan tergolong tinggi sejak Covid-19, memicu potensi meningkatnya kebutuhan lulusan sarjana farmasi dan apoteker. Selain ruang lingkup sektor pekerjaan lulusan farmasi yang sudah disebutkan sebelumnya, lulusan Farmasi nyatanya tidak hanya dicari oleh Rumah Sakit tapi juga diperlukan untuk mengisi posisi riset obat dan formulasi, produksi, kontrol kualitas, regulasi, pemasaran, dan manajemen. Hal ini juga memungkinkan bidang farmasi untuk mendukung bertumbuhnya UMKM untuk memasarkan produk kesehatan atau kecantikan melalui e-commerce yang kian menjamur.

 

“Selain di industri, lulusan farmasi dibutuhkan pada perusahaan distributor obat, dan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan seperti apotek, rumah sakit, klinik pratama, klinik kecantikan, dan puskesmas.”

 

Luasnya kesempatan kerja bagi lulusan farmasi perlu dibarengi dengan kesiapan pengetahuan dan skill yang baik dari sisi pendidikan farmasi dalam menghasilkan tenaga kerja berkualitas, unggulan dan memiliki kepedulian sosial. Kebutuhan pendidikan bagi mahasiswa farmasi secara jarak jauh bagi Unika Atma Jaya tidak menjadi kendala dengan menggunakan medium belajar daring yang berlabel bintang lima dari lembaga pemeringkatan tinggal internasional asal London, QS Star.

 

“Demi memenuhi skill yang diharapkan, Program Studi Farmasi UAJ telah merancang kegiatan praktikum agar ke depannya tetap berjalan, dengan melakukan protokol kesehatan. Menjaga jarak, bicara seperlunya, cuci tangan, dan disinfeksi ruang dan alat merupakan beberapa di antara protokol kesehatan tersebut,” tegas Kepala program studi Farmasi UAJ terkait protokol kegiatan praktikum di kampus. (HCR)