Jakarta, 22 Juli 2022 - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dari Fakultas Pendidikan dan Bahasa (FPB) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Muhammad Saepulloh, berhasil terpilih sebagai Duta Mahasiswa Anti-Kekerasan DKI Jakarta Tahun 2022 bersama Windy Oktaviani, Mahasiswi Program Studi Bidan dari STIK Budi Kemuliaan, (20/7).
Keberhasilan ini tercapai setelah bersaing dengan nominator lain yang menjadi perwakilan dari sembilan perguruan tinggi swasta di Jakarta. Saepulloh sendiri mengaku tidak menyangka dan merasa sangat bangga dapat berkesempatan menjadi Duta Mahasiswa Anti-Kekerasan DKI Jakarta yang pertama.
“Tidak menyangka karena dari semua peserta bagus-bagus dan Alhamdulillah saya terpilih. Karena ini batch pertama, maka suatu kehormatan dan kebanggaan bagi saya, “ ujar Saepulloh.
Bergelar seorang duta, Saepulloh berkomitmen akan melakukan aksi nyata dalam rangka menekan dan mengatasi kasus kekerasan yang terjadi, mulai dari pencegahan sampai pemulihan. Penyebaran informasi melalui sosial media turut dinilai efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu kekerasan. Masyarakat dianggap perlu mengetahui terlebih dahulu tentang definisi, jenis, penyebab, hingga dampak dari kekerasan itu sendiri.
“Menurut saya, sosial media merupakan platform yang tepat untuk meningkatkan awareness, karena sosial media itu ruang diskursus publik dan banyak yang menggunakannya, “ ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Tuty Kusumawati, menambahkan bahwa pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang menjadi sasaran utama Kegiatan Strategis Daerah Nomor 13 (KSD 13) diselenggarakan dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan.
Salah satu rencana aksi dari KSD 13 tersebut melibatkan dunia pendidikan untuk melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi kepada civitas akademika serta masyarakat sekitar kampus dalam bentuk “Pemilihan Duta Mahasiswa Anti Kekerasan”. Tuty menilai, anak muda harus mampu untuk terlibat langsung, khususnya dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Apalagi generasi milenial sangat paham segala bentuk teknologi yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi tentang pencegahan kekerasan yang benar. Peran dan tugas perguruan tinggi melalui Duta Mahasiswa Anti Kekerasan diharapkan dapat membantu pemerintah dalam membangun dan meningkatkan pemahaman tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, “ lanjutnya.
Hal ini juga akan berdampak pada pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa dalam praktek kehidupan sehari-hari dan profesi yang akan dijalani. Tuty juga mengajak seluruh komponen, khususnya mahasiswa yang merupakan generasi muda bangsa, untuk menjadi generasi yang dapat memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Rangkaian kegiatan pendukung yang dilakukan sebelum puncak acara, antara lain pembekalan untuk Penguatan Kompetensi Duta Mahasiswa Anti Kekerasan DKI Jakarta kepada calon Duta Mahasiswa Anti Kekerasan DKI Jakarta dengan melibatkan Unit PPA Polda Metro jaya, UPT P2TP2A, UNFPA Indonesia, Komnas Perempuan, ECPAT Indonesia, serta Speak Up Now pada 5, 8, dan 11 Juli 2022.
Peserta turut diselingi dengan penugasan mandiri dalam bentuk pembuatan konten edukasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta studi lapangan ke Kepulauan Seribu. Pemenang Duta Mahasiswa Anti Kekerasan DKI Jakarta juga diberikan penghargaan berupa piala bergilir Gubernur DKI, selempang, sertifikat, dan hadiah lainnya, serta akan dilibatkan pada kegiatan pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dan anak pada skala Provinsi DKI Jakarta.
Baca selengkapnya di
https://dppapp.jakarta.go.id/news/2022/06/Duta-Mahasiswa-Anti-Kekerasan-Terhadap-Perempuan-dan-Anak-2022
https://m.beritajakarta.id/read/104167/saepulloh-dan-windy-terpilih-sebagai-duta-anti-kekerasan-dki