Jakarta, 24 Juni 2022 - Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya kembali menggelar acara “Virtual Coffee Break” dengan tema “Post Pandemic Society: Fit Financially, Fit Physically” bersama para pimpinan dan guru Bimbingan Konseling (BK) dari berbagai sekolah mitra Unika Atma Jaya se-Indonesia. Acara ini merupakan seri lanjutan dari seri sebelumnya yang sempat membahas “Mental Awareness” dan “Pentingnya Komunikasi Transformatif dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan”.
Dunia pasca-pandemi Covid-19 saat ini, kesehatan secara mental dan fisik menjadi prioritas utama bagi setiap individu. Namun menurut sejumlah ahli, nyatanya sehat secara fisik sama pentingnya dengan sehat secara finansial. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia, per 2 Juni 2020 sebelumnya, jumlah pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mencapai 3,05 juta orang dan terus meningkat. Kondisi finansial yang ikut berpengaruh pada akhirnya berdampak cukup besar terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang karena terdapat pengeluaran wajib setiap waktunya.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unika Atma Jaya, Teresia Angelia Kusumahadi mengatakan situasi pandemi memang memberikan dampak dan krisis perekonomian Indonesia bahkan dunia sebagai keprihatinan bersama. Termasuk berpengaruh pada masyarakat Indonesia yang terjebak dengan mindset menabung di bank, yang akhirnya tanpa disadari tabungan terus tergerus dan finansial sulit mencapai tingkat stabil.
“Inilah pentingnya menjaga kesehatan finansial dengan perlunya memulai investasi yang dapat menjadi langkah awal masyarakat untuk menjaga stabilitas keuangan pribadi. Investasi merupakan cara yang dapat digunakan untuk menjamin stabilitas keuangan pribadi, salah satunya investasi Reksadana, “ ungkap Angel.
Dalam pembahasan dan pendalaman situasi serta kondisi kesehatan secara finansial ini, acara Virtual Coffee Break turut mengundang dan Senior Manager Digital Sales dari OVO dan Bareksa, Evi Rahmayanti; serta dimoderatori oleh Kepala Biro Marketing & Admisi Unika Atma Jaya, Flora Simatupang di Perpustakaan Kampus I Semanggi Unika Atma Jaya.
“Reksadana dikelola oleh Manajer Investasi Profesional dan tidak dikenakan pajak. Bahkan reksadana sendiri dapat dimulai dari Rp10 ribu serta tidak ada jangka waktu bagi investor jenis ini, “ ungkap Senior Manager Digital Sales OVO dan Bareksa, Evi Rahmayanti.
Terdapat beberapa produk yang dapat menjadi opsi investasi secara digital, seperti Reksadana, terdiri dari reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham) dan SBN Ritel. Sebelum memulai berinvestasi, pimpinan serta guru diajak untuk memiliki dana darurat terlebih dahulu sebagai “pegangan” saat terjadi yang hal tidak terduga seperti pandemi Covid-19, serta memahami profil risiko masing-masing individu.
Sehubungan dengan itu, kegiatan ini turut bermaksud memperkenalkan program Fintech Academy yang merupakan program inisiatif antara Unika Atma Jaya, OVO dan Bareksa yang juga menjadi upaya untuk membangun serta mengajak masyarakat untuk melek literasi finansial.
Fintech Academy pertama kali diperkenalkan pada 16 Februari 2021 sebelumnya untuk merealisasikan visi Indonesia sebagai negara ekonomi digital terkuat di Asia Tenggara, maka dari itu institusi pendidikan tinggi harus berkolaborasi dengan pelaku industri untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan siap menjadi ujung tombak bergeraknya roda ekonomi digital Indonesia.
Fintech Academy merupakan cara untuk menyiapkan SDM yang “siap-kerja” untuk mengantisipasi perkembangan fintech yang pesat di Indonesia. Harapannya kolaborasi ini dapat menjadikan Gen Z tidak hanya menjadi konsumen digital, namun menjadi generasi yang dapat memberikan inovasi dalam industri fintech dan dapat mengatasi masalah kesenjangan SDM di industri ini yang perlu ditangani secara kolaboratif.