Jakarta, 01 Juni 2022 – Tepat diperingatan Hari Lahir Pancasila tahun 2022, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya merayakan Dies Natalis ke-62. Semangat Pancasila terus berkobar dalam kehidupan sivitas akademika dan juga para alumni dengan diadakannya Talkshow kebangsaan ‘Memaknai Pancasila dengan Semangat KUPP dalam Karya Sehari-hari’ secara daring.
Alumni Unika Atma Jaya yang tergabung dalam Perkumpulan Alumni Kedokteran (Pelataran) bekerja sama dengan Alumni Fakultas Psikologi (ILUPSI) UAJ, Ikatan Alumni Fakultas Hukum (ILUNI FH) UAJ dan Keluarga Besar Alumni FIABIKOM UAJ bertemu dalam ruang virtual dalam memaknai semangat nilai-nilai luhur Unika Atma Jaya yakni Kristiani, Unggul, Profesional, dan Peduli (KUPP).
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni,Dr. Agustinus Prajaka W.B, S.H., M.Hum mengungkapkan, kampus Unika Atma Jaya didirikan oleh orang-orang muda Katolik dengan semangat kebangsaan. Terbukti dengan logo Unika Atma Jaya yang memuat lambang Pancasila. Pendirian ini juga didasari oleh pengabdian terhadap Tanah Air lewat sektor pendidikan dengan semangat Untuk Tuhan dan Tanah Air”. Didukung dengan makna dari lahirnya Pancasila yang bersamaan dengan Dies Natalis Unika Atma Jaya, yaitu pemersatu masyarakat dengan berbagai perbedaan.
“Kebhinekaan dan nilai-nilai KUPP adalah semangat pokok bagi kampus ini baik secara individu maupun kelompok. Nilai cinta kasih, unggul dalam akademis dan non akademis, professional dalam berkarya dan bekerja, hingga kepeduliaan terhadap sesama sungguh mengingatkan dan meresapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari khususnya membangun masyarakat pasca covid-19, “ katanya saat memberi sambutan dalam talkshow kebangsaan yang dihadiri para alumni, mahasiswa dan masyarakat umum, (1/6).
Dalam talkshow yang diinisiasi oleh alumni Unika Atma Jaya ini merupakan spirit bersama dalam menghadapi tantangan baru sebagai peluang yang berharga dalam fase perjalanan dengan berkarya sesuai bidang mereka masing-masing. Salah satunya pelayanan nyata dilakukan oleh Popo alumni Fakultas Psikologi Atma Jaya tahun 1995 sampai 1999 yang dikenal sebagai seorang aktivis perempuan.
“Panggilan dalam melayani sudah ada sejak saya kuliah. Saat saya membantu korban pemerkosaan hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pendampingan secara emosional dengan hadir di persidangan bagi perempuan yang mendapat KDRT dan anak-anaknya. Saya menyadarai hidup bukanlah untuk diri sendiri, namun keluar untuk bermanfaat bagi banyak orang. Menjadi komitmen untuk konsisten bergerak demi mendampingi yang lemah, “ ungkap relawan dan koodinator lembaga Tetap Merah Putih, Sobat Indonesia, dan Setia Tegak Lurus NKRI ini.
Semangat dalam berkontribusi pada sesama dan tanah air juga dirasakan oleh Direktur PT Niaga Karsa Swithama, Alex Leonardo. Alumni Fakultas Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi (Fiabikom) Unika Atma Jaya ini mengatakan kunci dalam membangun komunikasi yang baik dengan berbagai pihak adalah rasa saling menghargai dan menghormati keberagaman.
Jakarta, 1 Juni -Unika Atma Jaya didirikan oleh orang-orang muda Katolik dengan semangat kebangsaan. Terbukti dengan logo Unika Atma Jaya yang memuat lambang Pancasila.
Dikenal aktif di Pemuda Katolik provinsi Banten, Alex melanjutkan misi untuk berkontribusi bagi Tanah Air. Hal ini yang menghantarkannya untuk bersama-sama menggaungkan nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam kegiatannya dalam komunitas. Hal senada juga diungkapkan oleh dr. H.S. Wahyu Purnomo, Sp.B yang berkontribusi bagi bangsa lewat pelayanannya dalam dunia kesehatan.
Alumni Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UAJ tahun 2007 ini mengatakan Unika Atma Jaya memberi bekal dalam perjalanan studinya hingga menjadi dokter spesialis bedah. Direktur RSUD Landak, Kalimantan Barat tahun 2018-2022 ini menyebut nilai-nilai KUPP khususnya dalam hal kemanusiaan menjadi landasan yang tertanam dalam kontribusinya dalam melayani mereka yang sakit.
“Meski dalam keterbatasanpun sebagai manusia tetap harus memiliki misi 100% Indonesia agar kontribusi pada bangsa secara nyata tetap diupayakan dengan maksimal. Unika Atma Jaya tidak boleh kehilangan generasi muda yang cerdas, justru sebagai upaya mencetak generasi muda handal dan berkarakter Indonesia, “ lanjutnya.
Para alumni tersebut berpesan untuk generasi muda khususnya mahasiswa Unika Atma Jaya untuk tetap menjaga semangat dalam pelayanan khususnya dalam mengamalkan Pancasila saat menuntut ilmu dan kehidupan bermasyarakat. Unika Atma Jaya memaknai Hari Lahir Pancasila 1 Juni untuk menjangkau ribuan alumni dan mahasiswanya untuk mengobarkan semangat ‘Untuk Tuhan dan Tanah Air’ dalam sebuah kenangan bersama untuk melangkah ke depan, secara khusus Dies Natalis mempersiapkan masyarakat pasca covid.
Unika Atma Jaya terus berkomitmen secara nyata bagi bangsa dengan kolaborasi apik Ikatan Alumni Unika Atma Jaya yang bersinergi bersama Unika Atma Jaya yang telah suskes melaksanakan Sentra Vaksinasi Atma Jaya ber-Daya (SVA-DAYA) Booster pada periode 24 Januari sampai 17 Februari 2022. Dilaksanakan di Kampus I Semanggi, Kampus II Pluit, Kampus III BSD dan Rumah Sakit Atma Jaya. Capaian di empat lokasi vaksinasi tersebut lebih dari 28 ribu warga yang menerima vaksin booster.
Tahun 2022 ini, Unika Atma Jaya memberikan beasiswa sebesar Rp 30 Miliar sebagai wujud nyata kepedulian kepada calon mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual yang baik, namun kurang mampu secara finansial. Kesempatan memperoleh beasiswa ini dibuka bagi program beasiswa yang disediakan yakni melalaui sejumlah program beasiswa mulai dari Atma Peduli, Atma Peduli Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK), Kartu Indonesia Pintar – Kuliah (KIP-K), Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), Beasiswa Adaro, serta Beasiswa Timor Leste bagi siswa siswi SMA/SMK dari Timor Leste.
Perluasan pendidikan yang dilakukan pemerintah perlu didukung secara maksimal. Hal itu sejalan dengan cita-cita pendiri Atma Jaya yakni Frans Seda sebagai founding father Unika Atma Jaya. Beliau pernah berpesan “Orang boleh tidak kuliah di Atma Jaya karena tidak mampu secara intelektual, tapi orang tidak boleh tidak kuliah di Atma Jaya karena tidak mampu secara finansial!”.