ASK
ME

REGISTER
NOW

Akademisi, Praktisi Media dan Humas Diskusikan Manajemen Krisis

9/13/2021 12:00:00 AM

 

Jakarta, 12 September 2021 – Sejumlah kalangan dari kelompok akademisi komunikasi, manajemen, praktisi media dan public relations mengadakan untuk pertamakalinya diskusi yang membahas penerapan manajemen krisis dan audit komunikasi guna menghindari kerugian fatal di berbagai aspek kehidupan manusia dan bisnis, mengingat globalisasi menciptakan kompleksitas dan ketidakpastian tinggi yang meluas.

 

Diskusi kelompok studi yang berlangsung melalui zoom meeting pada Sabtu (11/9) lalu diawali dengan pemamaparan singkat mengenai ketidakpastian tinggi dan kemajuan teknologi komunikasi digital yang membuat situasi dunia sangat rentan. Hal tersebut menyebakan krisis mudah sekali terjadi karena terpicu hal kecil, namun teramplifikasi secara masif melalui media digital, khususnya media sosial.

 

Dekan Fakultas Ilmu Adminsitrasi Bisnis dan Komunikasi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Dr. Eko Widodo, dalam pengantar diskusi menyampaikan bahwa pihaknya tertarik dan menyambut baik prakarsa dari sejumah akademisi, praktisi media dan humas untuk membahas secara serius dan mendalam persoalan mengenai manajemen krisis dan audit komunikasi, mengingat pengaruh dari kondisi Industri 4.0 yang berpotensi mendegradasi kehidupan manusia.

 

“Kami mendukung inisiasi ini karena melihat perkembangan situasi yang semakin membutuhkan kecepatan dan ketepatan penanganan sehingga kehidupan organisasi maupun korporasi dalam berbagai bentuknya dapat bertahan dan terus berkembang di tengah ketidakpastian seperti saat ini,” kata Eko Widodo.

 

Dalam diskusi tersebut mengemuka mengenai pentingnya untuk melahirkan suatu kelompok studi yang secara khusus membahas Manajemen Krisis dan Audit Komunikasi, karena dapat menjadi sumber referensi praktis maupun akademis yang kredibel.

 

“Ada tiga alasan utama. Pertama, meski bersifat universal, manajemen krisis sangat tergantung pada karakter dan bidang bisnis organisasinya. Kedua, dengan pemetaan dan pembelajaran dari berbagai kasus krisis dapat dibangun secara konseptual strategis pencegahan krisis, serta penanganan krisis yang lebih cepat dan tepat. Ketiga, media sosial yang juga dapat menjadi salah satu alat monitoring untuk indentifikasi krisis perlu optimalisasi pengelolaan sehingga menjadi bagian strategis manajemen krisis,” kata Dorien Kartikawangi, inisiator diskusi kelompok studi itu.

 

Awal kemunculan kelompok studi Manajemen Krisis dan Audit Komunikasi ini bermula dari keprihatinan Dorien Kartikawangi, dosen senior pengajar komunikasi di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta. Dorien kemudian mengajak koleganya, Benny S. Butarbutar, penasehat media dan komunikasi Dirut Perum BULOG untuk mewujudkan kelompok kajian tersebut.

 

Gagasan itupun mendapat sambutan positif dari Eko Widodo yang kemudian direalisasikan melalui diskusi perdana yang melibatkan kalangan akademisi dan profesional media serta Humas, seperti Fardilla Astari (Direktur Komunikasi Rajawali Foundation), Nia Sarinastiti (dosen komunikasi korporasi). Keduanya membahas pesoalan audit komunikasi guna mengukur keberhasilan program komunikasi ataupun kehumasan.

 

Dari profesional media dan Public Relations hadir Apreyvita Wulansari (Pemimpin Redaksi iNews TV), S. S. Budi Rahardjo (Ketua Asosiasi Media Digital Indonesia), Eko Ardiyanto (jurnalis iNews), Michael Reza Say (VP Public Affairs Gojek Indonesia), Gloria Oyong (Direktur Komunikasi Korporat Kompas Gramedia Group), Sari Widuri (Pemimin redaksi womanindonesia.co.id), serta akademisi lintas disiplin, Rosdiana Sijabat (pengajar Ekonomi Makro), dan Satria Kusuma (pengajar Komunikasi Pembangunan).

 

Dorien Kartikawangi yang juga Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi (FIABIKOM) menyatakan, "Upaya ini merupakan wujud kontribusi Prodi dan khususnya Ilmu Komunikasi dalam memberikan alternatif solusi bagi berbagai pihak. Tentu upaya ini tidak dapat dilakukan sendirian, membutuhkan kolaborasi profesional, pemerintah, masyarakat dan media."

 

“Diharapkan hasil pemikiran yang sudah disampaikan dalam diskusi ini bisa menjadi kontribusi pemikiran ke tingkat global dengan membawa perspektif Indonesia dan regional Asia. Kolaborasi ini juga merupakan wujud Kerjasama Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) yang sangat didorong oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Dirjen Dikti,” katanya.