ASK
ME

REGISTER
NOW

Pandemic Survival: Game Edukatif Ajarkan Protokol Kesehatan

4/23/2021 12:00:00 AM

 

Jakarta, 14 April 2021 - Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atma Jaya meluncurkan aplikasi permainan Pandemic Survival, sebuah permainan edukatif yang mempromosikan pentingnya disiplin melakukan protokol kesehatan 3M. Aplikasi interaktif  ini dapat dimainkan dalam lebih dari 40 bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, sejumlah bahasa daerah dan beberapa bahasa asing. Aplikasi Pandemic Survival ini bisa diunduh dari Playstore dan dimainkan secara offline: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.atmajaya.gamepandemic1

 

Kepala Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atma Jaya, Dr. Yanti, inisiator dan ketua tim pengembang tim menyampaikan bahwa ide pembuatan permainan dalam banyak bahasa ini muncul karena melihat informasi-informasi terkait Covid-19 hampir semua disampaikan dalam bahasa Indonesia, sementara sebagian besar masyarakat Indonesia bukan penutur jati bahasa Indonesia.

 

Selain Dr. Yanti, tim pengembang aplikasi ini terdiri dari Stanley Winata (programmer), Charles Kaunang (designer), Stela Angela (designer), ketiganya adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Unika Atma Jaya dan Nicholas Tanujaya (musik latar), siswa SMA Regina Pacis, Jakarta. Tim ini didukung oleh Biro Sistem Teknologi dan Informasi Unika Atma Jaya dan dibantu oleh puluhan relawan penerjemah yang menerjemahkan teks yang digunakan di dalam permainan.

 

Peluncuran aplikasi Pandemic Survical dihadiri oleh dua orang narasumber, yaitu dr. Eva Suryani, Sp.KJ dari FKIK Unika Atma Jaya dan Dr. Obing Katubi M.Hum. dari LIPI. Dalam presentasinya yang berjudul “Gim di Era Pandemi Covid-19”, dr. Eva menyampaikan bahwa gim sebagai media edukasi mempunyai dampak positif untuk belajar. Diharapkan pesan yang disampaikan bisa lebih kuat diingat, terutama oleh anak-anak karena gim sifatnya multimodal, yaitu disertai suara, adanya tulisan, gambar bergerak serta tangan yang memainkan game. Lebih lanjut dr. Eva mengingatkan bahwa gim yang tidak digunakan sesuai aturan dan batasan dapat menimbulkan adiksi.

 

Sementara itu, Dr. Obing Katubi M.Hum. memandang gim yang diterjemahkan kedalam bermacam bahasa daerah dapat menjadi salah satu sarana untuk pembelajaran kepada masyarakat daerah khususnya tentang bahaya Covid-19. Dengan tersedianya berbagai macam bahasa, pengenalan bahaya Covid-19 akan lebih mudah dimengerti dari cara menghindari dan bisa meminimalisir konotasi negatif kepada penderita Covid-19.