ASK
ME

REGISTER
NOW

Dr. Agustinus Prasetyantoko kembali memimpin Unika Atma Jaya Jakarta

2/7/2020 12:00:00 AM

Membangun manusia unggul dan peduli melalui transformasi akademik dan

penerapan standar internasional untuk mutu akademik

 

Jakarta, 7 Februari 2020 - Kardinal Ignatius Suharyo memimpin langsung Misa Syukur dan Pelantikan Rektor Unika Atma Jaya periode 2019 – 2023 di Kapel Albertus Magnus Kampus 1 Semanggi.  Dr. Agustinus Prasetyantoko kembali mendapatkan kepercayaan sebagai Rektor Unika Atma Jaya untuk periode empat tahun ke depan.  Pada periode kepemimpinannya ini beliau dibantu oleh para wakil rektor: Prof. Dr. Diana E.Waturangi. M.Si  (Warek bidang akademik), Agustinus Prajaka Wahyu Baskara, S.H., M.Hum (Warek bidang kemahasiswaan dan Alumni), dan Elisabeth Rukmini, Ph.D (Warek bidang kolaborasi dan penelitian) dan Epivana, S.Psi., M.M.,LCPC., (Human Capital Director).

 

Dalam sambutannya, Kardinal Ignatius Suharyo mengucapkan selamat kepada rektor dan jajarannya. “Ini merupakan panggilan pelayanan dan doa kami agar pelayanan ini dapat diemban dengan tulus, gembira dan memberikan kebahagiaan iman karena turut serta dalam dalam karya agung Tuhan. Bagi keluarga besar Atma Jaya mari kita lanjutkan pelayanan kita dengan keyakinan untuk Tuhan dan Tanah Air,” pesan Kardinal.

 

(kiri-kanan) Agustinus Prajaka Wahyu Baskara, S.H., M.Hum. (Warek Bid. Kemahasiswaan dan Alumni), Prof. Dr. Diana E. Waturangi, M.Si., (Warek Bid. Akademik), Dr. Agustinus Prasetyantoko., (Rektor), Epivana, S.Psi., M.M.,LCPC., (Human Capital Director), Elisabeth Rukmini, S.Si, M.Sc., Ph.D (Warek Bid. Kolaborasi dan Penelitian)

 

Pelantikan tahun ini lebih bermakna karena bertepatan dengan Lustrum XII Atma Jaya. Pada usianya yang ke-60 ini, Unika Atma Jaya telah memiliki 3 Kampus dengan fokus pengembangan yang berbeda, yaitu Kampus 1 Semanggi sebagai Center for Nation Development, Kampus 2 Pluit sebagai Center for Health Development dan Kampus 3 BSD sebagai Center for Human Development.  Melalui tiga pusat ini Unika Atma Jaya berperan aktif dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul, berkontribusi pada kebijakan nasional, serta berperan dalam inovasi dan pengembangan kesehatan masyarakat. Pada 2019 ini, kontribusi Unika Atma Jaya pada bangsa begitu nyata, karena ada satu dosen menjadi wakil meteri, hakim MK dan Komisioner LPSK.  

 

“Kami terus berkomitmen meningkatkan mutu akademik dengan menjaga agar tetap relevan dengan perubahan jaman serta terus memberi kontribusi nyata pada bangsa”, tegas Prasetyantoko.  Atma Jaya yang didirikan pada 1 Juni 1960 memiliki semboyan “Untuk Tuhan dan Tanah Air”, dan dalam rangka Lustrum XII tahun ini, tema yang diusung adalah “Dari Atma Jaya untuk Indonesia: Transformasi Manusia Unggul dan Peduli”.

 

Pengampilan sumpah jabatan Rektor Unika Atma Jaya 2019-2023, Dr. A. Prasetyantoko,
oleh ketua Yayasana Atma Jaya, Claudia Wiwiek Dianwati Santoso

 

Dalam rangka meneruskan semangat para pendiri, Unika Atma Jaya empat tahun ke depan akan fokus pada transformasi akademik, yang meliputi kurikulum yang fleksibel, adopsi teknologi dalam pembelajaran serta menerapkan standar internasional dalam mengukur mutu akademik,” ujar Dr.Agustinus Prasetyantoko dalam sambutannya. Ada tiga tolok ukur keberhasilan yang yang telah diturunkan dalam berbagai indikator kinerja, yaitu bermutu, relevan dan berdampak. Indikator peringkat perguruan tinggi versi pemerintah dan QS Ranking akan menjadi indikator keberhasilan di bidang mutu. Sementara relevan akan diukur salah satunya dari employability dan untuk ukuran berdampak pada kinerja dan bukti nyata di tengah komunitas keterlibatan Unika Atma Jaya.

 

Ketua yayasan Atma Jaya  Ibu Claudia Wiwiek Diana Santoso menyampaikan ucapan selamat dan keyakinan terhadap Rektor dan jajaran yang baru terpilih akan mampu untuk terus menerus adaptif terhadap perubahan jaman yang cepat dan disruptif.

 

Penerapan Standar Internasional untuk Mutu Akademik

 

Saat ini Unika Atma Jaya memiliki delapan fakultas, dua puluh program studi sarjana, sebelas program magister, dua program doktoral dan empat program profesi.  Sejak 2018 UAJ telah melakukan transformasi akademik dengan mengembangkan kurikulum interdisiplin. Adopsi teknologi diantaranya, peluncuran AtmaZeds sebagai platform belajar daring yang telah berisi lebih dari 150 program bahkan tahun ini sudah masuk dalam format mobile-ready apps.  “Kami menjadi kampus pertama yang membangun sendiri platform belajar daring yang dapat diakses lintas prodi dan bahkan diakses oleh masyarakat umum. Bahkan kami juga sudah mengadopsi sertifikasi berbasis blockchain pertama di Indonesia bekerja sama dengan perusahaan dari Singapura.”

 

Mgr. Kardinal Ignatius Suharyo (kiri) memberikan selamat kepada Dr. A. Prasetyantoko

 

Hasil pemeringkatan kemristekdikti 2019 menempatkan Unika Atma Jaya pada peringkat ke 7 PTS dan peringkat 32 terbaik dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.   Lembaga pemeringkatan dunia berbasis di London, QS Ranking juga menempatkan Unika Atma Jaya ke dalam 500 universitas terbaik Asia.  Bahkan Unika Atma Jaya meraih bintang lima (full stars) dari QS Stars pada bidang employability dan social responsibility menunjukkan Unika Atma Jaya memiliki lulusan yang diakui oleh industri dan berperan sebagai universitas yang memiliki dampak sosial besar di masyarakat.   Penghargaan melalui QS Stars semakin meneguhkan Unika Atma Jaya untuk meningkatkan mutu akademiknya di level internasional.

 

Kontribusi Nyata pada Masyarakat

 

Enam puluh tahun Atma Jaya dengan kepemimpinan periode ini ingin semakin menunjukan kontribusi Atma Jaya bagi masyarakat dan Indonesia.  Program-program pemberdayaan yang bertujuan membantu penyelesaian masalah sosial dan lingkungan seperti dalam target Sustainable Development Goals (SDGs).

 

Unika Atma Jaya memiliki keunggulan dalam keterlibatan dan pemberdayaan komunitas (masyarakat). Salah satu program unggulannya adalah Rain Water Harvesting, atau teknik memanen air hujan untuk keperluan sehari-hari. Program yang sudah dimulai sejak 2011 ini mengunakan teknologi yang dikembangkan sendiri oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Unika Atma Jaya. Dalam perjalannya mendapat banyak dukungan dari pihak swasta nasional dan multinasional, serta pemerintah (pusat dan daerah). Program tersebut terus dikembangkan menyangkut aspek lain, seperti pendampingan pengelolaan keuangan keluarga, bank sampah, hingga pendampingan belajar anak. Program tersebut juga menjadi salah satu keunggulan yang menarik minat mobilitas mahasiswa dari mitra di luar negeri. “Kami bekomitmen bukan sekedar membangun manusia unggul, namun juga peduli. Kami yakin kepedulian ini akan menjadi aspek keunggulan yang tak mudah ditiru serta tak bisa tergantikan oleh berbagai perkembangan teknologi”. Unika Atma Jaya siap menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan melakukan transformasi menyiapkan manusia unggul dan peduli. 

 

Pemberkatan Rektor Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya periode 2019-2023 oleh Mgr. Kardinal Ignatius Suharyo

 

Pada periode 2015-2019 Unika Atma Jaya tercatat telah memberikan bantuan untuk bencana sebesar lima ratus juta rupiah, kontribusi  sebesar 5 miliar melalui program komunitas dengan radius 200 km dari sekitar kampus,  lima belas miliar untuk beasiswa kepada lebih dari 1.000 mahasiswa dari kalangan menengah bawah.

 

Unika Atma Jaya juga aktif melakukan program pertukaran mahasiswa dan join riset sebagai upaya meningkatkan SDM dan menjadi duta pendidikan untuk Indonesia.   Sejak KUI berdiri tahun 2012 tercatat telah lebih dari 500 mahasiswa UAJ yang mengikuti student exchange dan 400 mahasiswa asing berkuliah di UAJ.  Dengan kerja sama lebih dari 80 perguruan tinggi mitra yang tersebar di lima benua.

 

Ini artinya, Unika Atma Jaya selalu konsisten sebagai mitra pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia yang tidak kehilangan nilai kepedulian dan rasa nasionalismenya, seperti semangat pendiri “Untuk Tuhan dan Tanah Air”.