Jakarta, 21 April 2020 - Pengalaman seorang perempuan yang mengalami tindakan kekerasan seksual, baik secara verbal maupun non-verbal, kerap menjadi suatu trauma yang dapat membekas hingga waktu yang tidak dapat ditentukan. Pengalaman demi pengalaman, korban pada akhirnya memilih diam dan menerima tindakan tersebut. Namun tidak sedikit perempuan yang berani mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan lantang, salah satunya Adinda Nindyachandra..
Adinda Nindyachandra, alumni Fakultas Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi (FIABIKOM) Jurusan Administrasi Bisnis dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, memberikan pendapatnya terkait kebebasan perempuan di mata umum.
“Bangga sekali hingga saat ini sudah banyak perempuan di luar sana yang berani untuk speak up bagi dirinya sendiri, karena ketakutan untuk berbicara dan berdiri sendiri hanya dapat menghalangi diri sendiri untuk berkembang,” ucap Adinda.
Mendukung hal tersebut, Adinda sering menghadiri dan mengisi acara-acara dengan tema yang berhubungan dengan emansipasi perempuan demi membantu seluruh perempuan di Indonesia agar dapat menyuarakan perspektif mereka, salah satunya dalam webinar “Perempuan Indonesia Nikmati Kariermu” yang diadakan oleh Senat Mahasiswa (SEMA) FIABIKOM Unika Atma Jaya pada bulan Maret lalu.
Menurut Adinda, sebagai seorang individu, kita tidak perlu terlalu memikirkan pendapat orang lain terhadap kita karena pada akhirnya, hal yang kita lakukan adalah yang terbaik bagi diri sendiri. Perempuan dalam hal ini, tidak perlu merasa takut untuk berdiri sendiri dan membela dirinya apabila tidak menyetujui suatu hal dalam perspektifnya.
Tidak berbeda dengan individu lainnya, perempuan yang merupakan salah satu alumni dari University of Melbourne ini nyatanya juga pernah mengalami proses yang kurang menyenangkan, sebelum akhirnya memberanikan dirinya untuk membuka suara demi memperjuangkan haknya sebagai perempuan.
“Saat ini, catcalling masih sering dinormalisasi sebagai bentuk pujian. Nyatanya tidak, karena catcalling adalah merupakan sebuah harassment yang tidak seharusnya terjadi pada siapapun,” kata Adinda dalam cerita pengalamannya.
Membahas mengenai catcalling yang masih terjadi hingga saat ini, perempuan (atau bahkan laki-laki) masih banyak yang merasa takut dan khawatir untuk melawan serta membela diri. Ketakutan akan hal yang kemungkinan dapat terjadi kemudian menjadi penghalang bagi individu tersebut untuk mencoba melawan.
“Salah satu konteksnya dapat terlihat dari kebiasaan catcalling yang mungkin masih terjadi hingga saat ini. People should never normalize it. Hal ini juga seharusnya tidak terjadi pada laki-laki karena nyatanya banyak laki-laki juga pernah menjadi korbannya,“ ujar Executive Director dari ASKARA tersebut.
Mendukung emansipasi wanita, Adinda turut memberikan dukungannya tidak hanya melalui partisipasinya dalam berbagai acara yang menyangkut dorongan bagi perempuan untuk berani dan menjadi independen; Pengetahuan, pengalaman, dan semangatnya dalam menyebarkan keberanian kepada perempuan Indonesia hingga saat ini juga sering dibagikan dalam sosial media.
Selain di bidang sosial, Adinda juga memberikan dukungannya dalam sektor pendidikan agar setiap instansi pendidikan dapat memberikan edukasi lebih lanjut mengenai gender equity dan topik senada lainnya.
“Edukasi juga berperan penting bagi pengetahuan seseorang dalam topik atau situasi tertentu, namun kesadaran setiap individu juga dibutuhkan agar dapat meminimalisir tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” saran Adinda dalam sektor pendidikan. Setiap pengalaman dan keinginan Adinda untuk membagikan pengetahuannya bagi perempuan Indonesia juga ditujukan kepada seluruh mahasiswa Unika Atma Jaya.
Setiap pengalaman dan keinginan Adinda untuk membagikan pengetahuannya bagi perempuan Indonesia juga ditujukan kepada seluruh mahasiswa Unika Atma Jaya.
Dalam pesannya, Adinda turut mengungkapkan bahwa setiap individu perlu memberanikan diri untuk bersuara dan banyak belajar demi memperbanyak pengetahuan, serta jadilah individu yang dapat melihat banyak perspektif agar dapat melihat banyak pandangan seseorang terhadap suatu hal. (TV)
Adinda Nindyachandra, S.AB., M.A.
Alumni Program Studi Administrasi Bisnis 2010