Jakarta, 22 Agustus 2022 - The Next CEO Club (NCC) Unika Atma Jaya menyelenggarakan workshop series dengan mengangkat tema “Solusi Stress Gara-Gara My Boss”yang diselenggarakan secara online, (20/8).
Tidak jarang kondisi kantor yang kurang kondusif bahkan hubungan antar karyawan dan pimpinan yang kurang baik acapkali menyebabkan stress bagi karyawannya. Hal ini disampaikan oleh Dr. Yohanes Temaluru, M.Psi, Dosen Senior selaku narasumber utama pada workshop ini. “Topik ini diangkat sebagai hasil perbincangan dengan beberapa teman yang sudah bekerja dan sering ‘bermasalah’ dengan bos mereka dan memicu stres. Tidak hanya itu, stres ini sering juga mengganggu kinerja karyawan,” tutur Yohanes.
Yohanes yang juga selaku Peneliti dari Program Magister Administrasi Bisnis UAJ menggunakan istilah ‘bos’ sebagai representasi sosok pemimpin yang kurang baik atau ‘buruk’. Menurutnya terdapat perbedaan besar antara istilah bos dan leader. “Jika kita bekerja dengan bos seringkali kita merasa tertekan atau susah bernafas karena seperti banyak disetir, namun kalau kita bekerja dengan leader kita menjadi semangat bekerja karena kita merasa terinspirasi oleh sosok leader”.
Lebih lanjut, Yohanes mengatakan sosok bos sangat tergantung pada otoritas, sering mencari kesalahan karyawannya, dan hanya tahu secara teori sementara leader selalu berfokus pada penyebab dan solusi serta mengetahui cara kerjanya.
Kondisi-kondisi di atas seringkali terjadi di kehidupan kantor dan menyebabkan karyawan menjadi stress. “Ada bos yang suka marah-marah tidak jelas tanpa menjelaskan apa salah karyawannya, ada juga bos yang suka pilih kasih dalam artian memiliki ‘anak emas’, gila hormat, suka menghukum dengan cara yang tidak obyektif, selalu merasa paling benar” lanjut Yohanes, alumni Unika Atma Jaya tahun 1983 ini.
Ada banyak sekali sikap bos yang dapat memicu perasaan stres pada bawahannya. “Ketika kita mengalami stres, kita bisa mengalami gangguan-gangguan fisik tertentu. Ia mengatakan yang paling buruk bisa mengalami gangguan jiwa” kata Yohanes. Meskipun kata stres dikonotasikan sebagai hal yang negatif, namun ada juga istilah yang dikenal dengan eustress yakni stres yang memiliki kekuatan positif. Saat seseorang mengalami eustress maka ia akan lebih produktif dan banyak melakukan hal positif.
Selain itu, saat seseorang tetap bergembira dengan tekanan kerja yang tinggi artinya ia mengalami eustress, tapi jika seseorang menjadi gelisah maka ia mengalami stres. “Tidak peduli lingkungan apa yang Anda hadapi, kita lihat hasilnya. Bagi kita yang bekerja, perasaan stress setiap hari itu ada. Tinggal kita bagaimana merubah itu menjadi eustress. Bagaimana caaranya? Tetap positif dalam berfikir, bersikap, dan tetap happy dimanapun Anda berada,” jelas Yohanes.
Nyatanya, untuk mengatasi stress yang dialami caranya berbeda-beda tergantung dari penyebab stress itu sendiri. Tidak ada satu cara yang paling pas untuk mengatasi semua stress yang kita alami.
Sebagai tips bagi para karyawan yang bekerja, mengutip dari Everly dan Girdano untuk menghasilkan kepuasan kerja dan mencegah timbulnya frustasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tempat bekerja diantaranya peluang jenjang karier, peluang untuk mengembangkan keterampilan yang baru, penyuluhan atau training karir dari kantor untuk memudahkan keputusan menyangkut karir ke depan.
Perilaku bos yang kurang tenggang rasa menyebabkan adanya rasa tekanan, supervisor yang terlalu ketat dan pemantauan kinerja yang kaku menjadi sebab utama stres karyawan. Perasaan stres perlu dikelola atau biasa disebut sebagai manajemen stres, bertujuan mencegah berkembangnya stres jangka pendek menjadi jangka panjang (kronis).
Ada beberapa teknik yang disarankan untuk manajemen stres yaitu: Organisasi yakni perluasan pekerjaan, pemerkayaan pekerjaan, manajemen waktu, kedua Kepribadian yang biasa dillakukan dengan training dan team building, penyuluhan pekerja, dan ketiga terdapat Penenangan pikiran: meditasi, relaksasi serta Aktivitas fisik yang bisa dilakukan penghamburan (pergi ke pantai lalu teriak sekencang-kencangnya).
Sebagai informasi tambahan, The Next CEO Club sebuah organisasi yang didirikan oleh mahasiswa MAB Unika Atma Jaya dengan tujuan mempersiapkan para mahasiswa sebagai generasi untuk menjadi Business Leaders di masa depan.