Jakarta, 2 Juni 2022 – Bertepatan dengan peringatan Dies Natalis ke-62, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya ini diselenggarakan misa yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) sekaligus Ketua Pembina Yayasan Atma Jaya, Kardinal Ignatius Suharyo, di Gedung Yustinus Lantai 15 Kampus 1 Semanggi Unika Atma Jaya secara offline dengan protocol kesehatan.
Pada homilinya, Kardinal Suharyo mengungkapkan rasa syukurnya karena telah menggerakkan para perintis yang memulai karya di Unika Atma Jaya sejak awal pembangunan di tahun 1960 hingga saat ini, sehingga perguruan tinggi ini mampu mencapai banyak prestasi yang membanggakan para pendirinya dan seluruh keluarga besar di dalamnya.
“Universitas ini merupakan universitas yang didirikan oleh kaum awam sebagai wujud nyata dari tanggung jawab dalam menyucikan dunia pendidikan tinggi. Syukur atas karunia Tuhan yang menggerakkan hati sekian banyak pribadi sepanjang 62 tahun Unika Atma Jaya. Semua memiliki peran masing-masing untuk merawat, mengembangkan, dan mewujudkan cita-cita ‘Untuk Tuhan dan Tanah Air’, “ kata Kardinal Ignatius Suharyo.
Kardinal yang juga sebagai Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia menambahkan Preparing Post-Covid Society sebagai tema Dies Natalis tahun ini merupakan topik yang luas dengan isi yang kompleks. Hal ini diperlukan kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam memahami serta menerapkan seluruh aspek kehidupan yang berkelanjutan pasca-pandemi.
Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko menyatakan bahwa pemulihan dari pandemi, sesuai dengan judul pada tema tahun ini, adalah membentuk formasi huruf K, K-Shaped Recovery, yang dapat terlihat dari yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
“Unika Atma Jaya sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang tidak terpisahkan oleh kasih Allah akan terus menyebarkan semangat kepedulian bagi sesama di tengah pemulihan pasca-pandemi saat ini. Oleh karena itu, pandemi juga menuntut sikap dan semangat kepedulian yang tinggi dari berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi, “ ungkap pakar ekonomi Indonesia tersebut.
“Melalui nilai inti KUPP Unika Atma Jaya, inspirasi kita adalah iman Kristiani yang mendorong kita menjadi pribadi maupun lembaga yang unggul dan profesional. Tujuannya agar lembaga dan pribadi-pribadi didalamnya dapat menjadi pribadi yang Peduli, “ tambah Kardinal Suharyo.
Tanpa kepedulian, seluruh hal yang dicita-citakan kemerdekaan Indonesia dan cita-cita Pancasila hanyalah sebuah konsep yang bagus, begitu pula apabila dilakukan tanpa usaha untuk mencari jalan-jalan yang baru bagi kepedulian. Namun, arus zaman menurut Paus Fransiskus menunjukkan kebalikannya, yaitu budaya ketidakpedulian.
Kardinal Suharyo juga berpesan bahwa diperlukan kesadaran setiap individu untuk menanggulangi zaman yang bukan hanya berlomba untuk berbuat baik, namun berlomba untuk mencari yang terhebat dalam menunjukkan kepedulian bagi kebaikan sesama.