Salah satu dosen Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya sedang memberikan materi sosialisasi
JAKARTA – Dalam memulai suatu usaha biasanya terlebih dahulu
melakukan rancangan bisnis untuk setiap potensi usaha yang ada disekitarnya.
Sebagai upaya berkelanjutan untuk terus berkontribusi terhadap masyarakat,
Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengadakan kegiatan
pemberdayaan kepada masyarakat Jatimurni, Bekasi (17/09).
Kegiatan Pengabdian kepada Masyakarat (PkM) ini merupakan kolaborasi antara Fakultas Teknobiologi, Program Studi Teknologi Pangan dan Bioteknologi, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen, Unika Atma Jaya. Kegiatan PkM tersebut dapat terselenggara berkat Hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek melalui Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Tahun 2023.
Kelompok masyarakat Jatimurni RT 003/RW 002, sudah
beberapa kali bermitra dengan Unika Atma Jaya dan untuk pertama kalinya
kegiatan berfokus pada pengolahan ikan dan peluang wirausaha, khususnya
mengenai potensi usaha ikan nila asap.
Masyarakat Jatimurni RT 003/RW 002 diketahui sebelumnya
telah membudidayakan ikan air tawar, salah satunya adalah ikan nila. Sehingga
pada kesempatan ini Tim PkM dari Unika Atma Jaya berbagi wawasan dan
meningkatkan keterampilan masyarakat mengenai proses pengolahan ikan nila
menjadi ikan asap serta peluang bisnisnya.
Rangkaian kegiatan PkM dimulai pada Minggu (17/09),
diikuti oleh ibu-ibu dan bapak-bapak dari berbagai latar belakang bidang
pekerjaan seperti karyawan swasta, wirausaha, maupun ibu rumah tangga.
Menghadirkan tiga dosen Unika Atma Jaya untuk memberikan penyuluhan yang
komprehensif dan terbagi dalam tiga sesi yaitu motivasi untuk berwirausaha,
proses pengolahan ikan nila menjadi ikan asap, dan pengetahuan mengenai
pengemasan produk.
Untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha, peserta
diberikan pemahaman tentang kewirausahaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan
gambaran dalam menjalankan suatu usaha, yang membutuhkan kemauan dan tekad yang
kuat. Ini guna mempersiapkan masyarakat dalam membuka usaha dan menangkap
peluang usaha.
Selain berupaya menumbuhkan motivasi berwirausaha, tim PkM Unika Atma Jaya memberikan materi mengenai nilai gizi yang terkandung dalam ikan, penanganan pasca panen, dan penyimpanan ikan, serta pengetahuan mengenai keamanan pangan yang diharapkan dapat membantu peserta untuk menghasilkan olahan produk ikan yang sehat, enak, dan aman dikonsumsi.
Pentingnya memperhatikan proses pengolahan ikan ini juga dibarengi dengan pemahaman dalam mengemas produk akhir. Masyarakat mendapatkan pemahaman tentang jenis-jenis kemasan dan peraturan pelabelan agar dapat menjadi bekal ketika menjalankan usaha nantinya.
Pembekalan materi pun berlanjut dengan praktik pembuatan ikan nila asap. Tim PkM Unika Atma Jaya memberikan penyuluhan bagaimana membuat ikan nila asap, pengemasan menggunakan kemasan vakum, dan pelabelan kemasan. Selain itu, juga akan diberikan pelatihan mengenai pemasaran produk, pencatatan keuangan, termasuk pengelolaan keuangan rumah tangga.
Foto bersama setelah penyuluhan
Pada kegiatan PkM kali ini, mayoritas peserta adalah ibu
rumah tangga atau karyawan yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun.
Sehingga informasi yang diperoleh oleh peserta menjadi wawasan yang berharga,
untuk membantu peserta mempertimbangkan berbagai peluang bisnis yang dapat
meningkatkan penghasilan mereka.
Diharapkan kegiatan ini akan memberikan manfaat positif
bagi warga RT 003/RW 02 Kelurahan Jatimurni dalam meningkatkan pemahaman mereka
tentang pengolahan ikan asap, dan mendorong potensi wirausaha di wilayah ini.
Tim PkM dari Unika Atma Jaya berkomitmen untuk terus
mendukung pemberdayaan masyarakat melalui berbagai inisiatif kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat yang bermanfaat.
Serta terus berupaya melakukan pendampingan bagi para
peserta yang bersungguh-sungguh untuk mempraktikkan semua pengetahuan dan
keterampilan yang telah diberikan dengan menjalankan wirausaha ikan nila asap.
Hal ini guna mendorong keberlanjutan dari kegiatan yang telah dilakukan, agar
tidak terhenti sampai berakhirnya kegiatan penyuluhan dan pelatihan saja.