ASK
ME

REGISTER
NOW

Satu Dekade Frans Seda Foundation: Unika Atma Jaya Dorong Kesehatan Indonesia Untuk Masa Depan Yang Sehat

5/6/2024



Jakarta, 1 Juni 2024 - Frans Seda Foundation (FSF) merayakan satu dekade pencapaiannya dalam acara bertajuk "Frans Seda Memorial Lecture: Gagasan & Semangat Frans Seda untuk Indonesia Emas 2045". Acara ini merupakan kolaborasi antara FSF dengan Universitas Katolik Indonesia (UAJ) dan dilaksanakan di Gedung Yustinus Lt. 14 Kampus Semanggi, UAJ pada Sabtu (01/06/2024).

 

Acara yang masuk sebagai rangkaian Dies Natalis UAJ ke 64 tahun juga dihadiri oleh Kepala Pusat Penelitian Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jusuf Kristianto, Managing Director Frans Seda Foundation, Stefanus Ginting, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp. S (K) selaku Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya beserta jajaran, para mahasiswa, dan para tamu rekanan.


 

“Pertama, saya mengucapkan selamat kepada Frans Seda Foundation, yang memasuki usia satu dekade ini dapat terus menghidupi semangat Bapak Frans Seda dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat baik di bidang pendidikan dan kesehatan. Di Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi topik hangat, dan menjadi perhatian kita bersama untuk meningkatkan kualitas kesehatan yang lebih baik,” ujar Jusuf Kristianto, Kepala Pusat Penelitian Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dalam sambutannya.

 

Rangkaian acara juga dibuka kata sambutan dari Bapak Stefanus Ginting, Managing Director Frans Seda Foundation. Stefanus menyampaikan rencana pengembangan FSF dan mendorong pelestarian semangat dan gagasan Frans Seda yang menekankan pada keadilan sosial, kesetaraan, serta pembentukan generasi muda melalui inisiatif pendidikan dan kesehatan.


 

"FSF mengusung tema sentral: ‘Building Bridges, Creating Opportunities’ yang tercermin dalam karya-karyanya dalam 10 tahun terakhir. FSF juga meluncurkan program baru yaitu International Research Collaboration Fellow Project dan pengembangan Frans Seda Collection yang telah diresmikan pada Desember 2021," ujar Stefanus.

 

Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Dr. dr. Yuda Turana, Sp. S(K), dalam sambutannya juga menegaskan terkait peranan UAJ sebagai institusi pendidikan yang memiliki Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) berkomitmen untuk terlibat dalam perkembangan kesehatan masyarakat, yang tentunya hal ini sejalan dengan misi dari pendiri UAJ.



“Frans Seda adalah sosok inspiratif bagi UAJ yang telah merintis berbagai terobosan dan jembatan yang membawa masyarakat pada sebuah perubahan serta kemajuan. UAJ sebagai salah satu karya nyatanya dalam semangat membangun masyarakat dan bangsa. Semangat, dan inspirasi itulah yang terus mendorong UAJ menjadi perguruan tinggi dengan akreditasi unggul, dan terus berkomitmen untuk mempersiapkan generasi muda yang unggul, professional, dan mengikuti perkembangan zaman,” ujar Prof Yuda, Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Komitmen tersebut juga diwujudkan dengan berbagai prestasi nasional dan internasional, salah satunya di tahun ini UAJ mendapatkan pengakuan Internasional menjadi PTS no 1 berdasarkan QS Ranking 2024 kategori employability dalam kesempatan para lulusannya.

 

UAJ adalah perguruan tinggi yang didirikan oleh Frans Seda. UAJ tidak diwariskan kepada garis biologis pendiri tetapi kepada kita semua. Warisan terbesar dari Frans Seda adalah buah pikiran yang inspiratif dimana melintasi zaman dengan gagasan, pikiran, dan semangatnya: 'Cinta Tuhan dan Tanah Air'.

Dengan mengusung salah satu keunggulan di bidang Kesehatan, yang didukung utamanya oleh Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan, Fakultas Psikologi dan Teknobiologi, Unika Atma Jaya telah menghasilkan banyak alumni yang berkarya di Tingkat nasional dan internasional.  

 

Fakultas kedokteran Unika Atma Jaya telah menghasilkan ribuan lulusan yang berkarya dan mengabdi memberikan layanan sebagai dokter di berbagai daerah, termasuk di Indonesia bagian Timur seperti NTT dan Papua. Perhatian bagi Pendidikan Dokter di bagian Indonesia Timur, salah satunya Papua dilakukan melalui Program Beasiswa Dokter untuk Papua, yang saat ini telah menghasilkan 51 lulusan. Mereka telah kembali ke tanah Papua dan berbakti bagi layanan kesehatan untuk masyarakat terpencil. Ini semua merupakan hasil dan bukti nyata semangat perjuangan Frans Seda.