Diskusi IPP Unika Atma Jaya: Pengguna KRL Minta Kebutuhan Publik Diutamakan
Jakarta, 27 Maret 2023 - Institute of Public Policy (IPP) Unika Atma Jaya menyelenggarakan Diskusi Brownbag Discussion tentang "Rencana Impor Kereta Pengganti Commuter Line dan Tantangan Penyediaan Layanan Transportasi Publik Jabodetabek", (Kompas, 27 Maret 2023 Pengguna KRL Minta Kebutuhan Publik Diutamakan - Kompas.id). Diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber, seperti Faela Sufa dari The Institute for Transportation and Development Policy, serta Gusti Raganata dari komunitas @krlmania. Namun, sayangnya, ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza, dan Vice President Corporate Secretary PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI), Anne Purba, tidak dapat hadir karena pada saat yang bersamaan tengah menghadiri Rapat Dengar Pendapat di DPR RI mengenai topik yang sama.
Penumpang kereta rel listrik relasi Jakarta Bekasi tengah bersiap berangkat menggunakan kereta rel listrik yang tiba di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/4/2019) siang.
Diskusi membahas tentang polemik mengenai rencana impor rangkaian kereta dari Jepang. PT KCI berencana untuk mengganti 29 rangkaian produksi lokal yang sudah tua dan harus dipensiunkan dengan membeli 10 rangkaian baru. Sementara itu, PT KCI telah menyetujui untuk membeli 16 rangkaian kereta dari PT INKA, namun pengiriman baru bisa dilakukan pada tahun 2025 dan 2026. Terdapat gap year antara kereta yang pensiun dengan selesainya pesanan dari PT INKA, sehingga hanya akan ada 69 rangkaian kereta yang tersisa. Konsumen akan mengalami kerugian karena kereta semakin penuh karena jumlah penumpang terus meningkat.
Faela Sufa, Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, mengatakan bahwa permintaan publik untuk gerbong KRL baru sangat penting dan harus dipenuhi. Jika PT Industri Kereta Api (INKA) belum bisa memenuhi permintaan tersebut, PT INKA harus mengimpor gerbong kereta bekas dalam jangka waktu tertentu dengan rencana pendukung berupa pergantian gerbong setiap beberapa tahun. Meskipun harga gerbong kereta bekas tersebut cenderung murah, biaya perawatannya jauh lebih tinggi, sehingga operator harus memeriksa kelaikan operasionalnya setiap hari. PT KCI dan pemerintah harus menaksir secara teliti terkait masa guna kereta bekas dan memperjelas rencana masa depan perkeretaapian nasional.
Komunitas KRL Mania juga menyatakan bahwa impor tak bisa ditunda lagi karena jika kereta-kereta yang sudah uzur tak diganti, hanya akan tersisa 69 rangkaian, yang akan berdampak pada semakin besarnya jumlah penumpang yang tidak terangkut. Karena itu, rencana impor harus terus berlanjut dengan perbaikan perencanaan pembaruan kereta untuk meningkatkan kualitas layanan KRL.