Rabu, 24 Juli 2024 bertempat di Ruang Seminar K2.02 Kampus Semanggi, Pos Sapa (Sahabat Perempuan dan Anak) Unika Atma Jaya mengadakan kegiatan talkshow dengan tema “Aku Pelindung, Bukan Pelaku” secara hybrid. Kegiatan talkshow kali ini mengenai isu kenyamanan perempuan dalam interaksi sosial, secara seksualitas dan gendernya, pada ruang publik terbatas, juga bertujuan untuk kick-off tema kampanye, meningkatkan kesadaran umum mengenai isu dimaksud, dan merekrut peserta untuk kegiatan selanjutnya. Hadir 60 orang peserta, 37 orang secara online dan 23 orang secara offline.
Acara dipandu oleh Diva Josephina (Mahasiswa FH UAJ) sebagai Master of Ceremony dan bapak Nugroho Adipradana (Dosen FH UAJ) sebagai dinamisator. Acara dibuka oleh kepala PPM Unika Atma Jaya, Bapak H. Y. Sutarno, kemudian dilanjutkan Ibu Weny Savitry selaku Ketua Pos Sapa.
Sharing session pada kegiatan ini disampaikan oleh Nadifa Larasati (Influencer/Alumni Fakultas Hukum UAJ) dan Ibu Tivana Arbiani Candini (Penyintas) yang membagi pengalaman kekerasan yang pernah dialami. Hal-hal yang dibahas antara lain: kapan terjadinya, siapa pelakunya, bagaimana bentuk kekerasan, respon yang diberikan kepada pelaku, dan bantuan yang didapatkan.
Kesimpulan dari Ibu Feronica (perwakilan Pos Sapa); pengaruh budaya patriarki kemungkin besar menjadi penyebab mengapa laki-laki bersikap memiliki kuasa untuk memperlakukan perempuan dan sikap perempuan sebagai korban yang diam ketika mengalami kekerasan. Dalam menyikapi isu-isu kenyamanan perempuan dalam interaksi sosial, secara seksualitas dan gendernya butuh kerjasama dari semua pihak. Bagaimana cara memperlakukan orang lain perlu diajarkan ke keluarga. Semua orang berpotensi menjadi korban. Sikap yang terlihat rapuh membuat kita menjadi sasaran (korban). Teknologi di jaman sekarang mempermudah terjadinya kekerasan dan membuat variasi bentuk kekerasan menjadi lebih beragam. Apabila pria ingin mendekati perempuan dan tidak disangka sebagai aksi kekerasan, ini tergantung pada caranya menyampaikan dan paham situasi/kondisi ketika memperlakukan perempuan.
Closing statement dari bapak Nugroho Adipradana; “Buat para perempuan yang menjadi penyintas, maafkan kami para laki-laki. Dan buat laki-laki, kemarin kami mungkin menjadi pelaku mudah-mudahan besok kami menjadi pelindung. Buat laki-laki yang ingin menjadi pelindung dapat mengikuti kelanjutan acara ini”