ASK
ME

REGISTER
NOW

KOLOKIUM FIABIKOM: BENARKAH MEDIA SOSIAL MENGANCAM DEMOKRASI?


Media sosial memiliki potensi untuk mengancam demokrasi karena dapat menyebarkan informasi yang salah dan memperkuat polarisasi di masyarakat. Platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan penyebaran berita palsu atau hoaks dengan cepat dan luas, sering kali tanpa pemeriksaan fakta yang memadai. Ini dapat menyebabkan misinformasi dan disinformasi yang mempengaruhi opini publik dan perilaku pemilih. Selain itu, algoritma media sosial sering kali memperkuat konten yang menimbulkan emosi kuat seperti kemarahan atau ketakutan, yang dapat memperdalam perpecahan sosial dan politik. Ketika masyarakat terpecah menjadi kelompok-kelompok yang saling tidak percaya, kemampuan untuk berdialog dan mencapai konsensus menjadi semakin sulit, yang pada akhirnya merusak proses demokratis.

 

Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat memperkuat demokrasi dengan cara memberikan suara kepada individu dan kelompok yang sebelumnya terpinggirkan. Platform ini memungkinkan partisipasi yang lebih luas dalam diskusi politik, akses yang lebih mudah ke informasi, dan mobilisasi untuk aksi kolektif. Misalnya, gerakan sosial seperti #MeToo dan Black Lives Matter mendapatkan momentum global melalui media sosial, mendorong perubahan sosial dan kebijakan. Dengan demikian, dampak media sosial terhadap demokrasi tidak sepenuhnya negatif atau positif; tergantung pada bagaimana platform ini digunakan dan diatur. Untuk memastikan media sosial mendukung demokrasi, diperlukan regulasi yang efektif, literasi digital yang kuat, dan kesadaran kritis dari pengguna terhadap informasi yang mereka konsumsi dan bagikan.

 

Mengingat pentingnya permasalahan yang terkait dengan media sosial dan demokrasi ini, maka pada hari Jumát 17 Mei 2024, bertempat di laboratorium kewirausahaan FIABIKOM Unia Atma Jaya dilangsungkanlah kolokium dengan judul: Benarkah Media Sosial Mengancam Demokrasi? Pembicara dalam kolokium ini adalah mbak Andina Dwi Fatma yang saat ini sedang menyelesaikan studi doktoral di Monash University, Australia. Banyak hal yang didiskusikan dalam acara kolokium yang berlangsung dengan santai namun ide-ide yang dikeluarkannya sangat berbobot. Semoga diskusi dalam kolokium ini dalam menambah wawasan kita bersama dengan fenomena media sosial dan demokrasi ini.