ASK
ME

REGISTER
NOW

Kolaborasi dan Apresiasi untuk Penguatan Karakter

1/12/2023 12:00:00 AM

Jakarta, 12 Januari 2023 - Sejak tahun 2020, Kemendikbudristek melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menyelenggarakan rangkaian Pekan untuk Sahabat Karakter (Pusaka). Kegiatan ini merupakan ajang apresiasi untuk seluruh pegiat penguatan karakter. Selama tiga tahun penyelenggaraan Pusaka, beragam kampanye dan upaya dilakukan untuk mengentaskan tiga dosa besar pendidikan dan penguatan karakter anak bangsa.

 

Kegiatan yang dikemas dalam format talkshow ini menghadirkan Rusprita Putri Utami, Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek; Adiatman, Penerima Apresiasi Kategori Sosok Inspiratif Cerdas Berkarakter; Tiny E. E. Kalempouw, Penerima Apresiasi Kategori Antiperundungan; dan Theresia I. Shanti, Penerima Apresiasi Kategori Anti Kekerasan Seksual yang juga merupakan Ketua Satgas PPKS Unika Atma Jaya sebagai narasumber.

 

Dalam kesempatan ini sebagai penerima apresiasi kategori anti kekerasan seksual, terima kasih diucapkan oleh Shanti atas dukungan Unika Atma Jaya dalam mewujudkan kampus yang merdeka dari Kekerasan Seksual, baik secara kebijakan maupun fasilitas penunjang.

 

Shanti mengungkapkan banyak sekali kekerasan seksual yang terjadi di perguruan tinggi, bahkan angka kasusnya paling tinggi diantara jenjang pendidikan lainnya. Dan banyak yang belum berani melaporkan karena masih belum percaya dengan sistem.

 

Beliau pun berharap dengan adanya dukungan pemerintah dan lembaga terkait, korban dapat lebih berani melaporkan tindak kekerasan seksual. “Dengan adanya implementasi Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual, dan didukung oleh Puspeka dan Kemendikbudristek, saya harap makin banyak korban-korban yang berani melaporkan tindak kekerasan seksual. Karena dengan demikian kita bisa menghentikan kekerasan seksual.”

 

“Masih banyak pemegang kebijakan yang belum berpikir bahwa hal-hal itu adalah kekerasan seksual. Karena itu edukasi tetap perlu dilakukan baik kepada mahasiswa maupun pemangku kepentingan lainnya.” tambah Shanti.

 

Penguatan tata kelola sangat membantu Satgas PPKS untuk dapat bekerja memberi edukasi dan pendampingan. Selain itu buku pedoman dan buku saku terkait kekerasan seksual menjadi alat praktis bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari hal-hal terkait kekerasan seksual, selain melalui sosialisasi dan edukasi.

 

Satgas PPKS Unika Atma Jaya berupaya untuk terus memberi sosialisasi dan edukasi hingga menjadi sebuah sistem tata kelola yang baik. “Seluruh mahasiswa harus mengikuti kegiatan sosialisasi dan edukasi serta harus mengikuti survei hingga kami dapat memahami bagaimana pemahaman mereka.” ucap Shanti dalam diskusi.

 

Aspek pembelajaran juga menjadi hal penting bagi Satgas PPKS. Dengan edukasi langsung dalam kurikulum harapannya memberikan kesadaran dan membentuk budaya aman belajar, serta turut membentuk pola pikir kesetaraan gender di kampus.

 

Untuk menciptakan situasi ‘zero tolerance’ terhadap kekerasan seksual harus melakukan kolaborasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus. “Kita juga harus mengkritisi pola pikir dan cara pandang kita, sehingga tidak bias gender.” tutup Shanti.