JAKARTA – Demensia
merupakan tantangan kesehatan global yang memerlukan pendekatan holistik dan
terintegrasi dalam penanganannya. Untuk menjawab kompleksitas kondisi ini, Alzheimer
Indonesia (ALZI), sebuah lembaga yang memiliki keahlian dalam memahami dan
mengatasi demensia telah menginisiasi program pelatihan dan pengembangan
kompetensi Care Navigator untuk penderita Orang Dengan Demensia (ODD)
yang perdana dilakukan dan didukung oleh Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya (UAJ).
Program yang bertajuk “Training
Care Navigator NARAZI (Navigasi Perawatan Alzheimer Indonesia) 2024” diselenggarakan
oleh ALZI di Gedung K lantai 2, Kampus Semanggi Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya (UAJ). Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari mulai dari Jumat
(02/02/2024) sampai dengan Sabtu (03/02/2024).
Kegiatan ini turut
dihadiri oleh Rektor UAJ sekaligus Pembina ALZI, Prof. Dr. dr. Yuda Turana,
Sp.S(K), Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, Bapak Pádraig Francis dan
Direktur sekaligus Pendiri ALZI, Ibu DY Suharya.
“Saya sangat bahagia dan
senang untuk kegiatan seperti ini karena yang kita lakukan bukan hanya
diperuntukkan untuk meningkatkan kompetensi tetapi juga output jangka
panjang diantaranya yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan baik untuk caregiver
dan lansia ODD,” ungkap Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K) dalam kata
sambutannya di acara tersebut.
Menurut Yuda kualitas
dari pasien Alzheimer sangat tergantung pada kualitas perawatannya. Kualitas
perawatan merupakan konteks yang penting karena penyakit Alzheimer bukan
penyakit yang dapat sembuh dalam hitungan hari.
Kolaborasi yang dilakukan
ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Care Navigator ODD melalui
sebuah program inovatif yang mencakup pendidikan, pelatihan, dan penyediaan
sumber daya yang relevan. Care Navigator sendiri adalah individu yang berperan
sebagai fasilitator dan membantu menavigasi perjalanan pendampingan ODD dan
keluarganya sebagai caregiver. Care Navigator juga turut
menghubungkan pihak ODD dan keluarganya kepada tenaga kesehatan ahli maupun
sistem perawatan kesehatan dan sosial yang terpadu.
Program ini didesain
secara khusus untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai
aspek demensia, termasuk gejala, perubahan perilaku, dan strategi perawatan
yang efektif. Program ini juga bertujuan untuk memberikan solusi konkret yang
dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.
Kegiatan yang diinisiasi
oleh UAJ dan ALZI ini juga turut diapresiasi oleh Duta Besar Irlandia untuk
Indonesia, Bapak Pádraig Francis. Dalam kata sambutannya, Pádraig menyampaikan
bahwa penyakit ini tidak menerima atensi yang besar dan cenderung disembunyikan
di dalam masyarakat. Kurangnya perhatian terhadap penyakit Alzheimer
dipengaruhi oleh stigma masyarakat yang menganggap bahwa Alzheimer hanya
merupakan penyakit alami yang dimiliki oleh sebagian kecil orang khususnya
lansia.
“Saya ingin menyampaikan
terima kasih dan pujian yang sebesar-besarnya terhadap semua pihak yang
terlibat atas segala upaya untuk meningkatkan kesadaran kita terhadap masalah
ini. Kedutaan Besar Irlandia bangga dapat berpartisipasi dalam pendanaan
program ini,” tutur Padraig dalam pembukaan kegiatan itu.
Melalui sinergi antara
UAJ dan ALZI, program kolaboratif ini diproyeksi tidak hanya memberikan manfaat
langsung bagi para pemerhati ODD, tetapi juga menghasilkan dampak yang lebih
luas dalam masyarakat. Dengan meningkatnya pemahaman dan keterampilan dalam
merawat ODD, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan peduli
terhadap individu yang terkena dampaknya.
Selain itu kolaborasi ini
juga memperkuat posisi UAJ dan ALZI sebagai pelopor dalam advokasi kesehatan mental
serta menekankan pentingnya dukungan yang komprehensif bagi mereka yang terkena
dampak demensia dan keluarga mereka. Dengan demikian, program kolaboratif ini bukan
hanya menjadi langkah awal dalam meningkatkan kompetensi Care Navigator saja,
tetapi juga menjadi contoh bagi upaya-upaya lanjutan dalam mengatasi tantangan
kesehatan masyarakat yang kompleks.