ASK
ME

REGISTER
NOW

Kepedulian Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) terhadap Kompetensi Care Navigator Alzheimer Indonesia

2/5/2024 12:00:00 AM


 

JAKARTA – Demensia merupakan tantangan kesehatan global yang memerlukan pendekatan holistik dan terintegrasi dalam penanganannya. Untuk menjawab kompleksitas kondisi ini, Alzheimer Indonesia (ALZI), sebuah lembaga yang memiliki keahlian dalam memahami dan mengatasi demensia telah menginisiasi program pelatihan dan pengembangan kompetensi Care Navigator untuk penderita Orang Dengan Demensia (ODD) yang perdana dilakukan dan didukung oleh Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ).

 

Program yang bertajuk “Training Care Navigator NARAZI (Navigasi Perawatan Alzheimer Indonesia) 2024” diselenggarakan oleh ALZI di Gedung K lantai 2, Kampus Semanggi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ). Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari mulai dari Jumat (02/02/2024) sampai dengan Sabtu (03/02/2024).


 

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Rektor UAJ sekaligus Pembina ALZI, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K), Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, Bapak Pádraig Francis dan Direktur sekaligus Pendiri ALZI, Ibu DY Suharya.

 

“Saya sangat bahagia dan senang untuk kegiatan seperti ini karena yang kita lakukan bukan hanya diperuntukkan untuk meningkatkan kompetensi tetapi juga output jangka panjang diantaranya yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan baik untuk caregiver dan lansia ODD,” ungkap Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S(K) dalam kata sambutannya di acara tersebut.

 

Menurut Yuda kualitas dari pasien Alzheimer sangat tergantung pada kualitas perawatannya. Kualitas perawatan merupakan konteks yang penting karena penyakit Alzheimer bukan penyakit yang dapat sembuh dalam hitungan hari.




Kolaborasi yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Care Navigator ODD melalui sebuah program inovatif yang mencakup pendidikan, pelatihan, dan penyediaan sumber daya yang relevan. Care Navigator sendiri adalah individu yang berperan sebagai fasilitator dan membantu menavigasi perjalanan pendampingan ODD dan keluarganya sebagai caregiver. Care Navigator juga turut menghubungkan pihak ODD dan keluarganya kepada tenaga kesehatan ahli maupun sistem perawatan kesehatan dan sosial yang terpadu.

 

Program ini didesain secara khusus untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai aspek demensia, termasuk gejala, perubahan perilaku, dan strategi perawatan yang efektif. Program ini juga bertujuan untuk memberikan solusi konkret yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.

 

Kegiatan yang diinisiasi oleh UAJ dan ALZI ini juga turut diapresiasi oleh Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, Bapak Pádraig Francis. Dalam kata sambutannya, Pádraig menyampaikan bahwa penyakit ini tidak menerima atensi yang besar dan cenderung disembunyikan di dalam masyarakat. Kurangnya perhatian terhadap penyakit Alzheimer dipengaruhi oleh stigma masyarakat yang menganggap bahwa Alzheimer hanya merupakan penyakit alami yang dimiliki oleh sebagian kecil orang khususnya lansia.

 


 

“Saya ingin menyampaikan terima kasih dan pujian yang sebesar-besarnya terhadap semua pihak yang terlibat atas segala upaya untuk meningkatkan kesadaran kita terhadap masalah ini. Kedutaan Besar Irlandia bangga dapat berpartisipasi dalam pendanaan program ini,” tutur Padraig dalam pembukaan kegiatan itu.

 

Melalui sinergi antara UAJ dan ALZI, program kolaboratif ini diproyeksi tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi para pemerhati ODD, tetapi juga menghasilkan dampak yang lebih luas dalam masyarakat. Dengan meningkatnya pemahaman dan keterampilan dalam merawat ODD, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan peduli terhadap individu yang terkena dampaknya.


 

Selain itu kolaborasi ini juga memperkuat posisi UAJ dan ALZI sebagai pelopor dalam advokasi kesehatan mental serta menekankan pentingnya dukungan yang komprehensif bagi mereka yang terkena dampak demensia dan keluarga mereka. Dengan demikian, program kolaboratif ini bukan hanya menjadi langkah awal dalam meningkatkan kompetensi Care Navigator saja, tetapi juga menjadi contoh bagi upaya-upaya lanjutan dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakat yang kompleks.