ASK
ME

REGISTER
NOW

Partisipasi Mahasiswa PBI Atma Jaya dalam Indonesian Cultures and Multiculturalism



Jakarta, 4 November 2022 - Mahasiswa PBI angkatan 2021 yang mengambil kelas ICM (Indonesian Cultures and Multiculturalism) berpartisipasi dalam acara kuliah umum yang diadakan secara luring. Judul webinar ini adalah Pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia sebagai Penutur Asing) di negara Jepang. Bagi yang belum tahu BIPA, BIPA adalah suatu program pembelajaran bahasa Indonesia yang dikhususkan kepada penutur asing yang ingin mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. Tujuan dari acara ini adalah agar mahasiswa PBI dapat mengetahui cara mengajar bahasa Indonesia bagi pelajar asal Jepang. Narasumber webinar kali ini adalah Bapak Petrus Ari Santoso, yang akrab dengan sapaan Pak Ari. Beliau adalah seorang pengajar BIPA di Universitas SFC Keio, Fujisawa, Jepang. 



Selama acara berlangsung, Pak Ari menceritakan pengalamannya dalam mengajarkan kosakata, tata bahasa, pelafalan, dan cara menulis dalam bahasa Indonesia kepada mahasiswa melalui kegiatan yang menarik. Salah satu contoh kegiatan pembelajarannya adalah mahasiswa ditugasi untuk membuat video berjudul Proyek Akhir Kohei. Dalam video tersebut, mahasiswa harus menjelaskan tantangan-tantangan dalam belajar bahasa Indonesia. Penjelasan disampaikan dalam bahasa Indonesia. Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk membuat sebuah ulasan tentang restoran Jepang dalam bahasa Indonesia, dimana nantinya akan ditanggapi oleh Pak Ari dan murid lainnya. 



Di samping mengajar bahasa, Pak Ari juga mengenalkan budaya dan makanan lokal Indonesia kepada murid-muridnya, misalnya dengan membawa aneka ragam gorengan (pisang goreng, tempe goreng, tahu goreng, molen, dll), serta mengajak mahasiswa ke satu-satunya warteg (warung tegal) di Jepang untuk menunjukkan cara orang Indonesia makan. Selanjutnya, beliau juga mengajarkan cara memainkan alat musik dan tarian tradisional khas Indonesia.



Dengan adanya kuliah umum ini, mahasiswa PBI semakin sadar bahwa bahasa Indonesia memiliki kesempatan menjadi salah satu bahasa dunia dan nilai budaya Indonesia tidak kalah pentingnya dengan budaya lain. Kita harus bangga dan menjaga keunikan bahasa dan budaya tanah air karena seperti bunyi sila ketiga, "Persatuan Indonesia", mencintai negara sendiri dengan sikap persaudaraan dengan sesama yang berbeda.