ASK
ME

REGISTER
NOW

MENUA DENGAN GEMBIRA: BUKU BARU ANDINA DWI FATMA


Di sela kesibukannya untuk menyelesaikan penelitian disertasi di Monash University, Australia, Andina Dwi Fatma, dosen program studi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya masih tetap produktif menulis berbagai karya yang dapat dinikmati oleh banyak pihak. Karya yang bisa membuka pikiran dan wawasan seseorang akan hal-hal remeh yang terjadi di sekitar kita. Hal-hal remeh tersebut, walaupun penting, seringkali terlewat dari perhatian kita karena berbagai kesibukan yang kita miliki. Sebagai seorang penulis novel yang handal, Andina dapat menceritakan berbagai hal yang terjadi di sekitar kita dengan bahasa yang enak, sehingga permasalahan rumit dapat dicerna dengan mudah lewat penceritaan yang baik.



Buku terbaru karya Andina Dwi Fatma ini berjudul “Menua dengan Gembira”. Buku ini telah di resesi di koran Kompas pada edisi Minggu 11 Jui 2023. Berikut cuplikan dari resensi tersebut ’Seperti pengakuan Andina Dwifatma, nama-nama Mahbub Djunaidi, Myra Sidarta, Bondan Winarno, Brouwer, dan Simon Carmigelt menjadi referensi dan inspirasi bagi dirinya dalam merampungkan esai pertamanya yang berjudul Menua dengan Gembira. Penulis novel Semusim,dan Semusim Lagi sekaligus pemenang Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta itu meletakkan kejenakaan, meminjam bahasa Jakob Oetama,sebagai identitas dalam arah dan format kepenulisannya saat mengomentari kumpulan buku Mahbub Djunaidi.Sembari menikmati keheningan kamar mandi, tidak membutuhkan ruang pribadi yang terkunci, dengan alunan musik yang geli, barangkali pembaca bisa berinteraksi dengan penulis dalam buku se-tebal 142 halaman ini. Ada fakta-fakta yang tertuang penuh gelitik, seperti memasang cermin di muka sendiri. Kehidupan sehari-sehari menjadi narasi yang kuattanpa menghilangkan delik substansi.Hidup di pinggiran Jakarta,dengan jarak tempat kerja d ipusat perkantoran Jakarta, banyak menyisakan ’ketergangguan’ bagi Andina. Dia melihat gaya-gaya bangunan mungil,nama-nama ’senja’ yang m-nempel di lapak-lapak warungkopi atau kafe dengan gejala budaya pop”. Semoga di kemudian hari semakin banyak dan beragam lagi karya-karya yang dihasilkan oleh Andina Dwi Fatma.