ASK
ME

REGISTER
NOW

PUBLIC LECTURE : ETHIC IN TOURISM

09/04/2013 00:00:00

 

 

 

Industri pariwisata merupakan industri yang perkembangannya sangat pesatdi dunia saat ini. Pertumbuhan dan perkembangannya berkaitan erat dengan pola perilaku berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Fenomena ini memunculkan masalah-masalah etika yang menarik untuk dibahas. Oleh karenanya prodi prodi Manajemen Hospitality dan Pariwisata Unika Atma Jaya menyelenggarakan public lercure tentang “Ethic in Tourism” dengan menampilkan Prof. Dr.  Aloisius A. Nugroho sebagai pembicara utama. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 28 Agustus 2013 bertempat di Aula D Unika Atma Jaya Semanggi:

 

"Industri Pariwisata, termasuk travel dan transportasi, sudah menempati peringkat kelima dalam bisnis internasional, setingkat dengan industri pertanian dan sesudah - secara berturut-turut- industri minyak bumi, telekomunikasi, peralatan komputer dan otomotif (Lomine, 2012: 201 dalam A. A. Nugroho)

 

Industri Pariwisata bukan hanya menjawab tantangan untuk meningkatkan pendapatan devisa dari pendapatan non-migas, tetapi juga membantu melepaskan ekonomi Indonesia dari ketergantungannya sejak zaman kolonial pada sektor primer atau sektor "ekstraktif", ketika sektor "sekunder" atau industri manufaktur belum membuat terobosan sehebat yang sudah terjadi di negara-negara Asia Timur, semisal Taiwan dan Korea Selatan. Kondisi ini menuntut agar industri pariwisata memperhatikan kewajiban etisnya lebih dari sekedar memenuhi kewajiban ekonomis semata.

 

Salah satu kasus yang menarik dalam kaitannya dengan Etika dan Pariwisata adalah masalah wisata seks. Para etikawan yang menganggap wisata seks sebagai praktik tidak etis di pihak industri pariwisata biasanya karena mereka mengaanggap wisata seks identik dengan prostitusi, padahal industri pariwisata bukanlah industri prostitusi. meskipun prostitusi adalah bisnis yang di banyak negara dianggap tidak melawan hukum, sejauh transaksi dijalankan oleh dua pihak yang sudah dewasa, bebas dan memiliki informasi cukup (free and well-informed parties), namun para etikawan lazimnya menganggap tidak etis, karena merupakan perilaku yang merendahkan martabat manusia (human dignity)."

 

Selain hal tersebut di atas, Prof. Aloisius juga memaparkan mengenai Wisata tragedi (dark tourism), disebut juga sebagai black tourism atau grief tourism. Wisata "enclave, disebut juga sebagai wisata eksklusif; Pelanggaran Hak Asasi beserta pandangan dari perspektif etika; Komoditisasi Kebudayaan Lokal, dimana terdapat masalah etis yang cukup penting berkaitan dengan lepasnya dari konteks makna spiritual unsur-unsur kebudayaan yang diperlakukan sebagai obyek konsumsi hasil produksi massa untuk kepuasan para wisatawan; Jejak Carbon yang berkaitan dengan kepedulian lingkungan ;Pariwisata dan Pascakolonialisme.

 

Kuliah Umum ini juga diwarnai pertanyaan para peserta yang hadir mengenai berbagai masalah etis dalam industri pariwisata yang terkait dengan isu-isu terkini di tanah air semisal tentang penyelenggaraan Miss World di Indonesia, komodifikasi agama sebagai bagian dari wisata rohani dan lain sebagainya. (Triaz  Prodi HTM 2012)