Prestasi membanggakan diraih oleh dua mahasiswa prodi Teknologi Pangan (Ferryawan Kurniady dan Lucia Idelia Ulina Tindaon) serta dua mahasiswa prodi Bioteknologi (Alberto Septian Wijaya dan Ryan Matthew) di ajang internasional yaitu The ProVeg Food International Challenge.Kompetisi internasional tersebut diselenggarakan oleh ProVeg Internasional. The ProVeg Food International Challenge diikuti oleh mahasiswa Fakultas Teknobiologi merupakan kompetisi inovasi pangan vegan. Kompetisi tersebut diikuti oleh 125 peserta dari 13 negara se-ASEAN. Pada kompetisi tersebut dilakukan seleksi menjadi 16 finalis. Para finalis yang mengikuti sesi mentoring oleh 8 perusahaan yang mencakup CPF (Chaeroen Phokpand Thailand), Nestle, Haofood, Unilever, Beyond Meat, Oatly, dan ProVeg.
Tim mahasiswa melakukan pemaparan dengan memperkenalkan tempe sebagai kearifan lokal Indonesia. Tempe memiliki sejuta manfaat, cita rasa yang khas, dan sering digunakan sebagai subtituen daging untuk produk vegan. Sistem penilaian kompetisi internasional tersebut dengan mengunakan vote. Dalam ajang internasional tersebut tim mahasiswa Fakultas Teknobiologi menoreh prestasi juara 2.
Tim Mahasiswa Fakultas Teknobiologi raih juara 2 pada The ProVeg Food International Challenge
Berikut penuturan keempat mahasiswa tersebut dalam mengikuti The ProVeg Food International Challenge,
Perlombaan ini mendorong kami untuk mengembangkan produk pangan fungsional dengan gizi yang menyehatkan, rasa yang enak, dan sustainable. Inovasi ini sekaligus membuat tempe menjadi produk Internasional. Selain itu, melalui sesi mentoring selama beberapa bulan dari pihak CPF Thailand, kami mendapatkan wawasan baru, seperti scale up proses produksi, strategi pemasaran, perbedaan perspektif konsumen antarnegara, hingga faktor-faktor kritis pada setiap tahapan produksi, pemasaran, dan penjualan.
Kami mendapatkan manfaat berupa koneksi Internasional. Kami membangun interaksi yang akrab dengan peserta lain yang berasal dari berbagai negara. Dengan demikian, pergaulan kami menjadi lebih luas dan lebih terbuka terhadap diversitas budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Antonius Suwanto, Ph.D. selaku dosen Fakultas Teknobiologi yang telah membimbing selama mengikuti kompetisi ini. Kami juga berpesan untuk mahasiswa lain supaya dapat mengikuti ajang serupa:
1. “The supreme art of war is to subdue enemy without fighting” ~Sun Tzu
Selalu pelajari situasi yang ada dan fleksibel dengan setiap dinamika kehidupan, ketahui setiap risiko yang mungkin akan dihadapi dan cara menanganinya. Inovasi yang ada perlu disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
2. “In the beginner’s mind there are many possibilities, in the expert’s mind there are few” ~Shunryu Suzuki
Jangan malu untuk bertanya dan berdiskusi bersama tim, sehingga semakin banyak ide yang bisa dieksplor.
3. “In the midst of chaos, there is also opportunity” ~Sun Tzu
Mengambil risiko pada hidup seringkali membuat kita enggan menjalaninya – cenderung memilih pilihan yang aman, pasti, dan stabil. Kita memerlukan pikiran visioner sekaligus analitis untuk melihat sesuatu tantangan ataupun kekurangan menjadi suatu kesempatan untuk berkarya.
4. “You didn’t come this far to only come this far”
Seringkali kita ingin menyerah di tengah jalan, tetapi tetaplah ingat bahwa dalam perjuangan ini kita tidak pernah sendiri karena pastinya akan ada orang di sekitar kita yang akan selalu mendukung kita.
5. “The lion doesn’t turn around when a small dog barks” ~African Proverb
Hindari menghiraukan hal negatif ataupun destruktif yang orang lain katakan, lakukan saja apa yang kamu bisa lakukan dan sebisa mungkin manfaatkan kekuatan masing-masing anggota kelompok kalian dengan baik, karena kerjasama tim itu penting.
6. “It is not enough to be busy… The question is: what are we busy about?” ~Henry David Thoreau
Acapkali ada dorongan untuk mengatakan bahwa tidak ada waktu untuk melakukan sesuatu, khususnya mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Ada pepatah mengatakan bahwa waktu adalah uang, maka uang ataupun waktu dapat diinvestasikan. Apabila kita mampu mendedikasikan sebagian dari waktu kita untuk berkarya, maka suatu saat investasi waktu tersebut menorehkan sejarah berarti bagi diri sendiri, keluarga, universitas, bangsa dan negara.
(ASW, FK, LIUT, RM, MC)